Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mengutip data Bank Indonesia (BI), cadangan devisa pada Agustus 2022 tercatat 132,2 miliar dollar AS atau tidak berubah dibandingkan Juli 2022 yang juga 132,2 miliar dollar AS. Jumlah tersebut cukup untuk pembiayaan impor dan pembayaran utang luar negeri serta mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, perkembangan posisi cadangan devisa pada Agustus 2022 antara lain dipengaruhi penerimaan pajak dan jasa serta penerimaan devisa minyak dan gas (migas). Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
”Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional,” ujar Erwin, Rabu (7/9/2022), di Jakarta.
Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman, menambahkan, cadangan devisa ini menunjukkan Indonesia masih memiliki pertahanan yang tebal dari potensi gejolak stabilitas nilai tukar yang dipicu ketidakpastian global.
Seiring melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia, kinerja ekspor Indonesia diperkirakan ikut menyusut. Di sisi lain, kinerja impor diperkirakan bertumbuh sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat. Hal ini berpotensi menciutkan surplus neraca perdagangan sehingga berdampak juga pada kondisi cadangan devisa ke depan. Selain itu, normalisasi kebijakan moneter dunia berpotensi mendorong arus modal keluar yang dapat memicu guncangan pada stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan.
”Sampai akhir tahun, kami mempertahankan proyeksi cadangan devisa sampai akhir tahun pada kisaran 130 miliar dollar AS-140 miliar dollar AS dibandingkan pada akhir tahun 2021 yang sebesar 144,9 miliar dollar AS. Adapun nilai tukar rupiah sampai akhir tahun diperkirakan pada kisaran Rp 14.765 per dollar AS,” ucap Faisal.
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan, cadangan devisa Indonesia saat ini memang lebih tinggi ketimbang kondisi sebelum pandemi. Pada Desember 2019, cadangan devisa mencapai 129,18 miliar dollar AS, lebih rendah dibandingkan Agustus 2022 yang 132,2 miliar dollar AS.
Namun, cadangan devisa Desember 2019 tersebut memiliki kapasitas lebih besar yang ditunjukkan dengan mampu membiayai impor bersih hingga 7,6 bulan. Sementara cadangan devisa Agustus 2022 hanya mampu membiayai 6,1 bulan impor.
Eko menambahkan, fase pemulihan ekonomi bahkan akan diikuti peningkatan impor. Maka, hal itu akan jadi tantangan untuk stabilisasi rupiah seperti yang ditargetkan Bank Indonesia. ”Saya rasa ke depan itu tantangannya adalah bagaimana cadangan devisa menjadi bantalan untuk beberapa bulan impor dan pembiayaan pemerintah,” ujarnya.