Tantangan terbesar bagi pelaku UMKM adalah menciptakan produk yang berkualitas secara kontinu.
Oleh
STEFANUS OSA TRIYATNA
·4 menit baca
KOMPAS/STEFANUS OSA TRIYATNA
Forum Kemitraan UKM/IKM dengan BUMN dan Usaha Besar di Jakarta, Kamis (24/11/2022), menghadirkan sejumlah perusahaan BUMN yang langsung mempertemukan dengan UMKM,
JAKARTA, KOMPAS — Kemitraan yang dibangun bersama BUMN dan usaha besar akan mendorong UMKM naik kelas. Tantangan terbesar bagi pelaku UMKM adalah menciptakan produk yang berkualitas secara kontinu.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam Forum Kemitraan UKM/IKM dengan BUMN dan Usaha Besar di Jakarta, Kamis (24/11/2022), mengatakan, Kementerian Koperasi dan UKM ingin selalu mendampingi, mengurasi, dan mengembangkan kapasitas UMKM, baik secara kemampuan sumber daya manusia maupun penciptaan produk.
Kemitraan memang membutuhkan dukungan kuat agar kualitas produk UMKM dapat menjadi rantai pasok BUMN ataupun usaha besar atau industri. Program yang dilakukan, antara lain, berupa factory sharing dan inkubasi bisnis serta berbagai pelatihan, termasuk membantu proses legalitas usaha.
Kemitraan pun harus dibangun berdasarkan pada komitmen meraih keuntungan bagi kedua belah pihak atau kerja sama yang bersifat mutualistik. Dari sisi pelaku usaha besar harus membagi rantai pasok ke UMKM. Di lain sisi, UMKM juga harus meningkatkan standardisasi produk.
Menurut Teten, pendampingan dari BUMN juga diperlukan oleh UMKM. Pemerintah ingin skala produk UMKM terus semakin besar.
Presiden pun, kata Teten, berulang kali mendorong UMKM naik kelas supaya tidak berkutat terus-menerus di usaha mikro. Sebab, sebesar 97 persen UMKM ternyata memiliki skala usaha yang tergolong mikro dengan omzet di bawah Rp 2 miliar.
”Salah satu cara untuk naik kelas, kita ingin mendorong kemitraan UMKM dengan BUMN dan Usaha Besar,” kata Teten.
BUMN sudah melakukannya dengan cara membeli produk UMKM melalui platform Pasar Digital (Padi) UMKM. Ini sudah diinisiasi sejak tiga tahun lalu dengan nilai transaksi lebih dari Rp 22 triliun.
Kemitraan berikutnya, kata Teten, UMKM dimasukkan atau diintegrasikan ke dalam rantai pasok BUMN dan swasta. UMKM di Korea Selatan, Jepang, dan China telah menjadi rantai pasok, antara lain, untuk memasok komponen ke industri otomotif, industri makanan dan alat kesehatan.
”UMKM perlu masuk ke dalam produk-produk berbasis kreativitas, inovatif, dan teknologi. Diyakini, kemitraan dengan usaha besar akan memunculkan transfer teknologi, pengetahuan, kemampuan mengelola bisnis atau manajemen,” ucap Teten.
Teten mengatakan, bagi BUMN dan Usaha Besar, dengan bermitra, biaya produksi bisa lebih rendah dan bisa mendapatkan insentif pajak. Kalau industri besar berkembang, UMKM juga akan ikut berkembang. Inilah keadilan ekonomi yang ingin dibangun bersama supaya UMKM bisa menjadi bagian empat kekuatan ekonomi dunia pada 2045.
Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN Loto Srinaita Ginting mengatakan, belanja produk UMKM per 31 Oktober 2022 yang dilakukan oleh BUMN sudah mencapai Rp 241,3 triliun. Kemitraan yang konkret dengan menjadikan UMKM sebagai rantai pasok BUMN dapat menjadikan UMKM sebagai mitra champion Indonesia.
KOMPAS/STEFANUS OSA TRIYATNA
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (kiri) berdialog ringan dengan Staf Ahli Bidang Pengembangan Sektor Investasi Prioritas Kementerian Investasi/BKPM Aries Indanarto (tengah) di sela-sela Forum Kemitraan UKM/IKM dengan BUMN dan Usaha Besar di Jakarta, Kamis (24/11/2022),
Dalam forum ini, sebanyak 17 BUMN berpartisipasi bersama usaha besar lainnya dengan membuka booth pameran. Namun, semua peserta juga menyediakan ruang konsultasi khusus sehingga penjajakan kerja sama dapat langsung dilakukan oleh UMKM. Bahkan, sebagian peserta memaparkan berbagai peluang kerja sama kemitraan yang bisa diambil oleh UMKM.
Menurut Loto, dengan kesuksesan perhelatan KTT G20, kisah sukses rantai pasok ini dapat juga membanggakan dan ditularkan ke negara-negara lain untuk memajukan UMKM.
Aries Indanarto, Staf Ahli Bidang Pengembangan Sektor Investasi Prioritas Kementerian Investasi/BKPM, mengatakan, dari sisi investasi yang ditargetkan pada 2022 sebesar Rp 1.200 triliun, selama Januari-September 2022 telah mencapai Rp 892,4 triliun atau sekitar 74,4 persen dari targetnya.
”Tentu, sangat menggembirakan di tengah suasana pandemi dan ekonomi global yang belum menentu. Ini juga didukung adanya pemerataan antara investasi di Jawa dan luar Jawa. Investasi di luar Jawa pun tumbuh hampir 54 persen. Ini menunjukkan program pemerintah yang menggalakkan hilirisasi mengelola sumber daya alam sudah mulai bergerak, seperti pembangunan smelter untuk kendaraan berbasis listrik,” kata Aries.
Tantangan berikutnya, kata Aries, peran UMKM dalam memasuki rantai pasok industri. Sebab, sebanyak 120 juta dari 133 juta angkatan kerja di Indonesia bekerja di sektor UMKM. Ini luar biasa sekali, baik formal maupun informal, menjadi kekuatan UMKM.
KOMPAS/STEFANUS OSA TRIYATNA
Forum Kemitraan UKM/IKM dengan BUMN dan Usaha Besar digelar di Gedung Smesco Jakarta, Kamis (24/11/2022),
Dalam kesempatan forum kemitraan ini, ada pula kontrak kerja sama BUMN dengan UKM/IKM antara PT INKA dan CV Sri Adiwangsa dan PT Manunggal Jaya Teknindo serta kerja sama PT Pindad dengan PT Hartwell Paint Indonesia.
Direktur Jenderal IKM dan Aneka Kementerian Perindustrian Reni Yanita menambahkan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut nota kesepahaman yang sudah dilakukan dengan harapan komunikasi yang terjalin bisa ditingkatkan lagi menjadi berbagai realisasi kerja sama yang lebih konkret.
”Kementerian Perindustrian menyiapkan IKM untuk dapat meningkatkan kinerja daya saing dan kita melakukan pembinaan untuk menjadikan IKM bagian rantai pasok industri besar dan horeka,” kata Reni.