Kolaborasi pemangku kepentingan mendorong pertumbuhan positif ekonomi nasional triwulan II-2022. Kinerja perekonomian tersebut dihasilkan dari paduan kebijakan serta aksi antara pemerintah, dunia usaha, dan semua warga.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perekonomian Indonesia pada triwulan II-2022 tumbuh 5,44 persen secara tahunan dan 3,72 persen secara triwulanan. Kondisi ini dinilai positif bagi Indonesia di tengah situasi ekonomi dunia yang penuh ketidakpastian dan adanya ancaman resesi. Paduan kebijakan serta aksi antara pemerintah, dunia usaha, dan seluruh elemen masyarakat menghasilkan pencapaian kinerja perekonomian tersebut.
”Pertumbuhan ekonomi yang cukup baik ini terjadi karena adanya kolaborasi dan gotong royong dari seluruh stakeholders (pemangku kepentingan) ekonomi nasional,” kata Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta terkait rilis pertumbuhan ekonomi yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), Jumat (5/8/2022).
Pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan II-2022 ini perlu diapresiasi dan disyukuri. Sebagai perbandingan, pertumbuhan ekonomi secara triwulanan Singapura stagnan atau tumbuh nol persen.
Menurut Arif, pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan II-2022 ini perlu diapresiasi dan disyukuri. Sebagai perbandingan, pertumbuhan ekonomi secara triwulanan Singapura stagnan atau tumbuh nol persen. Perekonomian China terkontraksi atau tumbuh minus 2,6 persen. Amerika Serikat juga mengalami kontraksi 0,9 persen dan menghadapi ancaman stagflasi.
Pada triwulan II-2022, Indonesia memiliki momen spesial yakni Ramadhan dan Lebaran. ”Sesuai dengan yang menjadi harapan kita bersama bahwa Lebaran tahun ini diikuti oleh kegiatan mudik yang berhasil dilakukan secara cukup tertib dengan tetap menjaga prokes (protokol kesehatan) sehingga perekonomian nasional bergerak lebih cepat tanpa menyebabkan lonjakan penyebaran Covid-19 secara signifikan,” kata Arif.
Ke depan, perekonomian nasional pada triwulan III dan IV-2022 diperkirakan memiliki prospek yang sangat positif. Hal ini ditandai dengan kredit perbankan per Juni 2022 sudah mulai menunjukan pertumbuhan secara tahunan yang cukup baik, yakni 10,66 persen.
”Apabila momentum-momentum baik ini dapat terus terjaga dan dikelola dengan baik, kita optimistis bahwa ekonomi akan segera pulih. (Hal) yang perlu diperhatikan adalah bagaimana agar kinerja ekonomi yang positif ini juga diikuti penyerapan lapangan kerja lebih cepat, khususnya pekerjaan di sektor formal,” ujar Arif.
Selain itu, kegiatan produksi juga harus bergerak lebih cepat untuk merespons konsumsi rumah tangga yang mulai tumbuh. Apabila hal ini terjadi, Arif menambahkan, kebutuhan masyarakat dapat terus terpenuhi dengan harga yang terkendali dan terjangkau.
Perekonomian tumbuh
Kepala BPS Margo Yuwono saat menyampaikan rilis menuturkan, perekonomian Indonesia berdasarkan besaran produk domestik bruto (PBB) pada triwulan II-2022 atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp 4.919,9 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) sebesar Rp 2.923,7 triliun.
Sebagai perbandingan, PDB Indonesia triwulan I-2022 ADHB sebesar Rp 4.513,3 triliun dan ADHK Rp 2.818,8 triliun. Adapun PDB Indonesia triwulan II-2021 ADHB sebesar Rp 4.176,4 triliun dan ADHK Rp 2.772,9 triliun.
”Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2022 apabila dibandingkan dengan triwulan I-2022 atau secara q-to-q tumbuh 3,72 persen. Apabila dibandingkan dengan triwulan II-2021 atau secara year on year, tumbuh 5,44 persen. Dan secara kumulatif (pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I-2022) apabila dibandingkan dengan semester I-2021, tumbuh 5,23 persen,” kata Margo.
Secara triwulanan, Margo menuturkan, pertumbuhan ekonomi triwulan II-2022 ini sejalan dengan pola pertumbuhan triwulanan. ”Pertumbuhan ekonomi di triwulan II selalu tumbuh positif dan lebih tinggi dibandingkan triwulan I. Dan ini, di antaranya, karena faktor musiman,” katanya.
(Pertumbuhan) Ini terus berlanjut dan bahkan, kalau dilihat angkanya, semakin meningkat.
Tren pertumbuhan perekonomian Indonesia triwulan II-2022 ini meningkat secara persisten (terus-menerus). Apabila dilihat polanya, perekonomian mulai triwulan III-2021, triwulan IV-2021, triwulan I-2022, hingga triwulan II-2022 terus bertumbuh. ”(Pertumbuhan) Ini terus berlanjut dan bahkan, kalau dilihat angkanya, semakin meningkat,” kata Margo.