Sektor data, internet, dan jasa teknologi informasi menyumbang kenaikan pendapatan Telkom. Sementara kerugian Garuda Indonesia berhasil diturunkan.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan usaha milik negara yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sudah mengeluarkan hasil kinerja keuangannya. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk merupakan sebagian dari beberapa perusahaan BUMN yang sudah mempublikasikan keuangannya.
Telkom masih mampu menaikkan pendapatan. Sementara Garuda juga dapat menekan kerugian pada tiga bulan pertama 2022 ini.
Selama semester I-2022, Telkom mencatatkan kenaikan pendapatan 3,6 persen dari Rp 69,48 triliun menjadi Rp 71,98 triliun. Sebagian besar pendapatan tersebut diperoleh dari pendapatan data, internet, dan jasa teknologi informasi. Dari bidang ini, pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 39,2 triliun.
Sementara pendapatan dari layanan jaringan Indihome diperoleh sebesar Rp 13,83 triliun, layanan pesan singkat Rp 9,3 triliun. Masih ada lagi pendapatan dari interkoneksi sebesar Rp 4,2 triliun dan jasa telekomunikasi lainnya sebesar Rp 5,4 triliun.
Dengan peningkatan pendapatan tersebut, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 6,89 persen dari Rp 12,45 triliun menjadi Rp 13,31 triliun. Kenaikan tersebut juga meningkatkan laba bersih per saham dari Rp 125,69 menjadi Rp 134,36 per saham.
Sementara belanja modal yang dihabiskan pada semester pertama tahun ini sebesar Rp 13,5 triliun. Telkom memperkuat jaringan dan infrastruktur lainnya.
PT Telkom dan anak usahanya terlihat sedang menata keuangannya dengan melunasi utang total sebesar Rp 4,45 triliun. Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan pada Senin (1/8/2022), PT Telkom membayar utang sebesar Rp 500 miliar kepada Citibank dan Rp 1 triliun kepada Bank of China.
Sementara utang kepada Bank Permata dibayarkan sebesar Rp 400 miliar dan kepada MUFG sebesar Rp 700 miliar. Selain itu, anak usaha Telkom, PT Telkomsel, juga membayar utang kepada Bank Mandiri sebesar Rp 850 miliar dan kepada BCA sebesar Rp 1 triliun.
Maskapai penerbangan Garuda Indonesia berhasil menekan kerugian pada triwulan I-2022. Kerugian yang dibukukan sebesar 384,35 juta dollar AS (sekitar Rp 3,3 triliun) pada triwulan I-2021 menurun menjadi 224,66 juta dollar AS.
Dalam laporan keuangan triwulan pertama tersebut, dipaparkan bahwa penurunan kerugian sebesar 41,55 persen itu dapat terjadi karena ada penurunan pada beberapa pos beban. Beban usaha Garuda turun 25 persen dari 702,18 juta dollar AS menjadi 526,34 juta dollar AS. Beban operasional penerbangan turun dari 392,26 juta dollar AS menjadi 300,7 juta dollar AS. Beban pemeliharaan dan perbaikan dari 259,74 juta turun menjadi 108,82 juta. Demikian pula dengan pos beban lain, seperti beban umum dan administrasi, serta beban bandara, semuanya menurun.
Meski demikian, pendapatan Garuda belum dapat dikatakan membaik. Garuda membukukan pendapatan sebesar 350,16 juta dollar AS pada akhir Maret 2022. Pendapatan ini turun tipis 0,8 persen dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 353,07 juta dollar AS. Sebagian besar pendapatan ini diperoleh dari penerbangan terjadwal yang mencapai 270,57 juta dollar AS. Sementara pendapatan dari penerbangan tidak terjadwal sebesar 24,08 juta dollar AS dan pendapatan lain-lain sebesar 55,5 juta dollar AS.
Saat ini Garuda sedang melakukan restrukturisasi utang dengan para kreditornya. Selain itu, pemerintah akan menambah modal melalui penyertaan modal negara sebesar Rp 7,5 triliun pada triwulan III-2022.