Budidaya Udang Senilai Rp 175 Miliar Diresmikan Presiden
Budidaya udang berbasis kawasan di Kebumen, Jawa Tengah, diresmikan. Budidaya semacam ini diharapkan bisa direplikasi di banyak wilayah.
Oleh
NINA SUSILO
·1 menit baca
JAKARTA,KOMPAS — Budidaya udang berbasis kawasan dengan produktivitas tinggi diharapkan bisa direplikasi di banyak wilayah di Indonesia. Salah satu lokasi budidaya udang berbasis kawasan ini diresmikan Presiden Joko Widodo di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023).
”Ini menjadi sebuah contoh dan bisa dikopi untuk provinsi yang lain, kabupaten yang lain,” kata Presiden saat peresmian.
Hadir pula dalam acara ini Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Pengelolaan budidaya udang yang modern ini, menurut Presiden, perlu menjadi contoh. Model budidaya udang vaname yang memerlukan kebersihan air dan manajemen detail perlu diterapkan di daerah-daerah lain. ”Di tambak udang yang berbasis kawasan ini telah diselesaikan 60 hektar yang akan menghasilkan udang satu hektarnya kurang lebih di atas 40 ton,” tambah Presiden Jokowi.
Kawasan budi daya udang ini, lanjut Presiden, menghabiskan anggaran Rp 175 miliar. Pembangunan kawasan budidaya udang ini dikerjakan Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai percontohan. Kompas mencatat luas kawasan percontohan ini mencapai 100 hektar di Kabupaten Kebumen.
Pada Senin (6/3/2023), Sakti Wahyu Trenggono di Jakarta mengatakan, tambak harus dikelola profesional. Dengan demikian, hasilnya pasti juga profesional.
Pembangunan percontohan budidaya udang berbasis kawasan menjadi salah satu jurus Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk meningkatkan produksi 2 juta ton udang pada tahun 2024. Saat ini, produksi udang baru 850.000-900.000 ton per tahun. Tahun 2022 ini saja, produksi udang nasional ditargetkan 1,2 juta ton.
Dengan peningkatan produksi ini, diharapkan nilai ekspor udang bisa mencapai 4,2 miliar dollar AS atau naik 250 persen hingga tahun 2024. Tahun 2020, volume ekspor udang tercatat 239.230 ton dengan nilai 2,04 miliar dollar AS.
Selain membangun percontohan budidaya udang berbasis kawasan, dilakukan juga revitalisasi tambak udang tradisional. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP TB Haeru Rahayu, Rabu (19/1/2023), menyebutkan, luas tambak udang tradisional saat ini 247.803 hektar atau 82,4 persen dari total luas tambak 300.501 hektar (ha). Revitalisasi tambak udang tradisional ditargetkan seluas 45.000 ha dengan lokasi di Sumatera Utara 10.000 ha, Nusa Tenggara 2.000 ha, Sulawesi 22.500 ha, dan Kalimantan 10.500 ha.