KBRI Belanda Dukung LPDB-KUMKM Perkuat Ekosistem Bisnis Koperasi dan Petani
Kedutaan Besar RI di Belanda mendukung kolaborasi LPDB-KUMKM dengan PUM Netherlands Senior Experts untuk pengembangan ekonomi berbasis kluster. Kerja sama serupa didorong guna meningkatkan kualitas produk pertanian.
Oleh
STEFANUS OSA TRIYATNA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengembangan sumber daya manusia, khususnya pelaku koperasi dan UMKM, menjadi hal yang terus diperkuat oleh Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau LPDB-KUMKM melalui program pendampingan.
Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo membeberkan program pendampingan kepada koperasi dan UMKM dalam kunjungan LPDB-KUMKM di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag, Belanda, beberapa hari lalu.
Dalam kunjungan kerja ke Belanda ini, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo didampingi Direktur Pembiayaan Syariah LPDB-KUMKM Ari Permana dan Ketua Kopontren Al-Ittifaq Setia Irawan, serta Presiden Direktur Alif Learning Center (Alec) Irvan Saidikin.
Dalam keterangannya, Kamis (21/7/2022), Supomo mengatakan, LPDB-KUMKM sebagai lembaga pembiayaan kepada koperasi tidak hanya fokus dalam hal pembiayaan, tetapi juga pendampingan dalam hal bisnis proses, mempertemukan off-taker dengan produsen, hingga penciptaan ekosistem ekonomi yang berkelanjutan.
Seperti yang dilakukan LPDB-KUMKM yang memberikan pembiayaan kepada Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq dan juga pendampingan melalui Alif bersama dengan Progamma Uitzending Manajer (PUM) Netherlands Senior Experts.
”LPDB-KUMKM tidak hanya memberikan pembiayaan kepada Kopontren Al-Ittifaq. Kami juga membuatkan inkubator karena banyak mitra perlu edukasi bersama-sama dengan PUM dan menciptakan ekosistem pembiayaan yang diharapkan oleh pemerintah untuk menciptakan ekosistem pembiayaan,” tutur Supomo.
Dari data LPDB-KUMKM per Juli 2022, realisasi penyaluran dana bergulir tahun 2022 telah mencapai sebesar Rp 903 miliar, terdiri dari pola konvensional sebesar Rp 528 miliar dan pola Syariah Rp 375 miliar. Jumlah tersebut disalurkan melalui 111 mitra.
PUM Netherlands Senior Experts merupakan program bantuan dari Pemerintah Belanda yang memiliki SDM dengan keahlian dan kemampuan tinggi.
Pada 2021, secara total penyaluran dana bergulir mencapai Rp 1,641 triliun, terdiri pola konvensional Rp 813 miliar dan pola syariah 828 miliar. Jumlah yang melebihi target sebesar 102 persen ini disalurkan melalui 192 mitra.
Duta Besar RI untuk Belanda Mayerfas mengungkapkan, PUM Netherlands Senior Experts merupakan program bantuan dari Pemerintah Belanda yang memiliki SDM dengan keahlian dan kemampuan yang tinggi. Mereka terbuka untuk melakukan transfer pengetahuan di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Menurut Mayerfas, hal yang sangat tepat apabila LPDB-KUMKM berkolaborasi dengan PUM untuk pengembangan koperasi dan UMKM di Indonesia. Ini sejalan dengan program KBRI Belanda untuk mengajak para pelajar dari Indonesia untuk belajar atau kursus di Belanda.
”Kalau PUM dan LPDB-KUMKM dapat bekerja sama, akan memberikan dampak nyata untuk berkolaborasi dan bergerak bersama daripada bergerak sendiri, bikin mekanisme sendiri,” tutur Mayerfas.
Mayerfas mengatakan, KBRI Belanda diberi tugas oleh Presiden Joko Widodo untuk sebanyak-banyaknya membawa putra-putri Indonesia dalam menempuh pendidikan di Negeri Kincir Angin.
”Saya diminta Presiden untuk bawa orang sebanyak-banyaknya ke Belanda untuk belajar dan belajar bukan hanya ilmunya saja, tetapi juga etika, bagaimana kerja keras, disiplin, menghormati achivement, itu yang bagus,” ujar Mayerfas.
Pihaknya mendukung upaya yang dilakukan oleh LPDB-KUMKM untuk berkolaborasi dengan PUM Netherlands Senior Experts untuk pengembangan ekonomi berbasis kluster. Kemudian, pengembangan teknologi green house juga menjadi fokus program dari KBRI Belanda untuk peningkatakan kapasitas, kualitas komoditas pertanian.
Menurut dia, green house merupakan teknik budi daya pertanian yang menjadi solusi terhadap iklim dan cuaca di berbagai negara, termasuk di Indonesia yang memiliki cuaca hujan dan kemarau ekstrem.
”Di Indonesia juga banyak daerah yang cuacanya kurang bagus, solusi yang paling bagus adalah green house karena kualitasnya tinggi dan bisa menembus pasar ekspor. Jadi, ini paling cocok untuk petani kita, tanahnya tidak besar, tetapi produksinya tinggi,” papar Mayerfas.
Meski demikian, Mayerfas menegaskan, fokus pendampingan jangan hanya dari sisi produktivitas, tetapi juga dari sisi hulu dan hilir, mulai dari budi daya, logistik, hingga riset pasar. Jadi, memproduksi sesuatu semakin perlu berdasarkan permintaan pasar. Saat ini, UMKM kebanyakan terfokus pada produksinya saja, tetapi tidak melihat pasarnya.
Supomo menambahkan, LPDB-KUMKM telah menandatangani komitmen bersama dengan PUM dalam hal pengembangan ekonomi berbasis kluster.
”Di Belanda ini, kami juga sudah menandatangani komitmen bersama dengan PUM dan setelah ini akan ada tindak lanjutan yang akan kami lakukan bersama-sama untuk pengembangan ekonomi koperasi dan UMKM di Indonesia,” kata Supomo menjelaskan.