Harga Diprediksi Turun, Pupuk Diharapkan Lebih Terjangkau
Harga pupuk global cenderung melandai meskipun masih ada volatilitas karena kenaikan ekspor fosfat dari China serta kenaikan kapasitas produksi urea di Amerika Serikat. Petani diharapkan makin bisa menjangkau pupuk.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·2 menit baca
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Foto udara buruh tani mencabuti bibit padi yang berumur 15 hari untuk dipindahkan ke lahan pertanaman di Desa Sukamaju, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (24/8/2022). Petani mengeluhkan mahalnya harga pupuk pada awal Agustus 2022.
JAKARTA, KOMPAS — Keterjangkauan harga pupuk menjadi kunci dalam menjaga produktivitas pertanian nasional. Dengan perkiraan turunnya harga pupuk dunia sepanjang 2023, petani diharapkan dapat menjangkau pupuk komersial di tengah keterbatasan alokasi pupuk bersubsidi.
Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono, kecenderungan turunnya harga pupuk di pasar global dapat meningkatkan keterjangkauan pupuk, khususnya yang bersifat komersial atau nonsubsidi, bagi petani di dalam negeri. ”Pada prinsipnya, pupuk memicu peningkatan produktivitas. Kalau tidak ada pupuk, produktivitas terancam,” katanya saat ditemui setelah konferensi pers yang diadakan PT Pupuk Kaltim (Persero) di Jakarta, Rabu (29/3/2023).
Apabila harga pupuk meningkat, lanjut dia, ongkos produksi yang ditanggung petani turut naik. Kenaikan ongkos produksi itu bisa saja diimbangi dengan peningkatan harga pangan di hilir. Namun, pemerintah mesti menjaga keseimbangan harga di tingkat konsumen dan petani sebagai produsen.
Oleh karena itu, tren penurunan harga pupuk dunia dapat menjadi angin segar di tengah kurangnya alokasi pupuk subsidi. Dia memerinci, sepanjang 2023, total kebutuhan pupuk subsidi yang diajukan sekitar 25 juta ton. Akan tetapi, dengan anggaran berkisar Rp 24 triliun-Rp 25 triliun, alokasi pupuk subsidi hanya mencapai 9 juta ton.
Karena itu, pemerintah berupaya memperluas jangkauan jumlah petani yang menerima pupuk subsidi dengan mengurangi jumlah komoditas yang berhak mendapatkan pupuk subsidi serta memangkas jenis pupuk yang disubsidi. Bagi petani yang memiliki skala usaha mumpuni, penurunan harga pupuk komersial dapat menguntungkan.
Direktur Keuangan dan Umum PT Pupuk Kaltim (Persero) Qomaruzzaman menyebutkan, berdasarkan data yang dihimpun, harga pupuk dunia pada awal 2023 telah menurun sekitar 12 persen. ”Harga pupuk dalam negeri akan menyesuaikan,” ujarnya dalam konferensi pers.
Menurut Direktur Utama PT Pupuk Kaltim (Persero) Rahmad Pribadi, harga pupuk di pasar global menunjukkan tren yang melandai meskipun masih ada volatilitas. Tren harga yang menurun itu disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang berakhir. Dari sisi pasokan, ekspor fosfat dari China telah mencapai posisi 40 persen dari sebelum pandemi serta adanya kenaikan kapasitas produksi urea di Amerika Serikat.
Harga pupuk di pasar global menunjukkan tren yang melandai meskipun masih ada volatilitas.
Di dalam negeri, dia menggarisbawahi kestabilan pasokan gas bumi. Gas bumi merupakan bahan baku produksi urea dan amonia yang menjadi produk andalan perusahaan.
Sepanjang 2023, PT Pupuk Kaltim (Persero) menargetkan produksi amonia mencapai 2,768 juta ton, urea 3,399 juta ton, dan NPK 250.000 ton. Target ini bertujuan memenuhi 63 persen kebutuhan pupuk urea nasional. Adapun sepanjang 2022, perseroan telah memproduksi 2,7 juta ton amonia, 3 juta ton urea, dan 251.000 ton NPK.
LAILY RACHEV - BIRO PERS SEKRETARIAT PRESIDEN
Ketika melintasi Jalan Lingkar Baru Soreang seusai meninjau Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Senin, 6 Maret 2023, Presiden Joko Widodo meminta berhenti saat melihat sejumlah petani yang sedang memanen padi. Selain soal harga gabah, petani juga menyampaikan aspirasinya soal kesulitan mereka dalam mendapatkan pupuk.
Dengan capaian produksi itu, perusahaan membukukan laba Rp 14,59 triliun sepanjang 2022 atau dua kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Total pupuk yang terjual mencapai 4,51 juta ton, antara lain berupa amonia 940.000 ton, urea 2,9 juta ton, dan NPK 225.000 ton.
Di sisi hilir, Rahmad menyatakan, perseroan telah meningkatkan ekspor ke Australia, yakni dari 280.000 ton pada tahun 2021 menjadi 340.000 ton pada 2022. Australia menempati posisi teratas negara tujuan ekspor Pupuk Kaltim dengan pangsa sekitar 18 persen. ”Peningkatan ekspor ini disebabkan oleh pengakuan bebas kontaminasi biologis dari Australia. Imbasnya, produk pupuk kami tidak perlu dikarantina. Peningkatan ekspor pupuk ini penting untuk menjaga produksi gandum di Australia,” katanya.
Tren harga pupuk dunia saat ini relatif melandai dibandingkan dengan tahun lalu.
Secara umum, Senior Vice President Sekretaris Perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) Wijaya Laksana mengatakan, tren harga pupuk dunia saat ini relatif melandai dibandingkan dengan tahun lalu. ”Pasokan bahan baku seperti fosfat dan kalium juga berangsur normal. Pupuk Indonesia juga sudah mengamankan pasokan kedua jenis bahan baku tersebut hingga paling tidak akhir 2023,” katanya saat dihubungi, Rabu (29/3/2023).
Data International Fertilizer Association menunjukkan adanya kenaikan pangsa pasar pupuk di dunia sepanjang 2023. Perkiraan pertumbuhan pupuk berbasis nitrogen 2,2 persen, pupuk berbasis fosfat 4,4 persen, dan pupuk berbasis potasium/kalium 4,2 persen.