Hingga 3 Maret 2023 lalu, dana yang dihimpun dari pencatatan saham perdana 22 perusahaan sebesar Rp 11,2 triliun. Saat ini, terdapat 33 perusahaan dalam "pipeline" pencatatan saham Bursa Efek Indonesia.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tiga emiten baru yang masuk bursa pada hari ini, Rabu (8/3/2023), membukukan kenaikan harga yang signifikan. Dengan ketiga emiten baru itu, hingga hari ini sudah ada 26 emiten baru di Bursa Efek Indonesia. Selain ketiga emiten baru tersebut, masih ada lagi sekitar 30-an perusahaan yang berminat masuk bursa.
Salah satu emiten baru tersebut di atas adalah PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk. Harga sahamnya langsung naik 26,67 persen dari Rp 180 per saham menjadi Rp 228 per saham. Teknologi Karya merupakan perusahaan yang menyediakan solusi informasi berbasis telematika dan internet of things (IoT).
Perusahaan ini menawarkan 750.000.0000 saham setara dengan 25,42 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah initial public offering (IPO). Dari aksi korporasi ini, didapatkan dana publik sebesar Rp 135 miliar. “IPO ini menjadi starting line, bukan finish line bagi perusahaan untuk terus berkembang,” kata Direktur Utama Teknologi Karya Digital Nusa David Susanto.
Emiten baru lainnya adalah PT Saptausaha Gemilangindah Tbk yang bergerak pada sektor properti. Harga penawaran saham Sapta Gemilangindah sebesar Rp 100 per saham. Tidak lama setelah diperdagangkan pertama kalinya, saham sudah naik 35 persen menjadi Rp 135 per saham.
Saptausaha menerbitkan 1,61 miliar saham baru yang setara dengan 20,04 persen modalnya. Dana publik yang didapatkan sebesar Rp 161 miliar. Adapun dana yang didapatkan akan digunakan untuk membayar utang tanah sebesar Rp 113 miliar di Cibinong New City. Selain itu, akan digunakan untuk pengembangan proyek perumahan sebesar Rp 30 miliar dan membayar tanah baru senilai Rp 10 miliar. Sisanya akan digunakan untuk modal kerja.
Satu lagi, emiten yang baru masuk bursa adalah perusahaan pertambangan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. Emiten ini melepaskan 1,69 miliar saham kepada publik. Dengan mematok harga saham perdana pada harga Rp 220 per saham, dana yang diperoleh sebesar Rp 371,8 miliar.
“Dana hasil IPO akan digunakan untuk pembangunan intermediate stock pile dan dukungan infrastruktur dan operasional,” kata Direktur Utama Petrindo Jaya Kreasi Michael.
Harga sahamnya juga melonjak sebesar 24,55 persen menjadi Rp 274 per saham.
Terhimpun Rp 11,2 triliun
Dalam kesempatan terpisah, akhir pekan lalu, Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan, hingga 3 Maret lalu, dana yang dihimpun dari pencatatan saham perdana 22 perusahaan sebesar Rp 11,2 triliun.
“Saat ini, terdapat 33 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” kata Yetna.
Sedangkan dari surat berharga, telah diterbitkan 14 emisi dari 13 penerbit efek bersifat utang dan sukuk dengan nilai Rp 16,7 triliun. Selain itu, terdapat 13 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan right issue senilai Rp 13 triliun. “Saat ini ada 16 perusahaan tercatat dalam pipeline right issue,” papar Yetna lagi.