Kesadaran Memiliki Hak Kekayaan Intelektual Masih Rendah
Tahun 2020, hanya 1,8 persen pelaku ”intellectual property” lokal yang memiliki hak kekayaan intelektual. Pemerintah terus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap hal ini.
Oleh
Velicia
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tingkat kepemilikan hak kekayaan intelektual atau HKI oleh pelaku usaha di dalam negeri masih sangat rendah. Oleh karena itu, pemerintah berupaya mendorong kesadaran masyarakat dan pelaku usaha terkait hal itu.
Direktur Pengembangan Kekayaan Intelektual Industri Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Robinson Sinaga menjelaskan, berdasarkan data tahun 2020, hanya 1,8 persen dari total pelaku usaha lokal yang memiliki HKI. Artinya, sekitar 98 persen belum mempunyai HKI. Rasio ini turun drastis dari tahun 2016, yakni mencapai 11,05 persen memiliki HKI dan 88,95 persen tidak memiliki HKI.
”Terdapat tiga penyebab HKI ini rendah. Pertama, menurut salah satu studi, di negara-negara berkembang, mungkin termasuk Indonesia, serta ketika kami sosialisasi ke daerah-daerah, kami menemukan masih banyak masyarakat yang tidak paham tentang HKI, pun banyak dosen hukum tidak mengerti HKI,” kata Robinson dalam acara Business Matching dan Seminar Produk Kekayaan Intelektual Lokal yang digelar secara hibrida, Rabu (21/12/2022).
Kendala berikutnya terkait biaya. Robinson menyebutkan, perlu biaya untuk mendapatkan HKI. Untuk pendaftaran merek, misalnya, diperlukan biaya sekitar Rp 1.800.000.
Perihal penegakan hukum juga jadi kendala lain. ”Ada masyarakat yang mengatakan sudah lelah mengeluarkan uang untuk mengurus HKI, tetapi ketika dibajak orang, tidak ada yang peduli,” ujarnya.
Kemenparekraf pun terus melakukan sosialisasi dan literasi kepada masyarakat. Jika tidak memiliki biaya, kata Robinson, Kemenparekraf menyediakan fasilitas pendaftaran HKI gratis serta diurus oleh Kemenparekraf.
Robinson hadir secara daring dalam kegiatan yang diselenggarakan mulai Rabu hingga Kamis (21-22/12/200), di area mezanin Kementerian Perdagangan, Gambir, Jakarta Pusat.
Terdapat enam pelaku usaha terkait kekayaan intelektual atau intellectual property (IP) yang hadir dalam pameran business matching ini, yakni Toge Productions, pengembang dan penerbit video gim sejak 2019 yang berbasis di Indonesia; Pionicorn, agensi kreatif IP yang menaungi beberapa IP dan IP partner, seperti KKN di Desa Penari dan Si Juki.
Lalu ada UMN Pictures, yang menyediakan beberapa studio gim, animasi, film, animasi film pendek, dan profil perusahaan untuk iklan televisi; commercial tv company profile; Bumilangit; Letsplay Indonesia; serta re:ON Comics, penerbit komik lokal asli Indonesia.
Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kasan mengatakan, produk IP lokal juga bagian dari ekonomi digital di Indonesia yang saat ini menjadi salah satu tren baru dalam dunia bisnis kreatif.
Mengutip data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), pendapatan global dari karakter dan entertainment licensing bernilai cukup signifikan, sekitar 275 juta dollar AS.
”Nilai tersebut diperkirakan akan meningkat hingga lebih kurang 385 juta dollar AS di enam tahun mendatang. Namun, disayangkan bahwa masih banyak pelaku usaha dalam negeri menggunakan IP kreatif yang berasal dari luar negeri,” ujarnya.
Pemanfaatan IP bagi pelaku usaha atau pemilik merek merupakan salah satu strategi promosi dalam pencitraan produk yang dimilikinya melalui strategi pendekatan emosional bagi para konsumen.
