Tanpa Eksplorasi, Keberlanjutan Migas Bisa Terancam
PT Pertamina EP berupaya meningkatkan aktivitas eksplorasi. Pasalnya, jika hal tersebut tidak dilakukan, keberlanjutan minyak dan gas bumi berpotensi terancam.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI
Ilustrasi pengeboran sumur minyak
JAKARTA, KOMPAS — PT Pertamina EP, produsen minyak dan gas bumi ketiga terbesar di Indonesia, berupaya meningkatkan aktivitas eksplorasi. Pasalnya, jika hal tersebut tidak dilakukan, keberlanjutan minyak dan gas bumi berpotensi terancam di tengah menurunnya produksimigas secara alamiah.
Direktur Utama PT Pertamina EP sekaligus Direktur Subholding Upstream Regional Jawa Wisnu Hindadari dalam silaturahmi dengan para pemimpin media massa di Jakarta, Selasa (7/2/2023), mengatakan, pihaknya menerapkan strategi eksplorasi agar didorong untuk dilakukan secara masif. Hal tersebut penting karena menyangkut masa depan Pertamina.
”Tanpa ada eksplorasi, sustainability (keberlanjutan minyak dan gas bumi) kita hanya 6,8 tahun. Kawan-kawan di eksplorasi akan mencari di mana potensi-potensi hidrokarbon ini. Temuan signifikan sangat kita perlukan. Dan setelah ketemu (temuan cadangan), bagaimana untuk mempercepat monetize (menghasilkan jadi uang),” ujar Wisnu.
Wisnu menambahkan, sekitar 10 tahun lalu, pembicaraan terkait cadangan migas berkisar 9-10 tahun, tetapi saat ini menjadi 6,8 tahun. ”Kami inginnya 7 tahun, tetapi tidak tercapai. Jadi, harus masif untuk mencari penambahan cadangan dengan pekerjaan eksplorasi. Namun, saat ini sudah ada dukungan SKK Migas yang sudah mulai aware terhadap tambahan cadangan,” ujarnya.
Tak dimungkiri, imbuh Wisnu, Indonesia sedikit terlena dengan bagaimana upaya menaikkan produksi tanpa memikirkan cadangan. Akan tetapi, SKK Migas untuk tahun 2023 sudah menaikkan target investasi guna eksplorasi sekitar dua kali lipat. Ia pun meyakini di wilayah kerja dengan eksplorasi masif, produksi pasti akan meningkat dalam 3-5 tahun.
”Artinya, kalau kita mau mengejar (produksi) 1 juta barel per hari pada 2030, saatnya kita mencari pundi-pundi itu. Tanpa adanya cadangan, mau teknologi seperti apa pun, pasti turun. Kami sedang studi karena di sisi lain, (dalam eksplorasi) harus hati-hati juga (ada risiko). Jadi, cadangan sebenarnya ada, tetapi persisnya di mana yang tidak tahu,” tutur Wisnu.
Dalam menemukan cadangan migas, teknologi sangatlah berperan, salah satunya dengan teknologi seismik. Apabila dulunya hanya seismik 2D, kini telah terdapat 3D. Akan tetapi, untuk mengetahui pasti, harus tetap dibor sehingga tetap terdapat risiko.
Terkait kinerja eksplorasi Pertamina EP, pada 2022 terdapat tujuh sumur pengeboran sumur yang sudah dirilis dan satu masih berlangsung (on going). Sementara temuan sumberdaya 2C (cadangan kontingensi sedang) yakni 129,24 juta barel setara minyak (MMBOE). Selain itu, realisasi akusisi seismik 2D yakni 83 kilometer (km) dan 3D yakni 275 km persegi.
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA
Suasana silaturahmi pimpinan dan manajemen Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina dengan para pemimpin media massa di Jakarta, Selasa (7/2/2023). Direktur Utama PT Pertamina EP Wisnu Hindadari mengatakan, upaya meningkatkan produksi perlu disertai pengeboran eksplorasi migas yang masif.
Sementara itu, realisasi produksi minyak Pertamina EP, dari seluruh wilayah kerja (WK) yang tersebar dari Aceh hingga Papua, pada 2022 sebesar 70.170 barel per hari atau menurun dari tahun 2021 yang 71.392 barel per hari. Sementara produksi gas pada 2022 yakni 848,93 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), menurun dari tahun 2021 yang 889,79 MMSCFD.
Adapun realisasi produksi minyak pada 2023 ditargetkan sebesar 71.644 barel per hari dan gas 846,76 MMSCFD. ”Target tersebut meningkat 18 persen dari target tahun sebelumnya. Sebab, pada 2023 insya Allah kami bisa memperbaiki fasilitas kami. Pada 2023 pipa pada OSES (PHE Offshore Southeast Sumatra/PHE OSES) dan ONWJ (Offshore North West Java),” kata Wisnu.
Senior Manager Relations Subholding Upstream Regional 2 Jawa Pertamina Agus Suprijanto menambahkan, secara umum, pencapaian Pertamina EP dan Pertamina Regional 2, baik dalam memproduksi minyak, gas, dan sumur eksplorasi maupun pengembangan, relatif baik. ”Karena itu, pada 2023 kami akan tetap beraktivitas dengan target lebih tinggi,” ujarnya.
Sebelumnya, dalam paparan capaian kinerja 2022, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menuturkan, pengeboran sumur eksplorasi tahun 2022 sebanyak 30 sumur atau meningkat 7 persen dibandingkan padaa tahun 2021. Sementara itu, investasi eksplorasi pada 2022 sebesar 0,8 miliar dollar AS atau meningkat 33 persen dibandingkan pada tahun 2021.
Adapun investasi eksplorasi pada 2022 telah pulih pasca-Covid-19, bahkan menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir. ”Sementara target investasi pada 2023 sebesar 1,7 miliar dollar AS atau meningkat 112 persen,” ujar Dwi.