Lari bukan hanya untuk mengejar tubuh yang sehat ataupun eksistensi diri, melainkan juga ajang untuk berdonasi. Semangat berbagi membuat Carla kecanduan mengikuti ”charity run”, bahkan dikenal sebagai ”charity runner”.
Oleh
DESI PERMATASARI
·2 menit baca
Judul: Run for Charity: Menemukan Diri dengan Berlari
Penulis: Carla Felany
Penerbit: Penerbit Buku Kompas
Tahun terbit: 2022
Jumlah halaman: xvi+224 halaman
ISBN: 978-623-346-592-2
Manusia modern kian tak mengenal waktu dalam bekerja. Akibatnya, tubuh sering kali mengalami gangguan metabolisme, seperti obesitas. Karena itu, perlu upaya menjaga tubuh demi mengurangi risiko gangguan metabolisme. Salah satunya dengan olahraga lari.
Olahraga lari awalnya dilakukan demi kesehatan. Namun, aktivitas lari ternyata mampu membuat kecanduan. Lari berkembang menjadi ajang eksistensi diri. Lambat laun, motivasi berlari bagi sebagian orang bermetamorfosis menjadi kegiatan spiritual untuk bersyukur dan berbagi. Kegiatan olahraga lari dan berbagi tertuang dalam buku Run For Charity: Menemukan Diri dengan Berlari (Penerbit Buku Kompas, 2022) karya Carla Felany.
Buku 224 halaman ini diawali dengan kisah di balik keikutsertaan penulis dalam ajang charity run di Surabaya, yakni World Woman Run pada 1 September 2019. Donasi dikumpulkan dari uang pendaftaran para peserta dan dukungan finansial dari berbagai perusahaan atau instansi yang ikut berpartisipasi. Sekitar 1.500 orang berpartisipasi dalam kegiatan lari sekaligus berdonasi untuk membantu anak-anak dengan penyakit jantung di Little Heart Foundation. Ajang charity run tersebut menggugah hati Carla. Penulis teringat mendiang sang ayah yang meninggal karena penyakit jantung. Carla mengingat dengan rinci saat sang ayah jatuh. Peristiwa tersebut tidak dapat dilupakannya.
Akhirnya, ajang charity run menjadi candu bagi wanita berusia 42 tahun tersebut. Carla pun kemudian dikenal sebagai charity runner. Kegiatan charity run pada masa pandemi menjadi saat terberat yang pernah dijalaninya. Suasana gelap, gerimis, hanya ditemani headlamp sempat membuatnya urung. Namun, langkahnya kembali kuat saat mengingat tujuan ”lari” yang dilakukannya.
Charity ”Satu Kata Peduli” Agustus 2020 menyadarkan Carla bahwa pekerjaan mencari donasi lebih berat daripada aktivitas lari. Namun, ketulusan hati ternyata mengalahkan lelah mencari donasi. Selain membuatnya mampu bersyukur dan berbagi, charity run juga membuat Carla bertemu dengan banyak orang baik.
Lewat aktivitas lari, Carla berbahagia karena juga dapat menikmati indahnya Indonesia. Pada 11 Maret 2021, ia melakukan kegiatan lari dari Jakarta ke Medan, Medan ke Takengon. Sepanjang rute lari tersaji pemandangan indah di bibir danau, sawah, serta bunga merah dan kuning yang menyejukkan mata.
Carla menyatakan akan terus berlari. Carla percaya, melalui kegiatan charity run Tuhan akan selalu mengirimkan orang-orang baik yang bersedia menolong dan membantu sesama. (Litbang Kompas/DPS)