Dua Tahun Pandemi, Klaim Covid-19 Allianz Indonesia Rp 960 Miliar
Perusahaan asuransi jiwa Allianz Indonesia mencatat klaim kasus Covid-19 sejak Maret 2020 hingga Mei 2022 mencapai Rp 960 miliar.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Sejak kasus pertama Covid-19 tercatat di Indonesia pada Maret 2020 hingga Mei 2022, klaim terkait dengan kasus Covid-19 pada asuransi jiwa Allianz Indonesia mencapai Rp 960 miliar dari sekitar 50.000 kasus.
Country Manager and Direktur Utama Allianz Life Indonesia David Nolan menjelaskan, selama pandemi jasa asuransi hadir untuk memberikan proteksi keuangan dari nasabah yang terdampak Covid-19. ”Proteksi keuangan diberikan pada momen yang paling penting saat pandemi,” ujar David pada konferensi pers Hasil Kinerja Keuangan Allianz Life Indonesia Tahun 2021 dan Kuartal 1 2022, Jakarta, Rabu (29/6/2022).
Selama 2021 Allianz total memberikan klaim dan manfaat sebesar Rp 13,5 triliun yang berasal dari 223.736 kasus klaim, termasuk yang terkait dengan Covid-19. Nilai klaim pada 2021 itu bertumbuh 20,4 persen secara tahunan. Adapun pada triwulan pertama tahun ini total klaim dan manfaat yang diberikan mencapai Rp 2,8 triliun yang berasal dari 73.136 kasus klaim.
Kepala Bidang Marketing dan Komunikasi Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Wiroyo Karsono sebelumnya menjelaskan, total klaim terkait dengan Covid-19 industri asuransi jiwa selama 2 tahun sejak Maret 2020 hingga Maret 2022 mencapai Rp 9 triliun.
Kinerja positif
Di tengah merebaknya Covid-19 varian Delta, sepanjang tahun lalu asuransi jiwa Allianz Indonesia tetap mampu mencatat pertumbuhan bisnis. Pada 2021 pendapatan premi burto Allianz mencapai Rp 19 triliun, bertumbuh 12,3 persen secara tahunan. Saluran pendapatan mayoritas dikontribusikan secara seimbang oleh keagenan dan penjualan via bank (bancassurance).
Dengan pertumbuhan pendapatan premi bruto tersebut, Allianz Indonesia membukukan total aset sebesar Rp 42,8 triliun. Kesehatan finansial Allianz Indonesia juga dalam posisi sangat baik yang tecermin dari rasio risiko dibandingkan modal (risk-based capital/RBC) pada 2021 yang mencapai 405 persen atau tiga kali lebih besar dari batas minimal yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang sebesar 120 persen.
”Tahun lalu sungguh menantang. Namun, kami bersyukur masih tetap mencatat pertumbuhan bisnis yang ditopang oleh kerja sinergis seluruh elemen Allianz Indonesia,” ujar David.
Direktur Keuangan Allianz Life Indonesia Edwin Prayitno mengemukakan, pihaknya menargetkan pertumbuhan bisnis tahun ini mencapai dua digit.
Edwin menambahkan, keyakinan pertumbuhan bisnis itu ditopang dari masih sangat besarnya potensi pasar asuransi di Indonesia. Hal ini mengingat baru sekitar 3 persen penduduk Indonesia yang terproteksi produk asuransi.
”Kami akan melanjutkan pengembangan produk-produk solusi asuransi baik dari kelas mikro hingga premium untuk mencapai target bisnis kami,” ujar Edwin.
Ia menambahkan, selain bekerja mencapai target bisnis tersebut, pihaknya juga fokus mempersiapkan pelepasan (spin off) unit usaha syariah Allianz Life. Rencananya anak usaha asuransi syariah Allianz akan mulai beroperasi pada 2023.
Langkah tersebut juga untuk mematuhi amanah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian yang mewajibkan pemisahaan unit usaha syariah dari induknya selambat-lambatnya 10 tahun sejak diundangkan atau pada 2024.
”Asuransi syariah berkontribusi sekitar 15 persen dari pendapatan total. Kami sepakat ingin mendorong bisnis syariah lebih besar mengingat besarnya potensi bisnis dari sektor ini,” ujar Edwin.