Pertamina Alihkan Suplai untuk Pastikan Pemenuhan Kebutuhan BBM
Alih suplai untuk kebutuhan BBM Jabodetabek dipasok Terminal BBM Tanjung Gerem (Banten), Terminal BBM Cikampek, dan Terminal BBM Ujung Berung (Jawa Barat). Kilang Balongan dan Cilacap juga menyuplai ke Tanjung Priok.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA, Raynard Kristian Bonanio Pardede
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemadaman api kebakaran di Integrated Terminal Jakarta di Plumpang, Jakarta Utara, yang terjadi Jumat (3/3/2023) malam, dilakukan selama tiga jam. Setelah itu, Pertamina (Persero) memastikan penyaluran bahan bakar minyak atau BBM beroperasi kembali, disertai alih suplai dari sejumlah terminal BBM lain.
Untuk memadamkan kebakaran tersebut, Pertamina bekerja sama dengan Suku Dinas Pemadam kebakaran dan Penyelamatan Kota Jakarta Utara dalam penanganan api di area pipa penerimaan BBM Integrated Terminal Plumpang.
Menurut data Pertamina, kebocoran pipa penerimaan BBM pertama kali diketahui pada pukul 19.33 WIB, diikuti kebakaran di area permukiman warga. Setelah itu, Pertamina menyatakan status keadaan darurat (emergency declare) hingga akhirnya api dapat dipadamkan pada pukul 22.43.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso, melalui siaran pers, Sabtu (4/3/2023), mengatakan, setelah lokasi dinyatakan aman, status darurat dicabut. ”(Kemudian), penyaluran BBM kembali dilakukan pada pukul 04.00 WIB sehingga pasokan BBM tidak terganggu,” ujarnya.
Kendati status darurat telah dicabut, imbuh Fadjar, Pertamina tetap mengantisipasi kebutuhan BBM di Jabodetabek dan sekitarnya dengan alih pasokan dari Terminal BBM Tanjung Gerem (Banten), Terminal BBM Cikampek, dan Terminal BBM Ujung Berung (Jawa Barat). Penyaluran BBM juga dilakukan dari Kilang Balongan (Indramayu) dan Kilang Cilacap melalui jalur laut ke Terminal BBM Tanjung Priok.
Pengalihan suplai ini dimaksudkan untuk memperkuat pasokan BBM. ”Upaya alih suplai ini diperlukan untuk memastikan pasokan BBM tetap terpenuhi bagi masyarakat,” lanjut Fadjar.
Pada Sabtu dini hari, bantuan logistik juga telah disalurkan ke empat posko penampungan, yakni Posko Koramil, Posko Kantor Lurah Tugu Selatan, Posko Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Rasela Rawa Badak, dan Kantor Kelurahan Rawa Badak Selatan. Bantuan logistik ini meliputi 60 dus air mineral, 200 paket makanan siap saji, 1.000 makanan ringan, serta ratusan kasur, selimut, dan masker.
Terkait korban, Pertamina masih melakukan pendataan bekerja sama dengan aparat dan pihak terkait untuk memastikan jumlah korban terdampak. ”Pertamina berkomitmen penuh untuk memberikan penanganan terbaik bagi warga, baik yang telah meninggal, warga luka di rumah sakit, maupun warga di lokasi pengungsian,” ucap Fadjar.
Terkait korban, Pertamina masih melakukan pendataan bekerja sama dengan aparat dan pihak terkait untuk memastikan jumlah korban terdampak.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI mencatat sudah terdapat 17 korban jiwa dan 50 korban luka-luka akibat peristiwa kebakaran di Integrated Terminal Jakarta. Semua jenazah dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramatjati, untuk diidentifikasi.
Selain itu, 1.085 orang mengungsi ke delapan tempat pengungsian. Mereka tersebar di markas PMI Jakarta Utara, Masjid As-Sholihin, Kantor Kelurahan Rawa Badak Selatan, Gedung Golkar Walang, Kantor Suku Dinas Tenaga Kerja dan Energi Jakarta Utara, Masjid Al-Muhajirin, Masjid Al-Kuroma, dan RPTRA Rasela.
Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Rofik Hananto, menyayangkan terjadinya insiden kebakaran di TBBM Plumpang itu. Menurut Rofik, Pertamina serta pihak terkait harus bertanggung jawab dan memastikan keselamatan dan keamanan warga yang tinggal di sekitar lokasi.
Di samping itu, ia meminta Pertamina memastikan pasokan BBM tetap aman. Sebab, dalam catatannya, TBBM Plumpang menyuplai sekitar 20 persen kebutuhan BBM harian di Indonesia, atau 25 persen dari total kebutuhan SPBU Pertamina.
Rofik juga menyinggung kejadian kebakaran kilang minyak milik Pertamina yang sebelumnya berulang kali terjadi, seperti Kilang Balikpapan pada Maret 2022. Dalam dua tahun terakhir ini sudah lima fasilitas migas milik Pertamina mengalami insiden kebakaran.
”Kami menyayangkan ini, apalagi insiden kebakaran bukan pertama kali di fasilitas migas. Ini terus berulang. Pertamina harus membenahi sistem pengamanan dan SOP (prosedur operasional standar) yang ada. (Lalu), investigasi mesti menyeluruh dan tuntas,” ucapnya.