Pertumbuhan Ekonomi Dorong Pendapatan Premi Industri Asuransi Umum
Pendapatan premi industri asuransi umum hingga triwulan keempat tahun 2022 mencapai Rp 90,1 triliun, bertumbuh 15,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 78,1 triliun.
Oleh
Mis Fransiska Dewi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Pasca pemerintah mencabut pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM di Indonesia sangat berdampak pada pertumbuhan premi industri asuransi Indonesia khususnya industri asuransi umum. Situasi ekonomi Indonesia berpengaruh terhadap pertumbuhan premi industri asuransi umum.
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), pendapatan premi hingga triwulan keempat tahun 2022 mencapai Rp 90,1 triliun, bertumbuh 15,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 78,1 triliun.
Sebagian besar lini usaha mencatatkan pertumbuhan positif, hanya dua lini bisnis asuransi umum yang membukukan pertumbuhan negatif pada triwulan keempat tahun 2022. Lini usaha yang mengalami pertumbuhan negatif yakni asuransi energy off shore dan asuransi surety ship.
Pertumbuhan premi tersebut banyak ditopang oleh pertumbuhan premi asuransi properti yang mencapai 17,3 persen selama 2022 sehingga mencapai Rp 26,2 triliun dari yang sebelumnya Rp 22,3 pada 2021. Hal ini dikarenakan meningkatnya kredit real estate, KPR & KPA, dan UMKM. Selain itu juga ditopang oleh meningkatnya permintaan dan harga jual properti komersial maupun properti residensial.
Asuransi kendaraan bermotor juga mencatat pertumbuhan tinggi yakni 15,7 persen secara tahunan sehingga menjadi Rp 18,1 triliun pada 2022 dari yang sebelumnya Rp 15,6 triliun pada 2021. Peningkatan premi lini usaha ini dipengaruhi tumbuhnya penjualan kendaraan bermotor dari roda dua maupun roda empat di tahun 2022.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (GAIKINDO) dan AISI mencatat jumlah peningkatan penjualan roda empat tumbuh sebesar 17,4 persen dibandingkan tahun lalu. Sementara pada kendaraan roda dua mengalami kenaikan sebesar 3,2 persen dibandingkan tahun 2021.
Dalam jumpa pers data industri asuransi umum triwulan keempat tahun 2022 di Jakarta, Selasa (28/2/2023), Wakil Ketua AAUI Bidang Applied Technology & Information Technology Doddy Dalimunthe mengungkapkan, pertumbuhan perekonomian Indonesia cukup baik sehingga berdampak positif pada pertumbuhan industri asuransi umum.
“Kenaikan premi 15,3 persen sudah menembus angka psikologi 10 persen. Kami menginginkan kembali dua digit seperti sebelum pandemi Covid-19 dan itu sudah berhasil walaupun pertumbuhan klaim lebih tinggi daripada premi. Target kami ke depan minimal sama dengan saat ini,” ujarnya.
Sementara untuk klaim industri asuransi umum sampai triwulan keempat tahun 2022 sebesar Rp 41,7 triliun dan tumbuh sebesar 36,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2021 yang mencatatkan Rp 30,1 triliun. Kenaikan klaim tersebut terjadi hampir semua lini usaha asuransi, tertinggi terjadi pada klaim asuransi kredit sebesar 65,3 persen dan asuransi properti sebesar 42,5 persen.
Sedangkan lini usaha yang mengalami penurunan klaim yaitu asuransi aviation, asuransi liability, asuransi surety ship, dan asuransi energy on shore. Rasio klaim dicatatkan pada tahun 2022 ini sebesar 46,3 persen, meningkat dibandingkan tahun lalu yang sebesar 39,3 persen.
Pangsa pasar terbesar pada pencatatan premi dari Industri asuransi umum pada triwulan keempat 2022 masih didominasi oleh asuransi properti 29 persen dan asuransi kendaraan bermotor dengan jumlah proporsi yang dicapai sebesar 20 persen. Kemudian untuk posisi ketiga yang mengisi pangsa pasar premi asuransi umum selanjutnya adalah asuransi kredit dengan proporsi sebesar 16 persen.
AAUI mencatat rasio klaim asuransi umum tahun 2022 tertinggi pada lini usaha kesehatan yakni 94,5 persen.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Lippo General Insurance (LGI) Agus Benjamin mengutarakan, pertumbuhan paling tinggi di LGI terjadi pada asuransi kesehatan yang meningkat double digit. Hal ini sangat mendukung kinerja perusahaan ditambah saat ini LGI fokus mengembangkan asuransi kesehatan seperti memberikan fasilitas konsultasi digital.
Agus mengatakan, di tengah situasi pasar yang ketat, sebagian klien membutuhkan asuransi. Mereka menyisihkan anggaran untuk membeli produk asuransi. Tingginya pertumbuhan asuransi kesehatan karena faktor pandemi Covid-19.
“Permintaan terhadap asuransi kesehatan meningkat seiring dengan GDP per kapita. Selain itu karena biaya berobat memang mahal. Selama Covid-19 bukan berarti biaya kesehatan turun. Orang yang berobat lebih sedikit tetapi biaya pengobatan tetap naik dari tahun ke tahun,” ucapnya saat dikonfirmasi.
Selain tingginya pertumbuhan asuransi kesehatan, asuransi properti dan asuransi kendaraan bermotor pada LGI juga mengalami peningkatan.
Dalam paparannya, data AAUI pada lini usaha asuransi yang menjadi salah satu pangsa terbesar yakni, asuransi kredit mengalami peningkatan di triwulan keempat tahun 2022. Asuransi kredit mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,5 persen pada tahun 2022.
Faktor utama yang mendukung pertumbuhan tersebut karena adanya komitmen pemerintah untuk terus memberikan penyaluran kredit kepada masyarakat. Tercatat pada data Bank Indonesia, pertumbuhan terjadi pada semua jenis kredit yang disalurkan oleh bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat pada 2022 dibandingkan 2021.
Dihubungi terpisah, Senior Ekonom Indonesia Financial Group (IFG) Progress Ibrahim Kholilul Rohman mengungkapkan, Indonesia merupakan negara yang cukup unik karena asuransi umum didominasi oleh asuransi kredit dibandingkan negara lain. Hal ini berimplikasi pada kualitas kredit perbankan. Relatif tingginya premi dari lini usaha kredit mengindikasikan bahwa aktivitas di sektor perbankan Indonesia memiliki keterkaitan dengan sektor asuransi melalui eksposur kredit perbankan yang cukup besar.
Tren tahun depan belum dapat diprediksi, tetapi angka klaim asuransi terus mengalami peningkatan akibat pandemi Covid-19 yang berdampak pada dunia usaha. Banyak perusahaan yang tidak mampu membayar kredit dan meningkatkan klaim di asuransi kredit.