Permudah Perizinan UMKM Pangan, Obat Tradisional, dan Kosmetik
Smesco Indonesia menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan mendorong kemudahan perizinan UMKM bidang pangan, obat tradisional, dan kosmetik. Pendampingan UMKM dinilai penting mengingat banyaknya persyaratan.
Oleh
STEFANUS OSA TRIYATNA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Smesco Indonesia menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM mendorong kemudahan perizinan usaha mikro, kecil, dan menengah bidang pangan, obat tradisional, dan kosmetik. Kerja sama itu diharapkan dapat mengembangkan kinerja dan performa pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM di Tanah Air dalam bentuk perluasan akses dan kemudahan mengurus perizinannya.
”Tujuan kerja sama ini adalah untuk meningkatkan kapasitas UMKM dalam menghasilkan produk obat tradisional, kosmetik, dan pangan olahan yang aman dan bermutu, termasuk meningkatkan daya saing produk UMKM yang bergerak di sektor usaha tersebut,” kata Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata, dalam keterangannya terkait penandatanganan perjanjian kerja sama antara Smesco Indonesia dan BPOM di Jakarta, Selasa (6/9/2022).
Leonard menjelaskan, kesehatan dan keamanan pangan atau produk konsumsi yang dihasilkan UMKM saat ini menjadi perhatian utama konsumen terlebih setelah pandemi Covid-19. Karakter konsumen saat ini lebih cerdas dan jeli memilih produk yang telah terverifikasi dan memiliki standar keamanan pangan serta telah memiliki standar mutu produk.
Lebih dari itu, kata Leonard, kerja sama ini juga diharapkan akan memudahkan UMKM dalam membuat perizinan dan mendapatkan izin edar dengan mempercepat proses Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) melalui pelibatan UMKM sebagai pemilik usaha untuk melakukan audit mandiri.
Pelaku bisnis UMKM cukup membuka tautan laman cppob.smesco.go.id. Di dalamnya, ada lima langkah utama bagi UMKM untuk melakukan audit ruang produksi milik mereka. ”Setelah mengisi form audit mandiri tersebut, UMKM dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan bagian Pusat Layanan UKM (PLU) Smesco melalui Whatsapp untuk mendapatkan layanan lanjutan,” kata Leonard.
Apabila skor pengisian form sudah mencapai 100 persen, PLU Smesco akan meneruskannya kepada BPOM untuk segera dilakukan survei. Namun, apabila skor akhir pengisian audit mandiri tersebut belum mencapai 100 persen, PLU Smesco akan memberikan alternatif solusi terhadap kendala yang dialami, seperti memfasilitasi untuk mendapatkan pembiayaan renovasi sarana prasarana dan sebagainya.
Leonard berharap, kehadiran BPOM dapat memperkuat posisi brand produk obat tradisional, kosmetik, dan pangan olahan lokal dengan membantu UMKM memiliki sertifikasi BPOM dan izin edar resmi sehingga mereka mampu berkompetisi dengan produk dari industri besar atau bahkan merek dari luar negeri.
Pada kesempatan yang sama, Leonard juga menyampaikan, saat ini Smesco sedang membangun fasilitas cloud kitchen atau dapur bersama dengan teknologi retort. Hal ini juga dimaksudkan untuk mengatasi kendala teknis yang dimiliki oleh UMKM dalam memenuhi standarisasi yang dibutuhkan BPOM.
Menanggapi hal tersebut, Pelaksana Tugas Sekretaris Utama BPOM Rita Endang menegaskan, pihaknya mendukung penuh inovasi Smesco Indonesia dalam membangun Rumah Produksi Bersama bagi UMKM. Inovasi ini diharapkan menjadi suatu solusi bagi UMKM.
Namun, Rita mengingatkan, sebelum membangun Rumah Produksi Bersama, ada beberapa aspek yang harus dilihat. mulai dari manajemen, sarana, alat, hingga aspek penyimpanan. ”Ada 68 item yang harus diperhatikan dan ini juga sudah kami mulai. Nantinya, UMKM mempunyai sebuah lahan berusaha. BPOM sangat mendukung hal ini,” kata Rita.
Rita menyebutkan, berbagai upaya dilakukan BPOM, mulai dari pendampingan usaha kecil dari memiliki orang tua angkat, sudah dilakukan. Kemudian, ekosistem yang dibangun dari mulai kemudahan perizinan atau premarket-nya untuk memperoleh izin edar dari BPOM.
Tak ketinggalan juga, UMKM bakal memperoleh cara produksi pangan olahan dan bagaimana selanjutnya ketika berproduksi harus diawasi. ”Itu dikenal dengan post market. Ini juga kami lakukan pengawasan. Poin penting lainnya adalah ketika nanti kita mendampingi para UMKM untuk ekspor,” kata Rita.
Pada akhirnya, akan memperoleh konsep bagaimana produk-produk UMKM (pangan, obat tradisional, kosmetik) ini betul-betul produk yang aman, bermutu untuk pangan, dan bergizi. Diharapkan perjanjian kerja sama ini dapat kita laksanakan dalam bentuk yang konkret dukungan BPOM bagi UMKM binaan Smesco Indonesia.