Pendapatan Premi Industri Asuransi Umum Tumbuh 19,9 Persen
Pendapatan premi asuransi umum sampai dengan triwulan ketiga 2022 mencapai Rp 67 triliun, bertumbuh 19,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 55,8 triliun.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah menurunnya citra dan kinerja industri asuransi secara keseluruhan, industri asuransi umum masih mencetak pertumbuhan pendapatan premi pada triwulan ketiga tahun ini. Pertumbuhan ditopang oleh kinerja asuransi properti dan kendaraan bermotor seiring makin membaiknya permintaan di kedua sektor ini.
Mengutip data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), pendapatan premi sampai dengan triwulan ketiga 2022 mencapai Rp 67 triliun, bertumbuh 19,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 55,8 triliun.
Dalam jumpa pers paparan hasil kinerja triwulan ketiga 2022, secara daring, Jumat (16/12/2022), Wakil Ketua Bidang Statistik Riset dan Analisis AAUI Trinita Situmeang menjelaskan, pertumbuhan ekonomi yang kian membaik mendorong kinerja pendapatan premi industri asuransi umum.
”Penjualan dan pembiayaan properti terus membaik. Penjualan kendaraan bermotor juga meningkat. Ini juga berdampak pada peningkatan pendapatan premi industri asuransi umum,” ujar Trinita.
Pertumbuhan premi tersebut banyak ditopang oleh pertumbuhan premi asuransi properti yang mencapai 30,7 persen secara tahunan sehingga pada triwulan ketiga tahun ini mencapai Rp 20,57 triliun. Asuransi kendaraan bermotor juga mencatat pertumbuhan tinggi, yakni 19,4 persen secara tahunan sehingga menjadi Rp 13,04 triliun.
Baik asuransi properti maupun asuransi kendaraan bermotor merupakan kontributor terbesar di industri asuransi umum sehingga pertumbuhan keduanya pun turut mendorong pertumbuhan pendapatan premi industri asuransi umum. Asuransi properti menyumbang 30,8 persen dari total pendapatan premi industri asuransi umum. Adapun asuransi kendaraan bermotor menyumbang 19,5 persen dari total pendapatan industri asuransi umum.
Selain itu, berbagai jenis produk asuransi umum lainnya juga mencatat pertumbuhan seperti asuransi kargo kapal, asuransi kredit, asuransi kesehatan, dan asuransi kecelakaan pribadi. Namun, ada juga yang mencatat penurunan pendapatan, seperti asuransi penerbangan dan asuransi tambang minyak yang berada di daratan.
Di sisi lain, klaim industri asuransi umum hingga triwulan ketiga 2022 mencapai Rp 27,5 triliun atau bertumbuh 25,2 persen secara tahunan. Kendati demikian, kecukupan modal industri asuransi umum masih tercukupi. Hal ini tecermin dari rasio kecukupan premi dan hasil investasi terhadap pembayaran klaim dan biaya umum yang mencapai 184,9 persen, atau berada di atas ambang batas minimal, yakni 120 persen.
Dengan berbagai kinerja positif ini, industri asuransi umum masih mencetak laba setelah pajak pada triwulan ketiga tahun ini sebesar Rp 5,3 triliun atau bertumbuh 13,1 persen secara tahunan.
Direktur Eksekutif AAUI Bern Dwyanto mengatakan, kendati tahun depan diprediksi terjadi pelambatan ekonomi global dan tidak menutup kemungkinan menular ke dalam negeri, Bern memilih untuk optimistis. Ia mengatakan, berbagai indikator ekonomi saat ini juga menunjukkan perekonomian Indonesia masih baik dan bisa dipertahankan hingga masa mendatang.
”Kami memilih untuk tetap optimistis dan melihat peluang yang ada di tahun mendatang. Ada celah peluang kebutuhan proteksi harta benda yang bisa kami coba gali potensinya,” ujar Bern.