Tumbuh 98,38 Persen, Laba Bersih BRI Capai Rp 24,88 Triliun
Laba bersih PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencapai Rp 24,88 triliun pada triwulan II-2022. Capaian itu ditopang oleh makin menggeliatnya aktivitas ekonomi, khususnya di segmen UMKM yang menjadi fokus bisnis BRI.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
Kantor Pusat BRI
JAKARTA, KOMPAS — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatat laba bersih konsolidasi secara grup Rp 24,88 triliun pada triwulan II-2022. Angka itu tumbuh 98,38 persen dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan itu ditopang oleh pulihnya aktivitas ekonomi, khususnya segmen usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM yang menjadi fokus utama bisnis BRI.
”Seiring dengan terkendalinya kasus Covid-19, aktivitas ekonomi kian menggeliat, begitu pula pada segmen UMKM. Penyaluran kredit ke segmen UMKM yang mendominasi portofolio kredit BRI ikut bertumbuh sehingga memberikan kontribusi positif pada laba BRI secara keseluruhan,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso pada jumpa pers paparan kinerja triwulan II-2022 BRI secara virtual, Rabu (27/7/2022).
Pada triwulan kedua tahun ini, total pembiayaan kredit BRI konsolidasi secara grup mencapai Rp 1.104,79 triliun atau tumbuh 8,75 persen secara tahunan. Pertumbuhan penyaluran kredit ini ditopang oleh semua segmen, mulai dari segmen mikro yang tumbuh 15,07 persen secara tahunan, segmen konsumer yang tumbuh 5,27 persen, segmen korporasi yang tumbuh 3,76 persen, serta segmen usaha kecil dan menengah yang tumbuh 2,71 persen.
Portofolio segmen kredit BRI tertinggi masih diisi oleh segmen mikro sebesar Rp 518,76 triliun atau 46,98 persen dari total kredit. Sementara penyaluran kredit di segmen usaha kecil dan menengah mencapai Rp 246,48 triliun atau 22,32 persen dari total kredit. Adapun penyaluran kredit dari segmen konsumer mencapai Rp 154,76 triliun (14,01 persen dari total kredit) dan kredit ke segmen korporasi mencapai Rp 184,78 triliun atau 16,66 persen dari total kredit.
Portofolio penyaluran kredit BRI triwulan II-2022. Sumber: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI)
Sementara jika dijumlahkan secara keseluruhan segmen UMKM BRI yang terdiri dari segmen mikro, kecil, menengah, dan konsumer, diperoleh angka Rp 920 triliun. Jumlah ini setara dengan 83,27 persen dari total kredit BRI.
Pertumbuhan kredit tersebut juga diikuti dengan upaya menjaga kualitas kredit. Hal ini tecermin dari rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) yang berada di angka 3,26 persen.
Sunarso menjelaskan, strategi BRI untuk menjaga NPL adalah dengan lebih jeli dalam menyeleksi sektor-sektor yang akan menerima penyaluran kredit. Kriteria sektor itu adalah yang memiliki potensi pertumbuhan kuat serta minim gejolak, seperti pertanian, industri bahan kimia, dan makanan-minuman. Upaya lain, lanjut Sunarso, adalah lebih selektif menentukan kelayakan nasabah dengan pertimbangan kondisi dan potensi bisnis nasabah.
Strategi BRI untuk menjaga NPL adalah dengan lebih jeli dalam menyeleksi sektor-sektor yang akan menerima penyaluran kredit.
Selain mencatat pertumbuhan kredit, di sisi lain, BRI juga membukukan pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Pada triwulan kedua tahun ini, BRI mencatat DPK sebesar Rp 1.136,98 triliun atau tumbuh 3,70 persen secara tahunan.
Aspek digital juga mendorong pertumbuhan bisnis BRI. Direktur Konsumer BRI Handayani menuturkan, sampai dengan triwulan II-2022, aplikasi perbankan digital BRI Mobile telah digunakan oleh 18,47 juta nasabah atau meningkat 66 persen secara tahunan. Tercatat terjadi 726 juta kali transaksi atau tumbuh 136 persen secara tahunan dengan volume transaksi mencapai Rp 1.075 triliun atau tumbuh 131 persen secara tahunan.
KOMPAS/SUTTA DHARMASAPUTRA
Direktur Utama PT BRI Tbk Sunarso menyampaikan sambutan sekaligus paparan performa BRI dalam acara Halalbihalal Pemimpin Redaksi Media di Lantai 28 Gedung BRI, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (13/5/2022).
”Tidak hanya turut berkontribusi pada pendapatan nonbunga hingga sebesar Rp 724 miliar, layanan perbankan digital kami juga memberi kemudahan nasabah dalam menjalankan transaksi perbankan,” ujar Handayani.
Target bisnis
Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu menyebutkan, sampai akhir tahun ini pihaknya menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 9-11 persen. Ia menambahkan, penetapan target pertumbuhan kredit itu utamanya didorong oleh makin pulihnya aktivitas ekonomi masyarakat secara khusus dari segmen UMKM. ”Pendorong pertumbuhan BRI berasal dari kredit UKM, mikro, dan ultramikro,” ujar Vivi.
Sunarso mengatakan, pihaknya akan terus mendorong peningkatan portofolio segmen UMKM mencapai 85 persen secepat-cepatnya pada 2024 dan selambat-lambatnya pada tahun 2025.