Kenaikan harga batubara global mendongkrak pendapatan emiten batubara. Naiknya permintaan seiring datangnya musim dingin di sebagian belahan dunia dinilai turut mengerek harga komoditas tersebut.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pendapatan emiten sektor batubara PT TBS Energi Utama Tbk naik 63,57 persen hingga triwulan III tahun ini. Seiring dengan kenaikan harga batubara global, sektor usaha penjualan batubara menyumbangkan pendapatan paling besar bagi TBS Energi Utama.
Direktur Utama TBS Energi Utama Dicky Yordan menyampaikan laporan keuangan konsolidasian interim per 30 September 2022. Dalam laporan tersebut, pendapatan TBS Energi Utama naik dari 286,80 juta dollar AS menjadi 469,13 juta dollar AS pada periode Januari-September 2022. Pada penutupan perdagangan Senin (28/11/2022), harga saham TBS Energi Utama naik 1,55 persen menjadi Rp 655 per saham.
Penjualan batubara menjadi penyumbang terbesar pendapatan TBS Energi Utama. Dari penjualan batubara didapatkan hasil sebesar 429 juta dollar AS atau naik dari 229,84 juta dollar AS atau 86,65 persen dalam periode sama tahun sebelumnya.
Pendapatan dari bisnis lain juga naik, misalnya dari lini usaha ketenagalistrikan yang naik 269 persen. Dari lini ini, pendapatan TBS Energi Utama naik dari 9,63 juta dollar AS menjadi 35,58 juta dollar AS pada Januari-September 2022.
Tidak hanya dari sektor pertambangan, pendapatan dari perkebunan juga naik. Penjualan tandan buah segar, inti sawit, dan minyak sawit naik 17,95 persen dari 3,8 juta dollar AS pada sembilan bulan pertama 2021 menjadi 4,48 juta dollar AS pada periode sama 2022.
Menurut analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Handiman Soetoyo, secara umum saham emiten sektor batubara masih dapat menjadi penggerak pasar. ”Kami yakin musim dingin yang semakin dingin merupakan katalis utama untuk kenaikan harga batubara dalam beberapa saat ke depan,” kata Handiman.
Bumi Resources
Sementara itu, emiten pertambangan batubara lainnya, yakni PT Bumi Resources Tbk, menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (private placement). Bumi menerbitkan 27,4 miliar saham dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Dari penerbitan saham ini akan didapatkan dana sebesar Rp 2,19 triliun.
”Pelaksanaan private placement akan dilakukan pada 2 Desember 2022 dan pemberitahuan hasil pelaksanaan private placement pada 6 Desember,” demikian keterangan dari Sekretaris Perusahaan Bumi Resources Dileep Srivastava.
Seluruh saham baru yang akan diterbitkan dalam private placement tersebut akan diambil sebagian oleh pemegang obligasi wajib konversi. Private placement ini akan dilakukan dengan harga pelaksanaan Rp 80 per saham.
Emiten sektor batubara lainnya, yakni PT Bayan Resources Tbk, akan segera memecah nilai nominal sahamnya. Rasio pemecahan adalah 1:10 saham. Satu saham lama akan dipecah menjadi 10 saham baru.
Akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di pasar reguler dan negosiasi akan jatuh pada 1 Desember mendatang. Sementara mulai 2 Desember 2022 akan dimulai perdagangan saham dengan nilai nominal baru. Akhir penyelesaian transaksi saham dengan nilai nominal lama di pasar reguler dan negosiasi akan jatuh pada 5 Desember. Pada penutupan perdagangan, harga saham Bayan naik 1,86 persen menjadi Rp 93.150.