Penggunaan aplikasi digital untuk layanan transaksi perbankan makin meningkat. Akselerasi yang cepat ini didorong oleh pandemi.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·5 menit baca
DOKUMENTASI BANK MUAMALAT
Direktur Operasi Bank Muamalat Awaldi (kanan) menerima penjelasan tentang fitur Gerai Reksa Dana Syariah dari Head of Digital Banking Bank Muamalat Marjuki (kiri) di Muamalat Hijrah Coffee, Jakarta, Jumat (23/9/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Layanan transaksi digital perbankan makin diminati nasabah. Penggunaan layanan digital makin terakselerasi sejak pandemi yang menuntut berkurangnya pertemuan secara fisik.
Pesatnya penggunaan kanal digital untuk transaksi oleh nasabah tercatat di kanal digital PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Persentase transaksi perbankan melalui aplikasi mobile banking Muamalat Digital Islamic Network (DIN) mencapai 90 persen dari keseluruhan transaksi. Padahal, sebelum pandemi, transaksi digital hanya sekitar 30 persen dari total transaksi.
Dalam siaran persnya, Jumat (23/9/2022), Direktur Operasi Bank Muamalat Awaldi mengatakan, memang telah terjadi pergeseran kebiasaan nasabah yang lebih aktif menggunakan layanan digital dan yang datang ke kantor cabang semakin berkurang. Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 menjadi katalis peralihan tersebut.
”Sebagai gambaran, transaksi digital sebelum pandemi hanya sekitar 30 persen dari total transaksi. Dengan adanya peningkatan menjadi 90 persen, ini menunjukkan bahwa nasabah kami sudah lebih aktif dan nyaman bertransaksi menggunakan Muamalat DIN. Hal ini juga bagian dari strategi perusahaan untuk memacu peningkatan dana murah (current account & saving account/CASA),” ujarnya.
Selama masa pandemi sampai September 2022, Muamalat DIN telah memproses transaksi dengan nilai nominal lebih dari Rp 46 triliun dari 33 juta transaksi. Lebih dari 70 persen berupa transaksi transfer elektronik. Sisanya adalah transaksi lain, seperti pembelian pulsa dan isi ulang (top up) uang elektronik. Sejak diluncurkan pada akhir 2019 lalu, sebagian besar nasabah lama dan hampir semua nasabah baru sudah menjadi pengguna Muamalat DIN.
Aplikasi Muamalat DIN dilengkapi dengan fitur pembayaran menggunakan QR code yang terhubung dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang merupakan standardisasi pembayaran menggunakan metode QR code dari Bank Indonesia. Fitur QR code Muamalat DIN saat ini sudah dapat digunakan untuk transaksi di merchant-merchant yang menggunakan logo QRIS, seperti toko ritel, SPBU, dan kotak amal.
Selain itu, aplikasi ini juga dilengkapi keamanan terbaru, seperti biometric login dan auto read one time password (OTP). Muamalat DIN juga bisa digunakan oleh non-nasabah Bank Muamalat karena terdapat fitur konten islami, seperti kalkulator zakat, jadwal shalat, dan arah kiblat.
Belum lama ini Bank Muamalat juga meluncurkan fitur Gerai Reksa Dana Syariah di Muamalat DIN. Gerai Reksa Dana Syariah berbasis daring pertama di Tanah Air ini menggandeng FUNDTastic+ sebagai agen penjual efek reksadana (APERD) serta PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) dan Eastspring Investments Indonesia selaku manajer investasi.
Data Bank Muamalat menunjukkan bahwa minat nasabah perseroan terhadap produk investasi terus meningkat dari tahun ke tahun, sejalan dengan pertumbuhan penjualan. Rata-rata penjualan tumbuh sekitar 160 persen per tahun selama empat tahun terakhir.
Adapun untuk pelayanan haji, Muamalat DIN memiliki fitur pembukaan rekening tabungan jemaah haji (RTJH) dan pembayaran setoran awal porsi haji. Inovasi ini memudahkan calon jemaah haji Tanah Air untuk melakukan pendaftaran haji tanpa harus datang langsung ke kantor cabang. Nasabah cukup membayar setoran awal pendaftaran haji sebesar Rp 25 juta melalui aplikasi Muamalat DIN di ponsel pintar.
KOMPAS/BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
Menara BNI
Upaya meningkatkan layanan kepada nasabah melalui penguatan perbankan digital juga dilakukan oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI. Wakil Direktur Utama Adi Sulistyowati menyampaikan, perseroan senantiasa melakukan penyempurnaan dan inovasi guna memberikan nilai tambah untuk layanan yang diberikan melalui BNI mobile banking, salah satunya berupa perbaikan berkesinambungan atas user experience yang sangat penting bagi kenyamanan nasabah.
Selain itu, BNI juga berupaya untuk menghadirkan berbagai fitur inovatif berdasarkan kebutuhan nasabah mengikuti perkembangan teknologi dan bisnis.
”Kami harap fitur tambahan ini semakin memudahkan nasabah untuk dapat memenuhi semua kebutuhan layanan perbankan, baik itu untuk transaksi maupun investasi. Tentunya langkah yang kami lakukan ini juga sesuai dengan semangat BNI untuk menjadi lembaga keuangan yang terunggul dalam layanan dan kinerja secara berkelanjutan,” tuturnya.
Adi Sulistyowati, yang akrab disapa Susi ini, menyampaikan, perseroan juga terus mendorong pertumbuhan akuisisi user dan aktivasi transaksi melalui berbagai program dan promosi, baik dari sisi BNI maupun kerja sama dengan mitra, seperti e-wallet, BI Fast, pembayaran tagihan kebutuhan harian (seperti listrik PLN), hingga isi ulang pulsa telekomunikasi. Promo transaksi ini dapat dinikmati oleh semua nasabah dan tentu ada banyak tambahan hadiah menarik yang akan diperoleh nasabah jika aktif bertransaksi melalui BNI mobile banking.
Adapun aplikasi BNI mobile banking saat ini memiliki lebih dari 12,4 juta pengguna terdaftar, tumbuh 34,7 persen secara tahunan dengan jumlah transaksi tumbuh sebesar 34,8 persen secara tahunan.
Jumlah transaksi transfer sampai dengan Juni 2022, baik antarbank maupun interbank, pada channel khususnya BNI mobile banking meningkat sebesar 32,3 persen secara tahunan untuk transaksi dan 28,5 persen untuk nilai nominal transaksi secara tahunan.
Nilai nominal transaksi BNI mobile banking sudah mencapai 50 persen dari keseluruhan transaksi dan melampaui transaksi di ATM. Hal ini menjadi indikator yang baik bahwa nasabah BNI sudah bertransaksi secara aktif melalui channel digital yang dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
”Kami melihat bahwa CASA berbasis transaksi yang semakin kuat akan mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Untuk itu, peningkatan pada kapabilitas BNI mobile banking terus kami lakukan,” kata Susi.
Sebelumnya, pada jumpa pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), di Jakarta, Kamis (22/9/2022), Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, transaksi ekonomi dan keuangan digital masih terus bertumbuh. Ini ditopang preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan, dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi perbankan digital.
Nilai transaksi uang elektronik pada Agustus 2022 mencapai 43,24 persen secara tahunan dan nilai transaksi perbankan digital meningkat 31,40 persen secara tahunan menjadi Rp 4.557,5 triliun.