BI: Pertumbuhan Ekonomi 2022 Ditopang Hampir Seluruh Komponen PDB
Bank Indonesia menilai pertumbuhan ekonomi 2022 ditopang oleh hampir seluruh komponen produk domestik bruto, yakni konsumsi rumah tangga, ekspor, dan investasi.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·2 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)
Lanskap perumahan yang dikembangkan Sinar Mas Land di BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (26/1/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Bank Indonesia menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 yang mencapai 5,31 persen secara tahunan ditopang oleh hampir seluruh komponen perhitungan produk domestik bruto. Komponen itu antara lain konsumsi rumah tangga, ekspor, dan investasi.
Mengutip Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan keempat mencapai 5,01 persen. Adapun pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2022 mencapai 5,31 persen secara tahunan. Capaian pertumbuhan ekonomi 2022 ini lebih tinggi dibandingkan 2021 yang sebesar 3,70 persen.
”Pertumbuhan ekonomi yang kuat pada 2022 didukung oleh hampir seluruh komponen PDB dari sisi pengeluaran,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangannya, Senin (6/2/2023) malam.
Konsumsi rumah tangga bertumbuh 4,48 persen secara tahunan sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat karena makin melandainya jumlah kasus Covid-19 pada 2022. Pertumbuhan konsumsi ini juga didorong oleh aktivitas perayaan harian besar keagamaan nasional dan penyaluran bantuan sosial.
Kinerja ekspor juga mencatat pertumbuhan 14,93 persen secara tahunan. Ini didorong tingginya harga komoditas dan permintaan mitra dagang utama. Selain itu, komponen investasi juga mencatatkan pertumbuhan 3,33 persen secara tahunan. Pertumbuhan investasi non-bangunan juga tetap tinggi sejalan dengan kinerja ekspor.
Sementara itu, konsumsi pemerintah menjadi komponen penyumbang penurunan karena kontraksi 4,77 persen secara tahunan. Namun, hal ini menurut BI, lebih dipengaruhi oleh penurunan belanja barang untuk biaya Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) seiring dengan kondisi pandemi yang terus membaik.
Ke depan, kata Erwin, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 diperkirakan tetap kuat pada kisaran 4,5-5,3 persen. Pertumbuhan akan didorong oleh peningkatan permintaan domestik, baik konsumsi rumah tangga maupun investasi. Perkiraan tersebut sejalan dengan naiknya mobilitas masyarakat pascapenghapusan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, membaiknya prospek bisnis, meningkatnya aliran masuk penanaman modal asing, serta berlanjutnya penyelesaian proyek strategis nasional.
Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman, mengatakan, faktor utama pertumbuhan ekonomi 2022 yang tinggi adalah makin melonggarnya pembatasan sosial karena jumlah kasus Covid-19 yang kian menurun dan terkendali. Dampaknya, aktivitas ekonomi masyarakat kembali menggeliat sehingga meningkatnya konsumsi masyarakat.
Di saat yang sama, Indonesia mendapatkan keuntungan dari harga dunia yang tengah meningkat dari komoditas energi. Hal ini turut meningkatkan kinerja ekspor Indonesia sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pengendalian inflasi yang cepat dan tingkat konsumsi masyarakat yang masih kuat dan ditopang momentum liburan Tahun Baru membuat pertumbuhan ekonomi di triwulan keempat masih positif.
Pertumbuhan ekonomi di triwulan keempat awalnya sempat diperkirakan akan melambat setelah kenaikan harga bahan bakar minyak di pengujung triwulan ketiga yakni pada September 2022. Kenaikan harga BBM yang bisa memicu inflasi sempat dikhawatirkan menurunkan daya beli masyarakat. Namun, pengendalian inflasi yang cepat dan tingkat konsumsi masyarakat yang masih kuat dan ditopang momentum liburan Tahun Baru membuat pertumbuhan ekonomi di triwulan keempat masih positif.
Untuk perekonomian pada 2023, Faisal memperkirakan pertumbuhannya akan mencapai 5,04 persen. Pertumbuhan akan banyak didorong motor perekonomian domestik, seperti konsumsi dan investasi. Adanya penyelenggaraan pemilu di 2024 membuat gelontoran dana aktivitas politik meningkat sehingga bisa meningkatkan konsumsi masyarakat.
Adapun rencana China untuk membuka kembali aktivitas ekonominya bisa ikut mendongkrak naik kinerja ekspor Indonesia. Sebab, China merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia.