Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2022 Diperkirakan Masih di Atas 5 Persen
Di tengah meningkatnya ketidakpastian global, ekonomi Indonesia diperkirakan tetap bisa bertumbuh di atas 5 persen.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Terlepas dari berbagai tekanan global, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan kedua tahun ini diperkirakan masih di atas 5 persen. Pendorong pertumbuhan adalah peningkatan konsumsi masyarakat selama Ramadhan, peningkatan ekspor yang terdorong tingginya harga komoditas, dan makin bergairahnya aktivitas ekonomi seiring makin terkendalinya kasus Covid-19.
”Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan kedua akan berkisar 5,2-5,3 persen, seiring dengan dukungan perbaikan belanja masyarakat, pertumbuhan ekspor, dan dukungan meningkatnya transaksi di tengah bulan Ramadhan lalu,” ujar Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro, Senin (27/6/2022), di Jakarta.
Ia menjelaskan, berdasarkan riset Mandiri Spending Index (MSI) sepanjang triwulan II-2022, Indeks Frekuensi Belanja mencapai level 185,5 dan Indeks Nilai Belanja mencapai 159,9. Posisi ini adalah yang tertinggi selama pandemi.
”Hal ini mengindikasikan pemulihan ekonomi yang signifikan jika dibandingkan dengan periode dua tahun sebelumnya, yang berjalan beriringan dengan pelonggaran mobilitas masyarakat,” kata Asmoro.
Ia menambahkan, tingkat belanja di semua wilayah kembali meningkat sejak awal Maret 2022. Perbaikan tingkat belanja tidak hanya terjadi di wilayah-wilayah yang terimbas kenaikan harga komoditas, tetapi juga di wilayah yang mengandalkan pariwisata. Sebagai contoh, tren meningkatnya mobilitas masyarakat membuahkan perbaikan tingkat belanja di wilayah Bali dan Nusa Tenggara yang merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama.
Berdasarkan data MSI, tingkat belanja di Bali dan Nusa Tenggara berangsur membaik sejak pertengahan tahun lalu yang tercatat mencapai level 80,6 di periode Ramadan 2022. Capaian ini merupakan level tertinggi selama pandemi.
Infografik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sebelum dan Saat Pemulihan Pandemi
Dari sisi produksi, Asmoro menjelaskan, pemulihan ekonomi sektoral menunjukan arah yang semakin solid. Hal itu ditunjukkan semakin banyaknya ragam level produk domestik bruto (PDB) sektoralnya sudah melebihi level sebelum pandemi Covid-19. Pertumbuhan ekonomi sektoral pun semakin kuat, impor bahan baku dan barang modal meningkat, yang mengindikasikan pergerakan ekonomi terus membaik. Ekspor pun tumbuh memanfaatkan peluang pasar yang membaik di negara-negara tujuan ekspor seiring dengan pemulihan ekonomi global.
Sebelumnya, pada pekan lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan optimisme senada soal pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua tahun ini. Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi triwulan kedua tahun ini di kisaran 4,8 persen hingga 5,3 persen. Proyeksi ini berkaca dari aktivitas perekonomian yang menguat pada Juni ini.
”Kita lihat bulan Juni ini, dengan aktivitas yang masih sangat kuat, kita akan lebih optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi triwulan II-2022 di angka 4,8-5,3 persen, dengan titiknya sekitar 5 persen,” kata Sri Mulyani dalam konferensi Pers APBN KiTa Juni 2022, Kamis (23/6/2022).
Mulyani menjelaskan bahwa pertumbuhan itu bersumber dari konsumsi masyarakat yang meningkat serta aktivitas produksi dunia usaha yang menguat seiring makin terkendalinya kasus Covid-19. Selain itu, kinerja ekpsor yang terus meningkat juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi.