Komputasi Awan Penyimpan Data Pemerintah Belum Mandiri
Penyedia layanan penyimpan data pada komputasi awan masih perusahaan asing. Untuk menjaga kemandirian dan pengendalian keamanan data, Indonesia perlu memiliki teknologi serupa.
Oleh
NINA SUSILO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia perlu memiliki kemandirian dalam mengoperasikan mesin komputasi awan. Sejauh ini, penyimpanan data yang difasilitasi layanan komputasi awan masih berbasis perusahaan asing.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (19/9/2022), menjelaskan, mesin layanan komputasi awan (cloud computing) saat ini dibuat perusahaan-perusahaan asing. Untuk itu, pemerintah perlu mendorong kemandirian layanan komputasi awan ini.
”Kemarin kami kumpulkan Kepala BSSN (Badan Sandi dan Siber Negara), berikutnya ada PT Inti (PT Industri Telekomunikasi Indonesia), BUMN, berikutnya ada korporasi yang memiliki cloud-nya. Kalau ini kita satukan, kita nanti akan mandiri di bidang cloud sehingga bisa menjaga data dari intervensi orang lain. Itu yang kita ingin ke depannya sebenarnya,” tutur Moeldoko kepada wartawan.
Sejauh ini, layanan komputasi awan dibuat perusahaan asing. Mesin komputasi awan juga dibuat dan dijalankan bukan oleh orang Indonesia sendiri. Kementerian/lembaga juga menggunakan layanan-layanan awan ini.
Apabila Indonesia bisa menyediakan layanan komputasi awan sendiri dengan PT Inti sebagai penjamin, menurut Moeldoko, layanan ini juga bisa dijual ke pemerintah. Sebab, PT Inti juga milik pemerintah. Apalagi, enkripsi bisa ditangani BSSN. ”Pemerintah harus pakai ini agar semuanya sudah kita kendalikan sendiri,” katanya.
Menurut Moeldoko, pembuatan layanan komputasi awan sudah mulai dipraktikkan satu korporasi. Hal ini tinggal diperbesar, tetapi dia tak mau menyebutkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan ini.
”Ini pekerjaan besar ya, perlu kerja berat,” ujarnya.
Sejauh ini, menurut Moeldoko, masih dipersiapkan di KSP. ”Nanti kalau bentuknya semakin oke, kita lapor ke Presiden,” ucapnya.
Secara terpisah, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan, pemerintah masih terus melakukan evaluasi terkait penyimpanan data pemerintah yang masih menggunakan cloud milik asing.
”Kalau pemerintah punya, kan, macam-macam, di setiap kementerian/lembaga kan ada cloud, itu yang sedang kita siapkan dan evaluasi semua,” ujarnya.
Ke depan, Johnny berharap agar penyimpanan data cloud ini bisa lebih sistematis dan seragam.
”Supaya cloud-nya itu lebih bisa dalam sistem yang sama karena kalau cloud-nya beda-beda di setiap kementerian/lembaga yang sangat banyak ini tentu sistemnya beda, engine-nya beda, kelemahan dan kekuatan beda-beda ini yang perlu disederhanakan itu yang sedang dievaluasi,” ucap Johnny.