Indonesia mendorong perluasan pasar ekspor perikanan ke Rusia. Namun, masih ada kendala ekspor dengan pembatasan eksportir perikanan ke Rusia.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Kelautan dan Perikanan berupaya memperkuat perdagangan produk perikanan ke Rusia. Pasar ekspor perikanan ke Rusia masih terbuka lebar. Namun, upaya memperluas pasar ekspor itu masih terkendala minimnya perusahaan yang mengantongi persetujuan ekspor ke Rusia.
Sekretaris Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Machmud Sutedja mengemukakan, konflik tidak menurunkan kebutuhan impor perikanan Rusia. Negara-negara pemasok utama produk perikanan ke Rusia tidak banyak bergeser.
Pada tahun 2021, total produk perikanan yang diimpor oleh Rusia sekitar 2,7 miliar dollar AS. Dari jumlah itu, Indonesia baru mengisi 1,15 persen dari kebutuhan impor perikanan Rusia, yakni senilai 31,24 juta dollar AS. Beberapa komoditas utama asal Indonesia yang diekspor ke Rusia ialah udang, hati-telur ikan, dan karagenan rumput laut.
”Produk ekspor yang dapat ditingkatkan ke Rusia adalah udang, karagenan dan agar, cumi-sotong-gurita, hati-telur ikan, tuna-cakalang, dan ikan hias,” kata Machmud, saat dihubungi, Minggu (25/9/2022).
Adapun produk perikanan yang diimpor Indonesia dari Rusia meliputi ikan cod, salmon-trout, dan rajungan. Pada tahun 2021, nilai impor ikan cod asal Rusia mencapai 19,73 juta dollar AS untuk tujuan reekspor. Neraca perdagangan Indonesia terhadap Rusia untuk produk perikanan tercatat surplus 8,8 juta dollar AS.
Secara terpisah, Sekretaris Jenderal KKP Antam Novambar mengemukakan, Indonesia meminta kesepakatan penguatan kerja sama perdagangan produk perikanan dua negara bisa dikebut sehingga bisa dilakukan penandatanganan dokumen di sela-sela kegiatan G20 di Bali pada November 2022. Hal itu disampaikan dalam pertemuan bilateral Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Badan Federal Perikanan Federasi Rusia (Russian Federal Agency For Fisheries) di sela-sela acara The V Global Fishery Forum & Seafood Expo Russia di Saint Petersburg, Jumat (23/9/2022).
”Indonesia memiliki komoditas perikanan unggulan yang dapat mengisi kebutuhan pasar perikanan Rusia, seperti udang dan rumput laut,” ujar Antam, dalam keterangan pers, Minggu.
Produk ekspor yang dapat ditingkatkan ke Rusia adalah udang, karagenan dan agar, cumi-sotong-gurita, hati-telur ikan, tuna-cakalang, dan ikan hias
Antam menambahkan, Rusia memiliki teknologi satelit pengawasan kapal penangkap ikan. Pihaknya menjajaki kerja sama lebih lanjut terkait alih teknologi pengembangan satelit pengawasan yang dibutuhkan dalam menerapkan kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota.
Sementara itu, Pelaksana tugas Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Ishartini mengemukakan, dalam beberapa tahun terakhir, Rusia menjadi salah satu pasar potensial bagi ekspor produk perikanan Indonesia.
”Kami akan fasilitasi penjajakan peluang ekspor produk perikanan Indonesia yang dibutuhkan oleh industri perikanan Rusia,” kata Ishartini.
Pada tahun 2023, KKP menargetkan ekspor hasil perikanan sebesar 7,66 miliar dollar AS. Selama semester I (Januari-Juni) 2022, nilai ekspor perikanan Indonesia tercatat 3,06 miliar dollar AS. Negara tujuan utama ekspor Indonesia ialah Amerika Serikat, China, ASEAN, Jepang, dan Uni Eropa.
Hambatan ekspor
Machmud mengakui, salah satu kendala pengembangan ekspor perikanan ke Rusia adalah terbatasnya jumlah eksportir Indonesia yang mengantongi nomor persetujuan (approval number) ekspor perikanan ke Rusia. Perusahaan yang mengantongi persetujuan ekspor itu diperkirakan hanya sembilan perusahaan. Pemberian persetujuan ekspor itu masih dibatasi.
”Kendalanya adalah masih terbatasnya eksportir Indonesia yang mendapat approval number di Rusia,” katanya.
Hingga kini, Rusia masih membatasi penambahan perusahaan eksportir atau unit pengolahan ikan yang memperoleh nomor persetujuan ekspor ke pasar Rusia. Pihak Rusia di antaranya meminta skema trade off dengan produk-produk pertanian/peternakan.
Machmud menambahkan, optimalisasi ekspor perikanan Indonesia bisa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan eksportir yang telah mengantongi persetujuan ekspor. Meski demikian, kemampuan produksi dari sembilan perusahaan tersebut untuk menggarap pasar masih jauh dibandingkan potensi besar pasar Rusia.