Ada banyak sentimen positif yang akan menggerakkan pasar sepekan ini. Sentimen positif itu, antara lain, adalah data neraca perdagangan September yang kembali surplus dan kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Emiten di Bursa Efek Indonesia masih terus melaporkan kinerja yang baik hingga triwulan III-2022. Emiten batu bara PT MNC Energy Investment Tbk, dengan kode IATA, membukukan peningkatan laba bersih hingga 344,75 persen.
Laba bersih MNC Energy melonjak dari 10,11 juta dollar AS pada September 2021 menjadi 44,95 juta dollar AS pada September 2022. Dengan asumsi kurs satu dollar AS setara dengan Rp 15.586, MNC Energy memperoleh laba bersih sekitar Rp 700 miliar. Laba itu juga merupakan hasil dari kenaikan pendapatan sebesar 183 persen dari 48,65 juta dollar AS menjadi 137,6 juta dollar AS.
“Melesatnya kinerja IATA merupakan hasil dari langkah strategis perseroan yang mengalihkan fokus bisnisnya menjadi perusahaan yang bergerak di bidang energi dan investasi dengan mengakuisisi PT Bhakti Coal Resouces (BCR),” ujar Natassha Yunita Head of Investor Relation MNC Energy, Senin (24/10/2022).
Natassha menambahkan, BCR merupakan perusahaan induk yang mengelola delapan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Ada tiga IUP yang sudah berada dalam tahap produksi dan IUP lainnya ditargetkan untuk beroperasi secara bertahap mulai tahun depan.
Mendekati akhir 2022, MNC Energy terus meningkatkan produksi batubara. Hingga akhir September 2022, MNC Energy telah memproduksi lebih dari 3 juta ton batubara, naik 64 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang 1,8 juta ton.
Batubara tetap menjadi salah satu sumber daya energi yang paling dicari. Antara lain karena harga minyak dan gas yang tinggi menganggu banyak negara yang berniat menyediakan energi hemat biaya bagi masyarakat. Mengutip laman tradingeconomics.com, Senin siang, harga minyak mentah jenis Brent 91,5 dollar AS per barel, sedangkan harga batubara 390 dollar AS per ton.
Kinerja AKR
Sementara itu, Presiden Direktur PT AKR Corporindo Tbk Hariyanto Adikoesoemo dalam keterbukaan informasinya menjelaskan, PT AKR mencatatkan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp 34,37 triliun hingga 30 September 2022. Pendapatan tersebut bertumbuh 101 persen dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 17 triliun.
Laba usaha yang berhasil didapatkan sebesar Rp 1,92 triliun hingga triwulan III-2022. Laba usaha ini bertumbuh sebesar 78,2 persen jika dibandingkan dengan laba pada 30 September 2021 lalu yang sebesar Rp 1 triliun.
Analis PT Indo Premier Sekuritas Mino menjelaskan, ada banyak sentimen positif pada minggu lalu yang akan menggerakkan pasar dalam satu pekan ini. Sentimen positif itu antara lain adalah data neraca perdagangan September yang kembali surplus, kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia, pertumbuhan kredit yang solid pada September, pembelian investor asing, dan laporan keuangan yang lebih baik dari emiten.
“Sementara sentimen negatif dari minggu lalu hanya ada dua, yaitu naiknya imbal hasil obligasi pemerintah AS dan tertekannya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS,” kata Mino.
Selain laporan kinerja keuangan emiten, perkembangan kurs rupiah terhadap dollar AS dan harga komoditas menjadi perhatian para investor dalam pekan ini.