Total penyaluran kredit BNI mencapai Rp 620,42 triliun, bertumbuh 8,9 persen secara tahunan. Kinerja kredit itu turut mendorong pertumbuhan laba BNI sebesar 75,1 persen menjadi Rp 8,8 triliun.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kegiatan ekspor yang kian meningkat pada semester pertama tahun ini turut mendongkrak kinerja penyaluran kredit PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI yang memang fokus pada pengembangan ekspor dan perbankan internasional. Kenaikan kredit itu turut mendorong pertumbuhan laba BNI pada semester pertama tahun ini sebesar 75,1 persen secara tahunan menjadi Rp 8,8 triliun.
Pada semester pertama tahun ini, total penyaluran kredit BNI mencapai Rp 620,42 triliun, bertumbuh 8,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menjelaskan, salah satu pendorong pertumbuhan kredit BNI berasal dari segmen kecil dan menengah yang berorientasi ekspor. Sampai dengan semester satu, penyaluran kredit kepada debitor UMKM yang berorientasi ekspor mencapai Rp 22,1 triliun dengan jumlah 39.000 debitor.
Selain itu, BNI juga memiliki program khusus untuk UMKM yang berorientasi ekspor, yakni BNI Xpora. Melalui program ini, BNI memberikan pendampingan dan pelatihan untuk mendorong produktivitas UMKM yang berorientasi ekspor. Selama semester satu tahun ini, BNI Xpora telah berhasil melakukan penyaluran kredit senilai Rp 7,2 triliun.
”Pemulihan ekonomi terjadi dengan sangat baik pada pertengahan tahun ini. Geliat usaha serta konsumsi masyarakat semakin kuat sehingga mendorong kinerja BNI sebagai fungsi intermediator,” ujar Royke dalam paparan kinerja keuangan BNI semester pertama 2022, Jumat (29/7/2022).
Direktur Treasury dan Internasional BNI Henry Panjaitan menjelaskan, kinerja layanan perbankan internasional juga tetap positif di tengah gejolak perekonomian dunia. Ia menjelaskan, sampai dengan semester pertama tahun ini, seluruh cabang luar negeri BNI mencatat pertumbuh kredit sebesar 19 persen secara tahunan pada angka Rp 61,2 triliun.
”Kami masih melihat potensi dan peluang di tengah ketidakpastian global,” ujar Henry.
Saat ini BNI memiliki tujuh kantor cabang internasional. Mereka tersebar di Singapura, Hong Kong, Tokyo, Osaka, Seoul, New York, dan London.
Selain menjalankan perannya sebagai perbankan berorientasi ekspor dan internasional, BNI juga fokus untuk menyalurkan pembiayaan hijau. Hingga akhir Juni 2022, pembiayaan BNI pada segmen hijau telah mencapai Rp 176,6 triliun atau sebesar 28,6 persen dari total kredit. Seluruh pembiayaan tersebut diperuntukkan bagi industri yang menghasilkan produk atau jasa yang berdampak positif terhadap lingkungan hidup.
Pembiayaan hijau atau green financing BNI sejauh ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pembangunan ekonomi melalui pemberdayaan UMKM senilai Rp 117,9 triliun. Adapun selebihnya digunakan untuk kebutuhan pembangunan ekosistem lingkungan hijau Rp 16,1 triliun, energi baru terbarukan (EBT) sebesar Rp 12,0 triliun, serta pengelolaan polusi sebesar Rp 7,2 triliun, dan pengelolaan air dan limbah sebesar Rp 23,4 triliun.
”BNI juga menghadirkan kemudahan kepemilikan kendaraan listrik melalui pembiayaan konsumer BNI dan pembiayaan melalui anak usaha BNI Multifinance dengan bunga yang lebih menarik dibandingkan dengan pembiayaan untuk mobil konvensional. Kami juga bekerja sama dengan PLN dalam pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dengan skema partnership di lingkungan kantor BNI,” ujar Royke.
Perbankan digital
Di tengah makin pesatnya digitalisasi dalam segala aspek kehidupan, BNI juga terus memperkuat layanan perbankan digital. Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati mengatakan, transformasi digital telah memberi kontribusi yang cukup kuat baik dari segi operasional maupun profitabilitas BNI. Sebagai salah satu pionir digital banking, perseroan proaktif meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan dalam mendorong dan mengembangkan solusi digital bagi para nasabah.
BNI mencatat jumlah pengguna aplikasi BNI Mobile Banking mencapai 12,14 juta nasabah sampai dengan Juni 2022 atau meningkat 34,7 persen secara tahunan. Jumlah transaksi meningkat signifikan sebesar 34,8 persen hingga mencapai 271 juta dengan nilai transaksi mencapai Rp 368 triliun atau tumbuh 36,8 persen secara tahunan.
”Tentunya pencapaian yang sangat baik ini akan terus dijaga dan ditingkatkan. BNI terus memperkuat eksistensi untuk menjadi saluran layanan perbankan utama bagi nasabah perbankan Indonesia,” kata Adi Sulistyowati yang akrab disapa Susi.
Selain memperkuat layanan perbankan digital, BNI juga terus mematangkan pembentukan bank digital. Pada Mei lalu, BNI telah merampungkan akuisisi 63,92 persen kepemilikan saham Bank Mayora.
Royke menjelaskan, saat ini Bank Mayora masih beroperasi normal. Namun, sejalan dengan itu, pihaknya tengah mempersiapkan konsep dan operasional bank digital yang akan diterapkan di Bank Mayora. Pihaknya menggandeng perusahaan teknologi asal Singapura, SEA Limited, untuk menjalankan bank digital.
”Kami berharap Bank Mayora bisa beroperasi penuh secara digital pada triwulan pertama 2023,” ujar Royke.