Hingga akhir April 2022, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, jumlah investor ritel di pasar modal Indonesia mencapai 8,6 juta investor. Sebanyak 60,57 persen di antaranya berlatar belakang pendidikan SMA.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para investor ritel di pasar modal terus bertambah. Hingga akhir April 2022, jumlah investor ritel mencapai 8,6 juta, naik 15,11 persen dibandingkan dengan situasi pada akhir 2021.
Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan, kelompok terbesar investor ritel adalah lulusan setingkat sekolah menengah atas (SMA). Jika dilihat dari latar belakang pendidikan, investor dari kelompok ini, yakni lulusan SMA, mencapai 60,57 persen dari total investor. Aset kelompok ini mencapai Rp 160,69 triliun berupa saham dan Rp 38,08 triliun berupa reksa dana.
Sementara investor yang merupakan lulusan strata 1 (S-1) mencapai 29,42 persen, lalu diploma 3/D-3 mencapai 7,32 persen, dan strata 2/S-2 mencapai 2,69 persen. Walaupun dari segi jumlah kelompok investor berlatar berlakang S-1 lebih sedikit dibandingkan investor yang lulusan SMA, aset kelompok ini merupakan yang terbesar, yakni mencapai Rp 427,5 triliun dalam bentuk saham dan Rp 106,4 triliun berupa reksa dana.
”Sinyal ini menunjukkan pasar modal bukan lagi menjadi investasi bagi kalangan tertentu, tetapi merupakan pilihan masyarakat Indonesia,” kata Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo dalam keterangannya, Jumat (3/6/2022).
Sinyal ini menunjukkan pasar modal bukan lagi menjadi investasi bagi kalangan tertentu, tetapi merupakan pilihan masyarakat Indonesia.
Para investor tersebut berinvestasi pada sektor finansial dan infrastruktur. Sektor lainnya yang menarik perhatian mereka adalah consumer siklikal, konsumer non-siklikal, energi, basic material, dan properti.
Edukasi untuk investor muda ini dilakukan dengan berbagai cara. Di antaranya, melalui lomba trading saham yang diselenggarakan perusahaan sekuritas. Mirae Asset Sekuritas Indonesia, misalnya, sedang menyelenggarakan lomba trading saham HOTS Championship ke-8.
An Daewoong, Direktur Mirae Asset, berharap, kompetisi ini akan mendorong lebih banyak orang untuk berinvestasi di pasar saham dan pasar modal. selain itu, kompetisi tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan nilai transaksi di pasar modal.
Kenaikan jumlah investor pasar modal mulai terjadi pada tahun 2020 ketika pandemi Covid-19 mulai merebak. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, hingga akhir Agustus 2021 ada 2.697.832 single investor identification (SID). Padahal, sepanjang tahun 2020, hanya ada pertambahan 590.658 SID dan secara total pada September 2021 tercatat 6.100.525 investor di pasar modal.
Pandemi dinilai mendorong kesadaran masyarakat untuk berinvestasi. Situasi yang tidak menentu akibat pandemi membuat lebih banyak orang yang menyadari pentingnya berinvestasi. Namun, edukasi diperlukan untuk mengimbangi lonjakan investor baru.