PT Chandra Asri Petrochemical Tbk mengakuisisi entitas anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk senilai Rp 3,24 triliun. Chandra Asri berharap langkah itu menopang pertumbuhan bisnis perusahaan.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- PT Krakatau Sarana Infrastruktur yang merupakan anak usaha dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk pada 30 Desember 2022. Proses tersebut dilanjutkan dengan perjanjian para pemegang saham pada Selasa (3/1/2023).
“Kerja sama ini merupakan rangkaian dari proses divestasi saham KSI (PT Krakatau Sarana Infrastruktur) pada anak-anak usahanya, yaitu PT Krakatau Daya Listrik (KDL) dan PT Krakatau Tirta Industri (KTI),” kata Direkur Utama PT Krakatau Sarana Infrastruktur Agus Nizar Vidiansyah dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (4/1/2022).
Dalam perjanjian tersebut, ada rencana Chandra Asri membeli saham PT KSI di KDL sebanyak 70 persen serta di KTI sebanyak 49 persen. Nilai pembelian saham dua perusahaan tersebut mencapai Rp 3,24 triliun.
Agus Nizar menambahkan, pembelian saham tersebut akan dilakukan setelah masing-masing pihak, baik KSI maupun Chandra Asri, telah memenuhi kondisi prasyarat sesuai dengan hal yang telah disepakati dalam perjanjian tersebut.
Divestasi anak usaha KSI dilakukan antara lain untuk keperluan pemenuhan kewajiban KSI sesuai dengan perjanjian kredit restrukturisasi dengan kreditor. Selain itu, divestasi ini juga untuk mewujudkan sinergi bisnis antara Chandra Asri dengan Krakatau Steel Group.
Sementara itu, Presiden Direktur Chandra Asri Erwin Ciputra mengatakan, Chandra Asri sangat antusias dalam mengeksekusi merger dan akuisisi ini untuk memposisikan Chandra Asri pada pertumbuhan bisnis yang menguntungkan. Erwin juga mengatakan, pihaknya berharap kerja sama antara Chandra Asri dengan KSI maupun Krakatau Steel Group dapat terjalin lebih baik lagi.
Baik KDL maupun Chandra Asri saat ini juga mengimplementasikan bisnis hijau. KDL pada tahun lalu meluncurkan pembangkit listrik tenaga surya di beberapa kawasan di Cilegon, Banten. Chandra Asri saat ini juga mengimplementasikan transisi energi hijau sebagai dukungan terhadap Nationally Determined Contribution.
Arkora
Sementara itu, pengambilalihan saham juga terjadi pada emiten pembangkit listrik energi terbarukan PT Arkora Hydro Tbk. Arkora mengambil alih saham anak usahanya, yakni PT Arkora Kalimantan Energi Hijau.
Pengambilalihan saham tersebut dilakukan oleh anak usaha lainnya, yakni PT Arkora Hidro Tenggara dan PT Arkora Bakti Indonesia. Semua pihak telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat.Nilai transaksi tersebut Rp 2,499 miliar.
Akora Kalimantan Energi Hijau mengembangkan potensi pembangkit listrik tenaga air berskala besar. “Serta melakukan konstruksi tenaga listrik sampai pada tahap pembangkit listrik beroperasi secara komersial,” demikian penjelasan dari manajemen Arkora.
Saat ini, Arkora Kalimantan Energi Hijau telah memiliki izin prinsip dan izin lokasi di Kalimantan Barat yang berpotensi untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga air berskala besar dengan kapasitas 50 MW.