Wapres Amin Dorong Joint Trade Committee Indonesia-Mesir Segera Ditandatangani
Di sela COP27, Wapres Ma’ruf Amin melakukan pertemuan bilateral dengan PM Mesir Mostafa Kamal Madbouly. Penguatan hubungan dagang menjadi salah satu fokus yang akan ditingkatkan bagi kepentingan kedua negara.
Oleh
NINA SUSILO
·5 menit baca
SHARM EL SHEIK, KOMPAS — Pembentukan Komite Perdagangan Bersama atau Joint Trade Committee dan pengembangan Preferential Trade Agreement diyakini mampu menguatkan hubungan perdagangan Indonesia-Mesir. Karena itu, keduanya dinilai perlu segera disepakati bersama agar dapat memberi manfaat bagi kedua negara.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Mesir Mostafa Kamal Madbouly di sela Konferensi Para Pihak tentang Perubahan Iklim atau COP27 di Paviliun Kantor Perdana Menteri Mesir, Sharm El Sheikh International Convention Centre (SHICC), Sharm El Sheikh, Mesir, Selasa (8/11/2022) sore waktu setempat.
Hadir pula dalam pertemuan ini, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar serta Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir Lutfi Rauf. Selain itu, tampak mendampingi PM Madbouly adalah Menteri Lingkungan Hidup Mesir Yasmine Fouad, Sekretaris Jenderal Kabinet Osama Saad, Konselor Media Kabinet Hany Younis, dan Juru Bicara Kabinet Nader Saad.
Indonesia memandang Mesir sebagai salah satu mitra dagang terpenting di kawasan Timur Tengah. Saat ini, total nilai perdagangan kedua negara mencapai 1,86 miliar dollar AS pada 2021, di bawah volume perdagangan Indonesia-Arab Saudi dan Indonesia-Uni Emirat Arab.
Indonesia memandang Mesir sebagai salah satu mitra dagang terpenting di kawasan Timur Tengah. Saat ini, total nilai perdagangan kedua negara mencapai 1,86 miliar dollar AS pada 2021, di bawah volume perdagangan Indonesia-Arab Saudi dan Indonesia-Uni Emirat Arab (UEA).
Karena itu, Wapres Amin meyakini kerja sama kedua negara dapat semakin diperkuat melalui pembentukan Joint Trade Committee (JTC) dan pengembangan Preferential Trade Agreement (PTA).
”Saya mohon dukungan Yang Mulia, agar MoU Joint Trade Committee dapat segera ditandatangani dan inisiatif pembentukan PTA dapat segera dibahas,” kata Wapres dalam pertemuan.
Sebelumnya, saat bertemu Duta Besar Mesir untuk RI Ashraf Mohamed Moguib Sultan di Jakarta, 5 Oktober lalu, Wapres juga menekankan hal yang sama. ”Saya mencatat adanya tarif bea masuk impor yang tinggi, khususnya produk barang jadi, saya harap Pemerintah Mesir dapat menurunkan tarif bea masuk. Untuk itu, saya menyambut baik rencana Prefential Trading Agreement Indonesia-Mesir dalam waktu dekat,” tuturnya.
PM Kamal Madbouly pun berharap kedua negara bisa terus meningkatkan kerja sama di berbagai bidang dengan Indonesia. Dia mengatakan ingin melanjutkan jalinan kerja sama kedua negara yang sangat baik sejak zaman Presiden RI Soekarno dan Soeharto, serta Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser.
”Kami tentu saja terus berupaya kuat untuk meningkatkan kerja sama bilateral khususnya di bidang kerja sama ekonomi,” katanya.
Selama 2021, nilai ekspor beberapa komoditas nonmigas Indonesia, seperti minyak sawit, ban kendaraan, produk kayu, kendaraan penumpang, kelapa, saus dan bumbu masakan, produk kimia, alas kaki dan sabun meningkat. Bahkan, selama 3 tahun terakhir, Mesir selalu menjadi salah satu penyumbang transaksi terbesar di Trade Expo Indonesia (TEI). Pada TEI 2019, Mesir menempati peringkat pertama dengan 270,51 juta dollar AS. Pada TEI 2020 dan 2021, Mesir berada di peringkat kedua dengan transaksi 244,29 juta dollar AS dan 560,2 juta dollar AS.
