Cek Kesehatan Finansial untuk Hadapi Ketidakpastian Global
Meski perekonomian Indonesia diperkirakan tetap bertumbuh, namun tidak ada ruginya untuk memeriksa kesehatan finansial demi mengantisipasi ketidakpastian global.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Kendati perekonomian Indonesia tahun depan diperkirakan tetap bertumbuh dan kecil kemungkinan mengalami resesi, namun ketidakpastian global sedikit banyak tentu akan memengaruhi perekonomian Indonesia. Masyarakat perlu tetap waspada tanpa khawatir berlebihan untuk menyiapkan kemampuan finansial.
Chief Executive Officer (CEO) dan Lead Financial Trainer QM Financial Ligwina Hananto mengatakan, mengamati perkembangan dewasa ini, perekonomian Indonesia diperkirakan tetap akan bertumbuh. “Resesi, sih, sepertinya Indonesia tidak, ya. Tapi, perlambatan mungkin saja terjadi,” ujar Ligwina dalam bincang-bincang Festifund 2022 yang diselenggarakan Indo Premier Sekuritas bertajuk “Let Your Money Make Money”, secara daring, Sabtu (3/12/2022).
Untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan, Ligwina menjelaskan, salah satu yang bisa dilakukan masyarakat adalah mengecek kesehatan finansialnya. Ia menambahkan, pemeriksaan kesehatan finansial penting dilakukan untuk mengetahui jumlah kekayaan bersih, detail pengeluaran, membuat lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan finansial, evaluasi perubahan kondisi finansial, dan mengetahui kemampuan investasi.
Adapun caranya bisa dengan mengumpulkan dokumen aset dan keuangan untuk mencatat seberapa besar nilai kas dan aset yang kita miliki. Teliti juga semua daftar utang atau kewajiban bulanan. Hitung juga secara rinci berapa kebutuhan uang bulanan untuk hidup sehari-hari.
Setelah itu ditambahkan juga pendapatan bulanan lalu telaah lebih detail kesehatan keuangan. Bila kemampuan kas tidak seimbang, bahkan lebih kecil dari pengeluaran, maka kondisi finansial dalam posisi berbahaya atau tidak sehat. Kondisi finansial yang sehat adalah yang keuangan yang mencukupi pelunasan kewajiban, kebutuhan, dan masih memiliki ruang anggaran untuk investasi.
Ia mengatakan, menghadapi ketidakpastian global tahun mendatang, tidak ada salahnya untuk mempertebal dana darurat. Besaran dana darurat bisa disesuaikan dengan seberapa besar pendapatan bulanan dan kebutuhan bulanan. Adapun dana darurat ini bisa dipakai apabila sewaktu-waktu ada kejadian yang tidak diinginkan yang bisa mengganggu kestabilan finansial, seperti pemutusan hubungan kerja atau sakit parah.
Gaya hidup
Sayangnya, lanjut Ligwina, kebanyakan orang masih terjebak dalam tiga masalah pengelolaan arus kas sehingga belum bisa mencapai kesehatan finansial yang ideal. Adapun tiga masalah itu adalah sulitnya menabung, cicilan utang terlalu besar, hingga biaya gaya hidup yang tinggi.
"Supaya pengelolaan arus kas sehat maka penting untuk disiplin dalam menyisihkan uang untuk tabungan dan investasi minimal 10 persen, pengeluaran gaya hidup maksimal 20 persen, cicilan utang maksimal 30 persen, dan pengeluaran biaya hidup dan sosial 40 persen," tegasnya.
Perencana Keuangan dan Founder Finansialku Melvin Mumpuni menambahkan, merencanakan dan mencatat pengeluaran jadi langkah awal untuk mencapai kondisi finansial yang sehat. Tidak lupa untuk menyisihkan uang untuk mulai berinvestasi agar bisa menyehatkan kondisi finansial dan mempercepat mencapai tujuan keuangan.
Agar rutin dan konsisten berinvestasi, Melvin mengatakan, salah satu solusinya adalah dengan merancang dan menempatkan dana investasinya pada pos-pos yang sudah ditentukan.
Selanjutnya, investor wajib mengkaji secara berkala, setidaknya sekali dalam sebulan untuk memastikan apakah hasil investasi sudah sesuai dengan rencana atau belum dan apakah investasi bulanan masih tetap rutin dijalankan atau tidak.
Tetap optimistis
Direktur Utama PT Indo Premier Sekuritas Moleonoto The mengatakan, tahun 2022 menjadi tahun pemulihan bagi Indonesia dan dunia, baik dari sisi kesehatan dan ekonomi. Di tengah berbagai tantangan ketidakpastian ekonomi global, perekonomian Indonesia masih tumbuh dengan solid.
Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi triwulan III-2022 sebesar 5,72 persen secara tahunan, jauh lebih tinggi dibandingkan Amerika Serikat 1,8 persen; Inggris 2,4 persen; Jerman 1,2 persen; dan China 3,9 persen. Kinerja positif juga terlihat dari kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 6,9 persen sejak awal tahun.
"Berbagai sentimen positif ini tentunya dapat menjadi pendukung para investor di pasar modal Indonesia untuk tetap optimistis di tahun mendatang. Sikap optimistis akan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik terlihat dari pertumbuhan investor reksa dana di Indonesia sebesar 2,4 juta selama Januari sampai Oktober 2022," ujar Moleonoto.
Sejalan dengan peningkatan investor reksa dana, imbuhnya, dana kelolaan reksa dana yang tercatat di Indo Premier Sekuritas telah menyentuh angka tertinggi sejak pertama kali platform reksa dana IPOTFund diluncurkan.
Indo Premier juga memberikan pilihan produk reksa dana terlengkap, dengan lebih dari 270 produk reksa dana dari berbagai kelas aset dan lebih dari 40 manajer investasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan nasabah.