Harga Pertamax Belum Turun, Kurs dan MOPS Jadi Pertimbangan
Pertamina menurunkan harga pertamax turbo dan menaikkan harga dex serta dexlite per Selasa (1/11/2022). Adapun harga pertamax masih sama seperti saat penyesuaian 1 Oktober 2022, yakni Rp 13.900 per liter.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Pertamina (Persero) menyesuaikan harga bahan bakar minyak atau BBM jenis pertamax turbo, dex, dan dexlite mulai Selasa (1/11/2022). Sementara jenis pertamax tidak mengalami perubahan harga, antara lain, karena pertimbangan kurs rupiah dan harga transaksi minyak di pasar Singapura yang masih fluktuatif.
Harga pertamax turbo untuk wilayah Aceh, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT), misalnya, kini Rp 14.300 per liter atau turun dari harga sebelumnya, yaitu Rp 14.950 per liter. Sementara harga dexlite Rp 18.000 per liter, naik dari harga sebelumnya Rp 17.800 per liter dan harga pertamina dex Rp 18.550 per liter atau naik dari harga sebelumnya Rp 18.100 per liter.
Adapun harga pertamax masih sama seperti harga hasil penyesuaian 1 Oktober 2022, yakni Rp 13.900 per liter. Begitu juga dua jenis BBM bersubsidi, yakni pertalite yang masih dijual Rp 10.000 per liter dan biosolar Rp 6.800 per liter, yang ditetapkan sejak 3 September 2022.
Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, harga jenis BBM umum bersifat fluktuatif mengikuti perkembangan tren minyak dunia, di antaranya acuan harga rata-rata produk minyak olahan mean of platts Singapore (MOPS/argus). Begitu juga faktor nilai tukar mata uang. Hal itu yang membuat harga pertamax masih tetap.
”(Penurunan harga pertamax) masih kami evaluasi. Kami masih memonitor harga minyak, MOPS, dan kurs. Saat ini (harganya) masih sangat fluktuatif,” kata Irto dikonfirmasi melalui pesan singkat, Selasa.
Catatan Tradingeconomics, harga minyak mentah jenis Brent per Senin (30/10/2022), adalah 92,85 dollar AS per barel atau meningkat dari 18 Oktober yang 88,83 dollar AS per barel. Harganya sempat menyentuh di atas 120 dollar AS per barel, harga minyak cenderung turun dan di bawah 100 dollar AS per barel sejak Juli 2022. Setelah itu, harganya pada kisaran 90-an dollar AS per barel.
Adapun mata uang rupiah terus terdepresiasi. Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), kurs rupiah pada perdagangan Senin (31/10/2022) ditutup pada level Rp 15.596 per dollar AS, melemah dibandingkan penutupan Jumat (28/10/2022), yakni pada posisi Rp 15.542 per dollar AS. Sejak 21 September 2022, kurs rupiah selalu di atas Rp 15.000 per dollar AS.
Sementara itu, masyarakat intens memantau pergerakan harga BBM, termasuk melalui media sosial. Mereka juga membandingkan harga BBM produk Pertamina dengan harga BBM pada sejumlah badan usaha swasta. Per 1 November 2022, misalnya, harga Shell Super (RON 92) 13.550 per liter, lebih murah daripada harga pertamax (RON 92) yang Rp 13.900 per liter.
”Harga JBU (jenis BBM umum) itu fluktuatif. Masyarakat bisa melihat dari harga di semua badan usaha,” ujar Irto.
Kebijakan badan usaha
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menuturkan, setiap badan usaha memiliki kebijakan penetapan harga masing-masing. Khusus BBM nonsubsidi, menurut dia, persepsi bahwa harga BBM Pertamina harus lebih murah daripada harga BBM swasta perlu dilihat kembali. Perbedaan harga tersebut perlu dipandang sabebagai satu hal biasa.
”Antara Pertamina dan swasta, bisa jadi sama dalam konteks bahan bakunya, nilai tukarnya juga. Namun, belum tentu sama dalam biaya pengangkutan, sewa kapal, dan lainnya sehingga harga di ujungnya juga berbeda. Dalam penentuan harga pun, ada yang memberikan promo bagi konsumennya,” ujar Komaidi.
Akan tetapi, di sisi lain, Komaidi menilai masyarakat yang kini aktif memantau pergerakan harga BBM, sebagai sesuatu yang positif. Masyarakat sendiri memiliki berbagai opsi untuk membeli BBM. Selama ini, sebagian masyarakat terbiasa menikmati BBM yang disubsidi. Namun, kini secara perlahan masyarakat mulai teredukasi. Hal ini juga menjadi sinyal positif bagi pelaku usaha, bahwa ada peluang untuk mengembangkan pasar.
”Yang penting, pemerintah perlu konsisten saat harga minyak mentah turun, ya ikut turun serta dikomunikasikan kepada publik. Sekarang, kan, ada persepsi kalau menaikkan (harga BBM) cepat, tetapi menurunkan lambat. Jadi, persepsi seperti itu perlu dipulihkan. Jadi, ketika (harga minyak) naik, harga BBM naik, ketika turun, ya ikut turun,” kata Komaidi.
Catatan ReforMiner pada Oktober 2022 lalu menyebutkan, harga minyak mentah dan nilai tukar rupiah menjadi dua penentu utama harga BBM di dalam negeri. Dari hasil simulasi, ditemukan bahwa dampak peningkatan harga minyak sebesar 1 dollar AS per barel terhadap harga BBM kurang lebih setara dengan pelemahan nilai tukar rupiah sebesar Rp 150 per dollar AS.
”Nilai tukar rupiah sudah lumayan jauh terdepresiasi, dari Rp 14.350 per dollar AS pada asumsi APBN 2022 dan sekarang sudah lebih dari Rp 15.000. Jadi, (pengaruh) lebih pada nilai tukar rupiah yang tertekan, karena sebagian besar minyak mentah kita impor. Ada sekitar 10 variabel yang turut menentukan, tetapi secara simpel ada dua, yaitu minyak mentah dan kurs rupiah,” katanya.