Sementara bagi produsen, pemanfaatan IP oleh pelaku usaha akan memberikan nilai tambah, tidak hanya secara ekonomi, tetapi juga memberikan apresiasi terhadap esensi dari karya intelektual yang dihasilkan oleh seseorang.
”Oleh karena itu, industri IP lokal Indonesia yang memiliki potensi cukup besar semestinya kita terus perjuangkan untuk mendapatkan pasar, baik di dalam negeri maupun di luar negeri,” ucapnya.
Produk IP memiliki potensi yang perlu dikembangkan mengingat sifatnya yang tidak terbatas, baik dari bentuk maupun distribusi, serta sangat adaptif. Pengembangan IP lokal berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi digital, yang diketahui pertumbuhannya terpantau cepat, tetapi masih relatif belum signifikan terhadap kontribusi produk domestik bruto (PDB).
Namun, Kasan menjelaskan, dirinya percaya jika Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadikan IP lokal sebagai generator baru ekonomi digital dan nasional karena akan memberikan efek multiplier kepada sektor lainnya.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengundang para perwakilan perdagangan di luar negeri yang tersebar di beberapa negara dengan harapan agar produk-produk IP lokal yang tengah dikembangkan dapat hadir dan dikenal, bukan hanya di dalam negeri, melainkan hingga mancanegara.
”Tentu dengan adanya teman-teman perwakilan dari sejumlah negara yang hadir, kami berharap dapat menjembatani promosi dan ekspansi produk IP lokal agar mampu merajai pasar lokal dan pasar dunia,” ujar Kasan.
Merupakan tanggung jawab bersama mengupayakan agar IP lokal dapat memimpin dan meluas di dalam negeri sendiri serta dapat berekspansi ke luar negeri.
Berangkat dari hal tersebut, Kemendag melakukan berbagai upaya, bekerja sama dengan kementerian lain, dalam mendukung pengembangan industri kreatif di Indonesia.
Selain menginisiasi kegiatan ini, Kemendag juga telah memfasilitasi 13 pelaku usaha di Indonesia yang telah terakurasi untuk mengikuti gamescom 2022 pada Agustus di Cologne, Jerman.
Selain itu, Kemendag juga memfasilitasi 10 pengembang gim lokal Indonesia untuk berpartisipasi dalam misi dagang ke Jepang pada September lalu. Rangkaian kegiatan ini meliputi keikutsertaan dalam forum bisnis dan one on one business matching dengan komunitas dan juga pegiat industri gim di Jepang serta memberikan kesempatan kepada para pelaku dari gim lokal untuk berpartisipasi dalam Tokyo Game Show 2022.
Dia juga menjelaskan, sektor industri dan animasi merupakan salah satu sektor yang terus berkembang dan telah menjadi fokus pemerintah dan masyarakat serta dimotori juga oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
”Jika mengutip laporan peta ekosistem industri gim di Indonesia pada tahun lalu yang dirilis oleh Kemenkominfo, pendapatan segmen gim Indonesia dalam platform mobile dan secara fisik telah lebih dari 1 miliar dollar AS. Hal ini akan membuat karakter-karakter IP lokal Indonesia mampu menarik perhatian masyarakat, seperti Gundala, Komik Si Juki, dan Sri Asih,” katanya.
Direktur Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dan Perdagangan Jasa Kementerian Perdagangan Rifan Ardianto juga berharap masyarakat dapat lebih sadar terhadap kehadiran IP lokal.
”Tujuan dari kegiatan ini adalah memperkenalkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap kehadiran IP lokal. Selain itu, acara ini bertujuan meningkatkan pemanfaatan IP lokal, yaitu mempertemukan kreator IP lokal dengan pembeli potensialnya untuk menjajaki peluang pemanfaatan produk lokal dalam rangka meningkatkan pemasaran barang dan jasa,” katanya.