Sempat diperkirakan akan saling berkompetisi, bank digital dan perusahaan tekfin justru saling berkolaborasi.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
DOKUMENTASI BANK JAGO
Seorang warga berjalan melewati logo Bank Jago.
JAKARTA, KOMPAS — Bank digital dan perusahaan teknologi finansial atau tekfin terus perkuat ekosistem digital. Masing-masing entitas memanfaatkan keunikan dan keunggulannya untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat.
Salah satu kerja sama ekosistem digital itu adalah antara Bank Jago dan aplikasi investasi Bibit yang pada Juli ini genap berusia setahun.
Head of Sustainability Bank Jago Andy Djiwandono menjelaskan, sejak awal terbentuknya sebagai bank digital, Bank Jago akan menggaet nasabah dan mempermudah layanan perbankan nasabah lewat jalur digital. Salah satu upayanya adalah berkolaborasi dengan sebanyak-banyaknya entitas di ekosistem digital.
”DNA dari Bank Jago adalah kolaborasi. Kami akan terus memperkuat kolaborasi di ekosistem digital untuk memberikan kemudahan layanan kepada nasabah,” ujar Andy pada acara Media Gathering, Jakarta, Kamis (28/7/2022).
Kerja sama Bank Jago dengan Bibit memungkinkan nasabah bisa memindahkan, mengatur, dan merencanakan dananya untuk investasi di Bibit. Adapun di aplikasi Bibit, nasabah bisa memilih beragam produk investasi reksadana dari berbagai perusahaan aset manajemen dan sekuritas.
Selain kolaborasi dengan Bibit, Bank Jago juga telah berkolaborasi dengan entitas tekfin dan perusahaan pembiayaan lainnya, seperti Modal Rakyat, Akseleran, dan Carsome.
PR & Corporate Communication Lead Bibit William menjelaskan, pihaknya memilih kolaborasi dengan Bibit lantaran kesamaan visi dan misi untuk memperluas layanan digital yang prima kepada nasabah.
”Kami sangat antusias berkolaborasi dengan Bank Jago dalam menjawab berbagai kebutuhan pengguna dan masyarakat Indonesia yang dari hari ke hari semakin sadar berinvestasi,” ujar William.
Kepemilikan saham
Kolaborasi bank digital dengan tekfin juga dilakukan oleh PT Bank Amar Indonesia Tbk (Amar Bank) dengan Investree. Adapun tekfin pendanaan Investree kini memiliki 10,9 persen saham Bank Amar sejak Juni lalu.
Presiden Direktur Amar Bank Vishal Tulsian menjelaskan, kemitraan Bank Amar dengan Investree untuk memperluas akses pembiayaan ke UMKM yang luas. Pengalaman Investree dalam bisnis pendanaan akan memperluas jaringan Bank Amar. Sinergi dengan Investree, lanjutnya, merupakan strategi untuk memperkuat ekosistem digital Bank Amar.
Investree akan memberikan layanan berupa saluran pemasaran, di mana fasilitas pinjaman yang ditawarkan kepada debitor di platform Investree dibiayai oleh Bank Amar, yang akan memberikan aliran pendapatan tambahan bagi Bank Amar.
Jalur penyaluran kredit Amar Bank akan dibagi menjadi tiga sesuai dengan target segmennya, seperti Tunaiku yang melayani kredit mikro dengan kisaran Rp 2 juta-Rp 20 juta. Saluran pemasaran Investree menyasar UMKM dengan memberikan pinjaman mulai dari kisaran Rp 100 juta hingga Rp 2 miliar. Terakhir, Business Banking menargetkan untuk melayani kredit korporasi dengan pinjaman mulai dari Rp 500 juta.
”Ke depannya, semua pengajuan pinjaman dari ketiga channel ini akan segera dicairkan melalui Senyumku sehingga setiap pengajuan pinjaman, nasabah akan otomatis memiliki rekening Senyumku untuk penarikan dana,” kata Direktur UKM, Korporasi, dan Operasi Direktur Amar Bank R Eka Banyuaji.