Pada 3 Januari 2022, harga batubara 157,5 dollar AS per ton. Sementara pada (23/12/2022) harga batubara untuk kontrak Januari di pasar ICE Newcastle sudah mencapai 370,5 dollar AS per ton.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
Sampai menjelang tutup tahun 2022 ini, indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia yang paling berjaya adalah sektor energi. Kenaikan harga komoditas energi, khususnya batubara, membuat harga saham emiten batubara melambung. Indeks sektor energi naik 103 persen menjelang pasar saham bertransaksi terakhir pada 2022.
Pada 3 Januari 2022, harga batubara 157,5 dollar AS per ton. Sementara pada (23/12/2022) harga batubara untuk kontrak Januari di pasar ICE Newcastle sudah mencapai 370,5 dollar AS per ton. Sudah naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan awal tahun.
Berbagai faktor, seperti geopolitik di Rusia yang memangkas pasokan gas dan permintaan semakin tinggi setelah pandemi mereda, ikut mendongkrak harga batubara.
Meskipun diperkirakan pada tahun depan harga batubara akan sedikit menurun, emiten pada sektor batubara terus melakukan ekspansi pada 2022 ini. Emiten yang termasuk dalam Grup Sinar Mas, misalnya. PT Dian Swastatika Tbk melalui anak usahanya mengakuisisi 20 persen saham tambang Stanmore SMC Pty Ltd Australia sehingga Dian memiliki Stanmore 100 persen. Nilai transaksi pembelian ini mencapai Rp 5,7 triliun.
Perusahaan investasi PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk mengakuisisi tambang PTT Mining Ltd Hongkong. Astrindo saat ini memiliki saham PTT 100 persen. PTT merupakan pemilik konsesi tambang batubara berkualitas 5.200 sampai 5.700 kkal per kilogram. Astrindo juga akan membeli saham PT Arutmin Indonesia yang akan selesai tahun depan.
Tidak hanya itu, ABM Investama Tbk membeli 30 persen saham PT Golden Energi Mines Tbk yang merupakan perusahaan tambang batubara yang berada di bawah Grup Sinar Mas.
Harga saham emiten pertambangan juga melonjak pesat pada tahun ini. Beberapa saham bahkan membukukan kenaikan harga lebih dari 100 persen dalam tahun ini.
Menjelang tutup tahun, kenaikan paling tinggi dicapai PT Adaro Minerals Indonesia Tbk yang naik 1.585 persen hingga penutupan perdagangan pada (28/12/2022). Ada pula emiten yang baru saja memecahkan harga nominal sahamnya, PT Bayan Resources Tbk (706,48 persen), PT Rukun Raharja Tbk (416,48 persen), PT RMK Energy Tbk (323,4 persen), PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (226 persen), PT Eterindo Wahanatama Tbk (220 persen), PT Energi Mega Persada Tbk (186,27 persen), PT Bumi Resources Tbk (144,78 persen), PT Medco Energi Internasional Tbk (126,39 persen) PT Mitrabara Adiperdana Tbk (100,69 persen), PT Garda Tujuh Buana Tbk (106,67 persen), dan PT Petrosea Tbk (106,45 persen).
Apakah sektor energi khususnya emiten baru bara masih akan menjadi jagoan pada tahun 2023, tentu para investor harus terus mencermatinya.