Aplikasi lowongan kerja beserta inovasinya dinilai mampu menciptakan lapangan kerja demi meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pencari kerja lebih mudah mendapatkan lowongan pekerjaan di mana pun dan kapan pun.
Oleh
Velicia
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Aplikasi untuk mencari pekerjaan dinilai membantu dan memudahkan para pencari kerja (jobseeker). Calon pelamar kerja dapat mencari lowongan pekerjaan di mana pun dan kapan pun. Mendukung hal tersebut, perusahaan aplikasi pencari kerja terus tumbuh dan menciptakan fitur inovasinya masing-masing, misalnya Jobseeker.app.
Jobseeker Company, salah satu perusahaan penyedia jasa bagi ketenagakerjaan yang berbasis teknologi, secara resmi meluncurkan aplikasi Jobseeker App, di M Bloc Space, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (22/11/2022). Aplikasi ini berfokus pada calon pekerja lulusan jenjang pendidikan menengah di Indonesia. Salah satu fitur yang ditawarkan oleh aplikasi ini adalah video resume, pengiriman curriculum vitae (CV) atau menceritakan pengalaman dan keahliannya dalam bentuk video ke aplikasi pencari kerja.
”Kami membuat aplikasi ini menyesuaikan dengan fokus segmentasi kami, lulusan pendidikan menengah. Pendekatan kami lebih ke social recruitment platform. Seperti bermain media sosial, kalau profil calon pekerjanya bagus dan pengikutnya banyak, dia akan trending dan mendapatkan banyak tawaran pekerjaan. Kami juga membuat fitur riwayat hidup lewat video,” kata Founder, Chairman and Chief Executive Officer Jobseeker Company, Chandra Ming, di M Bloc Space, Jakarta Selatan, Selasa (22/11/2022).
Dengan adanya aplikasi ini, dari 75 juta orang angkatan kerja lulusan sekolah menengah (BPS, Februari 2022), dia dapat membantu setidaknya 10-15 juta orang untuk mendapatkan pekerjaan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (Agustus, 2022), penduduk usia kerja pada Agustus tahun ini sebanyak 209,42 juta orang, naik sebanyak 2,71 juta orang dibandingkan pada Agustus 2021. Sebagian besar penduduk usia kerja merupakan angkatan kerja, yaitu 143,72 juta orang dan sisanya bukan angkatan kerja sebesar 65,70 juta orang.
Komposisi angkatan kerja pada Agustus 2022 terdiri dari 135,30 juta penduduk yang bekerja dan 8,42 juta orang pengangguran. Apabila dibandingkan pada Agustus 2021, jumlah angkatan kerja meningkat sebanyak 3,57 juta orang. Penduduk bekerja naik sebanyak 4,25 juta orang, sementara pengangguran turun sebanyak 0,68 juta orang. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Agustus 2022 sebesar 5,86 persen, turun 0,63 persen poin dibandingkan pada Agustus 2021.
Pada Agustus 2022, penduduk bekerja masih didominasi oleh tamatan SD ke bawah (tidak/belum pernah sekolah/belum tamat SD/tamat SD), yaitu sebesar 38,80 persen. Sementara penduduk bekerja tamatan diploma I/II/III dan diploma IV, S-1, S-2, S-3 sebesar 12,32 persen. Distribusi penduduk bekerja menurut pendidikan masih menunjukkan pola yang sama pada Agustus 2021.
Konten kreator pendidikan dan karier Habibul Hanif mengatakan, aplikasi lowongan pekerjaan dapat membantu pelamar kerja di mana pun dan kapan pun.
”Saya merasa terbantu dengan teknologi yang berkembang, di mana kita bisa melamar pekerjaan di mana saja dan kapan saja. Teman-teman dari mana pun berkesempatan untuk kerja di Ibu Kota,” katanya.
Menurut dia, antara orang yang membutuhkan pekerjaan dan peluang kerja tersebut perlu dipertemukan dengan bantuan teknologi.
”Salah satu fitur uniknya, riwayat hidup lewat video (video resume). Inovasi bagus, bahwa perekrut dapat tahu dan melihat siapa yang akan diwawancarai,” ucap Hanif.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, yang turut hadir dalam acara ini, juga mengapresiasi adanya aplikasi lowongan pekerjaan.
”Indonesia sekarang dalam posisi unik, memiliki kesempatan menjadi negara maju dengan masuk ke dalam empat besar ekonomi dunia. Dulu, dibilang tidak mungkin mencapai itu tanpa industrialisasi besar-besaran. Saya yakin, industrialisasi yang dimaksud adalah bagaimana kita mendigitalisasi suatu hal. Dengan digitalisasi secara masif, jadinya bukan hanya meningkatkan produktivitas dan sumber daya manusia, tetapi juga mengurangi biaya yang perlu dikeluarkan,” kata Sandi.
Dia menjelaskan, dahulu, dirinya mesti membayar konsultan pekerjaan atau konsultan sumber daya manusia sebesar dua hingga tiga bulan gaji. Namun, kini, dengan adanya aplikasi lowongan pekerjaan, biaya yang dikeluarkan hanya sekitar 5 hingga 10 persen.
”Jadi, saya semakin yakin dengan aplikasi pencari kerja dan digitalisasi dari penciptaan lapangan pekerjaan ini. Kita akan mampu menciptakan jutaan lapangan kerja yang sangat dibutuhkan agar masyarakat naik kelas dan mencapai kesejahteraan dengan peningkatan taraf hidup yang lebih baik,” ujarnya.
Walaupun sudah terbantu dengan majunya teknologi, Sandi tetap mengingatkan para pencari kerja untuk terus mengasah keterampilan mereka dan memastikan siap memasuki bursa kerja.
Tidak hanya sisi positifnya yang dilihat dari teknologi, masyarakat tetap perlu waspada terhadap sisi negatifnya.
”Negatifnya mungkin terkait dengan penggunaan media sosial dari pengamatan dan berkaitan dengan peningkatan kasus, seperti depresi atau rasa cemas yang berlebih. Ini harus disadari secara terbuka. Ini tugas orangtua, guru, bos, atau siapa pun agar pemberdayaan teknologi ini dilakukan dengan cara yang bijaksana,” kata Mantan Menteri Perdagangan Indonesia Gita Wirjawan, yang juga hadir dalam acara tersebut.