logo Kompas.id
EkonomiKompetisi Pasar Kian Ketat,...
Iklan

Kompetisi Pasar Kian Ketat, Produsen Khawatirkan Dampak Tren ”Thrifting”

Baju bekas impor dijual dengan harga miring sehingga membuat produsen tekstil sulit bersaing. Di sisi lain, alih-alih mengurangi limbah, Indonesia malah berpotensi jadi ”empat pembuangan” baju bekas dari negara lain.

Oleh
agnes theodora
· 4 menit baca
Suasana Pasar tekstil Cipulir, Jakarta Selatan, yang ramai, Jumat (26/4/2019). Jelang bulan Ramadhan, pasar tekstil terbesar ke dua setelah pasar Tanah Abang ini dipadati pedagang dari berbagai daerah yang kulakan pakaian lebaran untuk dijual kembali di daerah asalnya.
KOMPAS/PRIYOMBODO

Suasana Pasar tekstil Cipulir, Jakarta Selatan, yang ramai, Jumat (26/4/2019). Jelang bulan Ramadhan, pasar tekstil terbesar ke dua setelah pasar Tanah Abang ini dipadati pedagang dari berbagai daerah yang kulakan pakaian lebaran untuk dijual kembali di daerah asalnya.

JAKARTA, KOMPAS — Tren berbelanja baju bekas atau thrift shopping yang semakin marak memicu kekhawatiran pelaku industri tekstil dalam negeri. Kegiatan menjual dan membeli baju bekas yang sejatinya untuk mengurangi limbah tekstil itu dapat membuka keran impor pakaian bekas yang merugikan industri dalam negeri dan justru membawa masuk ”sampah” baru.

Dewasa ini, budaya mengonsumsi baju bekas telah menjadi tren yang menyebar di kalangan masyarakat perkotaan, khususnya anak-anak muda. Kebiasaan itu berkembang seiring dengan tumbuhnya kesadaran konsumen untuk mengurangi sampah tekstil dan mendorong mode berkelanjutan (sustainable fashion).

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000