PT Freeport Indonesia memperkuat teknologi pertambangan bawah tanah yang kini menjadi tulang punggung operasi mereka di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua.
Oleh
MOHAMAD FINAL DAENG
·3 menit baca
TEMBAGAPURA, KOMPAS — PT Freeport Indonesia memperkuat teknologi pertambangan bawah tanah yang kini menjadi tulang punggung operasi mereka di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua. Salah satunya adalah pengadopsian jaringan 5G untuk mendukung aktivitas penambangan bawah tanah melalui kendali jarak jauh.
Peluncuran penggunaan teknologi itu diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo, Kamis (1/9/2022), di area Tera Shop, kompleks tambang Tembagapura. Hadir mendampingi Presiden, antara lain, Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Dari jajaran PT Freeport Indonesia (PTFI), hadir Richard Adkerson, Presiden Komisaris PTFI sekaligus CEO Freeport-McMoran yang menaungi seluruh grup Freeport; Kathleen L Quirk selaku President Freeport McMoran; serta Tony Wenas selaku Presiden Direktur PTFI. Turut hadir pula Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam. PTFI berkolaborasi dengan Telkomsel dalam penerapan teknologi 5G ini.
Presiden menyampaikan, sektor pertambangan tidak boleh ketinggalan dalam dunia yang semakin terdigitalisasi seperti sekarang. Teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence), internet of things, machine learning, hingga big data harus diterapkan untuk mendukung operasional pertambangan.
”Hari ini kita buktikan bahwa kita sudah bergerak lebih maju dengan menerapkan 5G smart mining pertama di Asia Tenggara,” ujar Presiden.
Sebelum peluncuran itu, pada Kamis pagi, Presiden melihat lokasi bekas penambangan terbuka Grasberg yang berada di ketinggian 4.000 meter dari permukaan laut. Sejak 2019, PTFI sudah tidak mengoperasikan tambang terbuka itu lagi dan beralih ke bawah tanah untuk menambang bijih tembaga, emas, dan perak.
Presiden mengatakan, kehadiran teknologi 5G dalam pertambangan ini untuk mendukung automasi dan kendali jarak jauh alat-alat berat yang beroperasi di bawah tanah. Hal ini akan meningkatkan keselamatan kerja dan produktivitas pertambangan PTFI.
”Tadi juga saya sudah melihat secara langsung (operasi tambang jarak jauh). Yang saya senang, 99 persen dari total karyawan yang mengendalikan itu asli Indonesia, khususnya dari Tanah Papua,” ujar Presiden.
Erick Thohir mengatakan, transformasi BUMN harus terus dilanjutkan, termasuk di sektor pertambangan, dengan inovasi-inovasi digital. Menurut dia, teknologi 5G ini juga sudah diterapkan oleh perusahaan-perusahaan tambang di Amerika Serikat, China, Swedia, dan Rusia.
”Hasilnya bisa meningkatkan produktivitas sampai 25 persen, biaya operasional bisa turun sampai 40 persen, dan penghematan energi sebesar 20 persen,” ujar Erick.
Untuk satu tambang, sekitar 20-30 persen dilakukan oleh operator remote (jarak jauh), sisanya masih manual.
Karena itu, dia meminta penerapan teknologi 5G ini menjadi benchmark di seluruh grup Mind ID, holding BUMN pertambangan Indonesia. PTFI termasuk bagian dari Mind ID. ”Ini agar Mind ID bisa terus efisien,” katanya.
Teknologi 5G memiliki keunggulan dari sisi kecepatan, kekuatan sinyal, latensi, keamanan data, dan kecerdasan perangkat. Jaringan tersebut memungkinkan lebih banyak ruang bagi perangkat pengguna untuk mendapatkan kecepatan data yang lebih tinggi.
Teknologi ini membuat PTFI dapat mengendalikan berbagai mesin dan kendaraan di tambang bawah tanah dari jarak jauh, termasuk dari atas permukaan tanah, serta menggerakkan berbagai perangkat secara otomatis. Selain itu, teknologi 5G juga memungkinkan PTFI memonitor dan mencegah risiko kecelakaan kerja melalui optimalisasi penggunaan kamera yang terhubung dengan kecerdasan buatan.
Senior Vice President Underground Mining PTFI Hengky Rumbino mengatakan, automasi tambang dengan pengendalian jarak jauh telah diterapkan oleh PTFI sejak 2006. Teknologi ini dipakai di beberapa titik lokasi tambang bawah tanah yang memiliki risiko keselamatan kerja besar, seperti longsor dan debu tambang.
PTFI memiliki tiga tambang bawah tanah yang saat ini beroperasi, yakni Deep MLZ, Grasberg Block Cave, dan Big Gossan. ”Untuk satu tambang, sekitar 20-30 persen dilakukan oleh operator remote (jarak jauh), sisanya masih manual,” kata Hengky.