Bisnis meditasi dinilai memiliki prospek yang bagus, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mental.
Oleh
Velicia
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pusat meditasi kian marak di Indonesia, dari yang gratis hingga berbayar. Bisnis meditasi dinilai memiliki prospek yang bagus, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mental.
Cindy Gozali, Co-Founder The Golden Space Indonesia, salah satu pusat meditasi di Indonesia, mengatakan, hingga kini sudah ada sekitar 5.000 orang yang pernah bergabung dalam program meditasi di tempatnya.
”Bisnis meditasi ini prospeknya bagus sekali walau orang bertanya alasan meditasi dijadikan bisnis, mungkin karena biasanya gratis,” kata Cindy, dalam Konferensi Pers The 5th Annual ALIVE Fest 2022, di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (15/11/2022).
Dari segi keuntungan bisnis, Cindy belum menyebutkan jumlah pasti yang diraup dari bisnis ini. ”Yang penting berkelanjutan bisnisnya. Sebab, bisnis ini memang masih harus mendapat perhatian dan mengedukasi masyarakat lebih dulu. Jelas kami ingin ada profit,” ujarnya.
Dirinya melihat tren meditasi meningkat sejak pandemi Covid-19. Terlebih, dengan adanya aplikasi meditasi dan siaran Youtube.
Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2022) menyatakan, terdapat satu miliar orang hidup dengan gangguan mental pada 2019. Selain itu, sekitar 15 persen orang dewasa usia kerja mengalami gangguan mental.
Indonesia memiliki sekitar 20 persen populasi dengan potensi masalah gangguan jiwa pada 2021. Artinya, sekitar 54 juta masyarakat dapat mengalami gangguan jiwa (Kompas.id, 7/10/2022).
Cindy juga melihat meditasi sudah menjadi bagian dari gaya hidup modern, seperti halnya pusat kebugaran.
”Seperti halnya pusat kebugaran, punya membership bulanan, lalu berolahraga fisik. Kalau meditasi ini, gym for the soul,” katanya.
Masing-masing pusat meditasi memiliki fasilitas khusus untuk pesertanya, termasuk konsultasi pribadi dan pembinaan.
”Ada pemberitaan juga soal resesi, orang jadi stres, banyak pemutusan hubungan kerja juga. Terkait emosi ini, dapat dibantu dengan meditasi agar tidak takut, stres, dan khawatir melihat keadaan,” ucap Cindy.
Agatha, salah satu penyintas gangguan kesehatan mental pada 2018 yang didiagnosis mengalami post-traumatic stress disorder (PTSD). Dia menceritakan saat itu baru saja pisah dengan kekasihnya dan merasa kehilangan dirinya sendiri.
”Waktu itu tidak ada keinginan untuk beraktivitas dan untuk hidup. Merasa kosong saja, jadi seperti zombie,” katanya.
Dia sudah melakukan konsultasi dan hipnoterapi, tetapi masih terasa kosong. Hingga akhirnya disarankan rekannya untuk mengikuti kelas di pusat meditasi. ”Akhirnya ikut sesi, singkatnya, ini adalah aku yang baru,” ucapnya.