Indonesia Potensial sebagai Penentu Tren Furnitur dan Kerajinan Dunia
Indonesia dianggap bisa jadi "trendsetter" bidang furnitur dan kerajinan dunia. Berbagai keunggulan dimiliki oleh Indonesia, mulai bahan baku hingga kreativitas perajinnya. Namun, pasar mesti digarap lebih serius.
Oleh
STEFANUS OSA TRIYATNA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia dinilai mampu menjadi trendsetter atau penentu tren bidang furnitur dan kerajinan dunia. Hal itu karena sejumlah keunggulan kompetitifnya dibandingkan negara lain, seperti ketersediaan bahan baku, kreativitas perajin, dan produk yang berwawasan lingkungan.
Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM Ahmad Zabadi, di hadapan Ketua Umum Asmindo Dedy Rochimat dan Duta Besar Indonesia untuk Etiopia Al Busyra Basnur, mengapresiasi peran Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) dalam mendorong usaha kecil dan menengah Indonesia untuk masuk dalam rantai pasok global.
Menurut dia, industri furnitur Indonesia terus bertumbuh lima tahun terakhir. Kinerja ekspornya meningkat hingga 77,9 persen. Ini menjadi peluang bagi koperasi dan usaha kecil menengah (UKM). Demikian keterangannya terkait penyelenggaraan forum pencocokan bisnis (business matching)Asmindo dengan para delegasi pembeli dari Etiopia dalam Trade Expo Indonesia (TEI) 2022 di Tangerang, Banten, Jumat (21/10/2022).
Zabadi mengatakan, Kementerian Koperasi dan UKM terus berupaya untuk mendorong percepatan pertumbuhan UKM ekspor dengan SMExcellence melalui peningkatan kemitraan UKM dengan agregator, BUMN, usaha besar, dan UKM ekspor. Para agregator dan usaha besar dapat menjadi export leader dalam ekosistem kluster UKM.
Para delegasi pembeli dari Etiopia dan negara lain diharapkan dapat mengenal produk furnitur Indonesia yang kaya ide, berkualitas, dan berwawasan lingkungan.
”Kita akan tingkatkan perdagangan dan kemitraan kerja sama antarnegara,” kata Zabadi.
Pencocokan bisnis itu diharapkan bisa menghasilkan transaksi dan kerja sama yang berkelanjutan. Sinergi perlu ditingkatkan untuk mewujudkan Indonesia sebagai trendsetter industri furnitur dan kerajinan dekor rumah dunia.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asmindo Dedy Rochimat sempat memaparkan visi dan misi Asmindo dalam pentas bisnis furnitur dan kerajinan, baik di pasar nasional maupun global. Dengan keunggulan yang dimiliki, Asmindo diyakini bisa berperan banyak di pentas bisnis global.
”Indonesia memiliki reputasi bagus di sektor furnitur dan kerajinan karena kekuatan warisan sejarah dan budaya atau tradisi,” ujar Dedy.
Sementara itu, Al Busyra Basnur menyampaikan, dua tahun terakhir komunikasi dan saling kunjung pengusaha Etiopia dan Indonesia semakin meningkat untuk kerja sama bisnis, termasuk rencana outbound investasi Indonesia di Etiopia. Namun, harus dipahami, potensi bisnis dengan Etiopia yang berpenduduk sekitar 112 juta jiwa, terbesar kedua di Benua Afrika, itu belum banyak dioptimalkan pebisnis Indonesia dan sebaliknya.
Sejak tahun 2019, kata Al Busyra, delegasi Etiopia yang terdiri atas puluhan pengusaha menghadiri TEI dan rangkaian kegiatannya serta mengadakan pertemuan dengan rekan bisnis mereka di Jakarta.
”Mereka datang ke TEI tidak saja untuk pertemuan dan transaksi bisnis, tetapi juga sebagai wisatawan, menikmati keindahan alam, seni, dan budaya Indonesia,” kata Al Busyra.
Al Busyra menjelaskan, sebelum pandemi Covid-19, penyelenggaraan TEI telah dipromosikan di hadapan pengusaha Etiopia dalam skala besar. Pertemuan langsung dengan pengusaha tidak hanya digelar di Addis Ababa, tetapi juga di kota-kota lain di Etiopia. Namun, di tengah kondisi pandemi Covid-19, promosi TEI ke-35 disesuaikan dengan protokol kesehatan negara setempat.
Seperti diketahui, TEI adalah pasar promosi ekspor terbesar Indonesia yang diselenggarakan setiap tahun. Pada tahun 2019, sebanyak 22 pengusaha Etiopia menghadiri TEI ke-34. Jumlah tersebut meningkat 25 persen dari tahun sebelumnya.
Nilai perdagangan Indonesia-Etiopia terus meningkat dari tahun ke tahun dan surplus perdagangannya dapat dirasakan Indonesia. Saat ini, terdapat lima investasi Indonesia di Etiopia, yaitu Century Garment Plc, Sumbiri Intimate Apparel Plc, Salim Wazaran Yahya Manufacturing Food Plc, Peace Success Industry Plc, dan Golden Sierra Abyssinia.
”Kehadiran investasi tersebut menempatkan Etiopia sebagai negara kedua terbesar sebagai penerima investasi Indonesia di Afrika setelah Nigeria,” ujar Al Busyra.