Pandemi dorong lonjakan impor RI
Atase Perdagangan Kedutaan Besar RI untuk Mesir Iman Adi Purwanto Moefthi menambahkan, pandemi Covid-19 mendorong lonjakan impor produk Indonesia di Mesir. Sepanjang 2020 dan 2021, ekspor kopi Indonesia ke Mesir yang biasanya di luar lima besar melompat ke posisi kedua setelah Amerika Serikat.
Mudah-mudahan dengan kegiatan internasional seperti COP27 ini bisa membangkit gairah ekonomi Mesir dan berdampak baik ke perdagangan kedua negara.
Setelah terdampak krisis dan terganggu larangan ekspor sawit, perdagangan produk Indonesia di Mesir kembali positif. Sepanjang Januari-Agustus ini, pertumbuhan ekspor Indonesia ke Mesir sudah positif 7 persen dibandingkan pada 2021 untuk periode yang sama. ”Mudah-mudahan dengan kegiatan internasional seperti COP27 ini bisa membangkit gairah ekonomi Mesir dan berdampak baik ke perdagangan kedua negara,” ujarnya menambahkan.
Namun, masih ada tantangan dalam meningkatkan hubungan perdagangan dengan Mesir. Salah satunya adalah kebijakan baru Mesir tentang tarif bea masuk bagi sejumlah produk impor. Akibatnya, harga produk Indonesia yang masuk ke Mesir tidak kompetitif dibandingkan dengan produk serupa dari negara lain.
Ke depan, Indonesia perlu terus mengupayakan agar Mesir bersedia menyusun PTA. Indonesia perlu memanfaatkan posisi strategis Mesir di kawasan sebagai hub dan pintu gerbang bagi ekspor produk unggulan Indonesia ke pasar negara-negara Arab dan Afrika, khususnya produk minyak sawit, biji kopi, ban, aki, dan produk perikanan.
Saat ini, Kementerian Perdagangan RI sedang memfinalisasi counterdraft MoU pembentukan JTC RI-Mesir sebagai mekanisme bilateral untuk peningkatan kerja sama perdagangan, termasuk rencana pembentukan PTA. Draf MoU JTC telah siap ditandatangani secara sirkuler atau langsung.
Apresiasi
Selain perdagangan, isu seputar perubahan iklim dan kerja sama di bidang pendidikan juga dibahas. Wapres mengapresiasi peran Mesir dalam upaya global mengatasi isu iklim. Kepemimpinan Mesir dalam COP27 juga diapresiasi.
Kepemimpinan Mesir pada COP27 dan Indonesia pada G20 menjadi momentum untuk menangani berbagai isu krusial terkait ekonomi dan lingkungan hidup.
”Kepemimpinan Mesir pada COP27 dan Indonesia pada G20 menjadi momentum untuk menangani berbagai isu krusial terkait ekonomi dan lingkungan hidup,” kata Wapres Amin.
Sebagai negara berkembang, menurut Wapres Amin, Mesir dan Indonesia perlu terus mendorong perwujudan komitmen internasional dalam mengatasi isu global ini dari semua aspek, termasuk pendanaan, peningkatan kapasitas, dan alih teknologi.
Wapres juga mengungkapkan rasa terima kasihnya atas pemberian beasiswa serta fasilitas bagi pelajar dan mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di Mesir. Ke depan, dia berharap hubungan baik di bidang pendidikan ini dapat terus diperkuat, termasuk dalam memberikan perlindungan bagi pelajar dan mahasiswa Indonesia. Dengan demikian, semakin banyak mahasiswa Indonesia dapat belajar di Mesir, begitu juga sebaliknya.
Sebelumnya, Dubes RI untuk Mesir Lutfi Rauf menyebutkan mahasiswa Indonesia di Mesir mencapai lebih dari 12.000 orang.
PM Madbouly mengungkapkan apresiasi atas tercapainya penandatanganan dua MoU dalam kunjungan Menteri Luar Negeri Mesir ke Indonesia pada Maret lalu, yaitu MoU mengenai Pembentukan Sidang Komisi Bersama dan Kerja Sama Lingkungan Hidup.
Lebih jauh, PM Kamal Madbouly mengungkapkan bahwa Mesir ingin terus mempererat jalinan kerja sama dalam bidang pendidikan. ”Kami memiliki Universitas Al-Azhar yang saat ini menampung banyak sekali mahasiswa Indonesia dan ini menjadi sumber kebahagiaan bagi kami,” tuturnya. (INA)