Pyridam Akuisisi Ethica Industri Senilai Rp 163 Miliar
Perusahaan farmasi, PT Pyridam Farma Tbk, akan mengakuisisi PT Ethica Industri Farmasi sehingga secara langsung/tak Pyridam menguasai 100 persen saham Ethica. Ethica merupakan perusahaan farmasi yang berdiri tahun 1946.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Emiten sektor farmasi PT Pyridam Farma Tbk berencana mengakuisisi PT Ethica Industri Farmasi dengan membeli 41,93 juta saham seri B dan 7,4 juta saham seri A. Dengan demikian, Pyridam akan menjadi pemilik 100 persen saham Ethica.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (13/6/2022), manajemen Pyridam menguasai 100 persen saham Ethica Industri secara langsung atau tidak langsung. Sebab, anak usaha Pyridam, yakni PT Pyfa Sehat Indonesia, juga mengakuisisi 420 saham seri A yang setara dengan 0,001 persen saham Ethica Industri.
PT Eticha Industri Farmasi merupakan perusahaan farmasi yang didirikan di Jakarta pada tahun 1946. Saham Ethica Industri dimiliki oleh Freseniun Kabi AG dan Fresenius Kabi Deutschland GmbH.
”Transaksi ini merupakan transaksi material karena nilai transaksi berdasarkan sale purchase agreement sebesar Rp 163,46 miliar, setara dengan 97,82 persen ekuitas Pyridam,” demikian keterangan dari manajemen Pyridam.
Adapun kegiatan usaha Ethica antara lain membuat dan mengolah obat-obatan, suplemen kesehatan, atau makanan yang berbentuk jadi (sediaan) untuk manusia, misalnya berbentuk tablet, kapsul, salep, bubuk, larutan, dan suspensi obat.
Sebelumnya, Pyridam sudah menerbitkan surat utang Obligasi Berkelanjutan I PYFA. Target dana dari penerbitan obligasi itu sebesar Rp 1,2 triliun. Pada tahap pertama, obligasi yang diterbitkan mencapai Rp 400 miliar. Obligasi bertenor lima tahun ini memiliki kupon 9,5 persen per tahun. Sebagian dana yang diperoleh digunakan untuk akuisisi Ethica.
Modal Rp 3 triliun
PT Bank Victoria International Tbk akan menambah modal melalui penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu VI atau right issue. Langkah ini merupakan upaya untuk mengikuti aturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai modal inti minimal Rp 3 triliun.
Dalam keterbukaan informasi di BEI, Bank Victoria akan menerbitkan sebanyaknya 7,04 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah saham baru tersebut setara dengan 40,17 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah right issue.
Adapun kisaran harga yang ditawarkan atas saham baru tersebut antara Rp 140 dan Rp 170 per saham. Setiap investor yang memiliki 137 saham dan tercatat dalam daftar pemegang saham pada penutupan perdagangan pada 3 Agustus 2022 berhak mendapatkan 92 right.
Pada aksi korporasi ini, pemegang saham utama Bank Victoria, yaitu PT Victoria Investama Tbk yang memiliki 39,37 persen saham Bank Victoria, menyatakan komitmennya untuk melaksanakan seluruh haknya. Dengan kisaran harga Rp 140-Rp 170 per saham, maka dana yang harus dipersiapkan oleh Victoria Investama sekitar Rp 388,1 miliar hingga Rp 471,3 miliar. Jika ada pemegang saham yang tidak ikut melaksanakan haknya, sahamnya akan terdilusi maksimal 40,17 persen.