Kenaikan harga tiket pesawat berdampak pada kunjungan wisatawan ke sejumlah destinasi. Pelaku pariwisata meminta pemerintah turun tangan.
Oleh
MEDIANA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Fenomena kenaikan harga tiket pesawat terbang memengaruhi pergerakan wisatawan dan pada akhirnya berdampak pada sektor perhotelan. Berbagai upaya pengendalian harga tiket pesawat perlu dilakukan agar gairah industri pariwisata terjaga seiring meredanya pandemi Covid-19.
Wakil Ketua Umum Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Budijanto Ardiansyah saat dihubungi di Jakarta, Jumat (19/8/2022), mengatakan, setiap maskapai memiliki perhitungan biaya operasional dalam proses produksi. Masing-masing maskapai sebenarnya telah melakukan berbagai langkah efisiensi, seperti peniadaan komisi agen perjalanan, pemesanan melalui daring, dan tiket elektronik yang sejalan dengan perilaku paperless.
”Ketika harga avtur naik dan pengeluaran bahan bakar ini besar, pemerintah bisa mencari jalan keluar bagaimana mengatasinya. Kalau masalah bahan bakar susah diotak-atik, pemerintah lihat juga komponen biaya lain yang dikeluarkan maskapai yang masih bisa ditekan. Lihat juga kepentingan konsumen yang akan membayar biaya tiket pesawat terbang,” ujar Budijanto.
Budijanto menambahkan, biaya airport tax atau biaya jasa bandara yang dibebankan kepada penumpang, baik saat keberangkatan maupun kedatangan, semestinya tak dinaikkan. Pemerintah juga bisa memberikan subsidi atas biaya tersebut.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam siaran pers, Kamis (18/8), mengatakan, pihaknya telah berkirim surat kepada pemerintah daerah agar membantu memastikan tingkat keterisian penumpang, memberikan subsidi, dan insentif lainnya. Ia membenarkan bahwa harga avtur mengakibatkan harga tiket pesawat naik. Namun, ada strategi yang harus dikoordinasikan secara detail sehingga harga tiket bisa terkendali dan tidak memberikan efek kenaikan inflasi yang tinggi.
Budi Karya menambahkan, di beberapa daerah, tingkat okupansi pesawat terbang hanya 50 persen atau bahkan lebih rendah lagi. Oleh karena itu, pemerintah didorong agar turut memberikan subsidi dan memasarkan destinasi sehingga keterisian penumpang di pesawat terbang meningkat.
”Apabila tingkat keterisian bisa naik, harga akan terkendali. Sebab, harga tiket berbanding lurus dengan tingkat keterisian,” kata Budi.
Bisnis hotel
Menyinggung dampak tingginya harga tiket pesawat terhadap bisnis perhotelan, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menyampaikan, menjelang akhir tahun, hotel-hotel biasanya ramai oleh kegiatan korporasi dan pemerintah. Kedua segmen pasar ini tergolong besar bagi bisnis perhotelan di seluruh Indonesia. Selain itu, jasa perhotelan di daerah yang bergantung pada kunjungan wisatawan memberikan dampak besar bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sekitarnya.
Menjelang akhir tahun, hotel-hotel biasanya ramai oleh kegiatan korporasi dan pemerintah. Kedua segmen pasar ini tergolong besar bagi bisnis perhotelan di seluruh Indonesia.
”Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga transportasi udara memegang peranan kunci bagi pergerakan wisatawan. Kenaikan harga tiket pesawat terbang memicu berkurangnya pemesanan hotel untuk kegiatan korporasi ataupun pemerintahan, terutama di daerah-daerah yang hanya bisa atau dapat dijangkau lebih cepat dengan pesawat,” ucap Maulana.
Ia menambahkan, jumlah frekuensi penerbangan yang belum marak juga berdampak bagi bisnis hotel. Tamu-tamu dari agenda kegiatan korporasi ataupun pemerintahan akan kesulitan menentukan jadwal kedatangan dan kepulangan. Beban sektor perhotelan kian berat ketika sejumlah korporasi melakukan penghematan anggaran dalam situasi ekonomi sekarang ini.
”Kami sepakat dengan pernyataan pemerintah pusat agar pemerintah daerah turut mendukung maskapai penerbangan. Insentif pemerintah daerah memang perlu ada (kepada maskapai), tetapi sifatnya tidak langsung, seperti memastikan agar load factor terpenuhi melalui agenda satuan kerja perangkat daerah,” ujar Maulana.
Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan, Garuda akan fokus mengembangkan penerbangan domestik dengan mengoptimalkan utilisasi armada dan alat produksi, termasuk penyesuaian spesifikasi pesawat dengan segmen dan karakteristik pasar. Garuda Indonesia menargetkan dapat menambah 60-70 pesawat hingga akhir 2022.
Garuda Indonesia juga akan menambah frekuensi penerbangan secara bertahap. Pada tahap awal, yakni Juli-Agustus 2022, akan ada penambahan frekuensi penerbangan dari Jakarta menuju sejumlah daerah, seperti Batam, Balikpapan, Denpasar, Medan, Makassar, Surabaya, dan Singapura.
Melalui penambahan frekuensi penerbangan tersebut, Garuda ditargetkan dapat mengoperasikan sedikitnya 850 penerbangan per minggu selama Agustus 2022. Target itu meningkat 32 persen dibandingkan dengan Juni 2022 yang berkisar di 650 penerbangan per minggu.
Dalam penentuan harga tiket, lanjut Irfan, Garuda akan mematuhi permintaan dan regulasi pemerintah. ”Garuda akan menjalankan kebijakan itu secara cermat dan saksama. Garuda akan mempertimbangkan fluktuasi harga avtur terhadap penyesuaian harga tiket dengan mengedepankan pemenuhan kebutuhan masyarakat atas aksesibilitas layanan penerbangan,” ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia melalui pintu masuk utama pada Juni 2022 sebanyak 345.440 kunjungan, naik tajam 1.973,96 persen dibandingkan dengan Juni 2021. Lonjakan kunjungan wisman mulai terlihat sejak April lalu. Pada bulan itu, kunjungan sebanyak 114.100 orang, lalu meningkat pada Mei 2022 menjadi 212.300 orang.
Sejalan dengan kunjungan wisman yang meningkat, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang turut naik. Pada April 2022, TPK tercatat 34,23 persen, TPK Mei 2022 49,85 persen, dan Juni 2022 50,28 persen. TPK Juni itu naik 11,73 poin dibandingkan dengan TPK Juni 2021. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, TPK Juni 2022 juga mengalami peningkatan, yaitu 0,43 poin. TPK tertinggi terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta, Lampung, dan Kalimantan Timur.