Peserta lomba B20 Sustainability Award 4.0 tak hanya diikuti perusahaan besar, tetapi juga UMKM. Ini menunjukkan operasi bisnis berkelanjutan makin diterapkan entitas usaha tak pandang skala bisnisnya.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dunia usaha kini mulai serius mengoperasikan usahanya dengan prinsip bisnis berkelanjutan, yakni ramah lingkungan, sosial, tata kelola. Mengoperasikan bisnis berkelanjutan kini telah menjadi tuntutan dan bukan lagi sekadar jargon. Seiring adanya pandemi dan perubahan iklim yang berdampak pada kinerja usaha, dunia usaha memikirkan bagaimana agar bisnisnya tetap berkelanjutan.
Hal ini menjadi benang merah dalam acara B20 Sustainability Awards 4.0, Jakarta, Selasa (18/10/2022). Hadir sebagai pembicara dalam acara itu Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Chairman of B20 Sustainability 4.0 Award Christophe Piganiol, Ketua B20 Indonesia Shinta Kamdani, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Arsjad Rasjid, Duta Besar Swiss untuk Indonesia & Timor Leste Kurt Kunz.
Dalam sambutannya Shinta mengatakan, pihaknya cukup terkejut dengan jumlah entitas usaha yang mengajukan proposal atau menjadi peserta lomba B20 berkelanjutan ini mencapai 700 lebih entitas. Yang menariknya lagi, lanjut Shinta, entitas yang mengajukan proposal bisnis berkelanjutan tak hanya perusahaan berskala besar, tetapi juga usaha mikro kecil menengah (UMKM).
”Ini menunjukkan bahwa bisnis berkelanjutan tak hanya sekadar jargon saja, tetapi juga sudah jadi bagian dari operasional dunia usaha,” ujar Shinta.
Ditambahkan oleh Arsjad, dirinya sangat senang melihat peserta yang mendaftarkan menjadi peserta juga banyak berasal dari UMKM. Menurut dia, kini operasional bisnis berkelanjutan telah menjadi cara untuk mengoperasikan usaha.
Arsjad menjelaskan, menjalankan usaha dengan prinsip berkelanjutan itu memberikan banyak manfaat, antara lain, mendorong citra perusahaan, menciptakan kepercayaan serta kesetiaan konsumen, dan bisa menarik lebih banyak investor. Adapun untuk masyarakat, bisnis yang berkelanjutan ini bisa meningkatkan kapasitas masyarakat lingkungan sekitar tempat usaha itu.
”Ke depan kami berharap prinsip-prinsip berkelanjutan itu bisa menjadi skenario dan strategi untuk menjaga daya tahan dunia usaha, serta menjaga laba bersih perusahaan tetap berkelanjutan,” ujar Arsjad.
Christophe mengatakan, lomba ini diharapkan menjadi insentif bagi dunia usaha agar makin terdorong untuk menjalankan usahanya dengan memenuhi prinsip-prinsip bisnis berkelanjutan. Adanya pandemi dan perubahan iklim yang memberi tekanan pada dunia usaha, lanjut Christophe, jadi momentum percepatan kesadaran dunia usaha untuk segera serius mengoperasikan bisnis dengan prinsip berkelanjutan.
Upaya mengoperasikan usaha dengan prinsip berkelanjutan ini juga sejalan dengan semangat Indonesia untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG’s).
Energi bersih
Dalam sambutannya, Luhut menjelaskan, Indonesia punya potensi besar dari sektor energi baru terbarukan sehingga bisa menopang bisnis berkelanjutan. Indonesia punya potensi energi dari lautan, panas bumi, bioenergy, angin, air, dan matahari. Potensi yang besar ini bisa menjadi daya dorong bisnis berkelanjutan di masa mendatang.
”Saya sampaikan lagi bahwa Indonesia adalah negeri besar dengan lebih dari 17.000 pulau. Kami punya kekayaan alam yang bisa diolah menjadi motor ekonomi baru dari energi bersih di masa mendatang,” ujar Luhut.
Luhut mengatakan, pihaknya telah menyiapkan peta jalan pengembangan hilirisasi sumber daya alam untuk memberikan nilai tambah. Salah satunya adalah membangun pabrik pengolahan nikel yang bisa memproduksi baterai yang bisa digunakan untuk mobil listrik di masa mendatang.
Para pemenang
B20 Sustainability 4.0 Awards digelar oleh Swiss Chamber of Commerce Indonesia, KADIN Indonesia, dan European Business Chamber of Commerce in Indonesia (EuroCham).
Terdapat tiga kategori yang dilombakan, yakni pengembangan akses air bersih, pengurangan sampah plastik, dan pemberdayaan UMKM perempuan. Tiap kategori lomba memiliki dua segmen pemenang, yakni korporasi dan UMKM. Adapun kegiatan penilaian sudah dimulai sejak Mei 2022.
Kategori pengembangan akses air bersih dimenangkan oleh Komodo Water sebagai pemenang utama kategori UMKM dan Green Energy sebagai pemenang kedua. Korporasi yang memenangi kategori ini adalah Danone Indonesia.
Pada kategori pengurangan sampah plastik dimenangi oleh Sampangan sebagai pemenang utama UKM dan Plana sebagai pemenang kedua. Adapun Korporasi yang memenangi kategori ini adalah Lazada Logistics.
Pada kategori Pemberdayaan UMKM perempuan dimenangkan oleh Du Anyam sebagai pemenang utama UKM dan Sukkha Citta sebagai pemenang kedua. Adapun Amartha merupakan korporasi yang memenangi kategori ini.
Selanjutnya, HSBC Net Zero mengumumkan tiga pemenang kategori khusus, yaitu untuk kategori Investment in Clean Energy dimenangi oleh PT AKR Corporindo, Tbk, kategori Innovation Towards Clean Energy dimenangi oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk, dan kategori Community Engagement in Developing Clean Energy dimenangi oleh PT Barito Pacific, Tbk.
Tak hanya itu, Zurich dan Siemens pun juga memberikan beasiswa program S-2 di Universitas Trisakti jurusan Sustainability. Febriany Nanci merupakan orang yang mendapatkan beasiswa dari Zurich untuk studi S-2 di Universitas Trisakti jurusan Sustainability. Sementara, Adven FN Hutajulu merupakan orang yang mendapatkan beasiswa dari Siemens untuk melanjutkan studi S-2 Universitas Trisakti jurusan Sustainability.