Peritel PT Supra Boga Lestari Tbk mengambil alih 11 gerai eks-Giant guna menambah gerai baru sekaligus memenetrasi pasar. Hingga akhir tahun lalu, Supra Boga Lestari mengoperasikan 70 toko.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peritel supermarket premium PT Supra Boga Lestari Tbk mengambil alih 11 gerai bekas Giant karena dinilai sesuai dengan strategi ekspansi. Di daerah gerai Giant tersebut, pengelola supermarket Ranch Market ini melakukan penetrasi pasar.
”Kita melakukan penetrasi dan setelah kita melakukan penentrasi tentunya kita harus saturasi daerah tersebut. Ini adalah salah satu alasan kenapa kita mengambil 11 gerai Giant ini,” kata Direktur Utama PT Supra Boga Lestari Tbk, Meshyara Kanjaya, pada paparanya hari Selasa (31/5/2022). Rencana ekspansi ini sudah dicanangkan sejak tiga tahun lalu.
Sebelumnya, pemilik gerai Giant, PT Hero Supermarket Tbk, menutup semua gerai Giant yang dimilikinya mulai 1 Agustus 2021. Penutupan itu terkait dengan strategi Hero dan penurunan popularitas hypermarket dalam beberapa tahun terakhir. Hero fokus pada merek lainnya, yaitu Guardian, IKEA, dan Hero Supermarket.
Meshyara memberikan contoh, penetrasi Supra Boga di wilayah Jakarta Timur terbatas. Sementara di sana ada dua gerai Giant. ”Seperti juga di daerah lain, misalnya di Kemayoran dan Blok M, itu menjadi alasan kami dalam mengambil gerai Giant,” katanya lagi. Sepanjang 2021, Supra Boga menambah 19 toko baru, termasuk lokasi bekas Giant tersebut.
”Farmers Family merupakan brand (jenama) baru yang dibuka pada outlet eks-Giant, ada 11 toko berlokasi di Pulau Jawa dan Kalimantan. Farmers Family menyasar pasar kelas menengah slightly up, tetapi ukurannya lebih kompak,” kata Meshyara lagi.
Hingga akhir 2021, Supra Boga mengoperasikan 70 toko yang terdiri dari 18 Ranch Market, 36 Farmers Market, 2 the Gourmet by Ranch Market, 3 Day2Day by Farmers Market, dan 11 Farmers Family.
Untuk tahun buku 2021, para pemegang saham sepakat tidak membagikan dividen karena akan digunakan untuk ekspansi usaha. Belanja modal yang disiapkan mencapai Rp 42 miliar sepanjang 2021 dan telah terpakai 30 persen untuk pembangunan toko baru.
Kenaikan bahan baku
Sementara itu, PT Sariguna Primatirta Tbk yang memproduksi minuman dalam kemasan Cleo mengatakan, dampak kenaikan harga bahan baku dan harga komoditas tidak terlalu terasa. Sariguna memiliki beberapa strategi untuk menghadapi perubahan tersebut.
”Pengaruh kenaikan bahan baku dan energi terhadap margin produk CLEO kurang lebih 2 sampai 3 persen,” ujar Direktur Operasional Sariguna Eko Susilo dalam paparan publiknya.
Sariguna juga memiliki mitra bisnis yang dapat diandalkan ketika harga bahan baku melonjak. Strategi lain adalah menerapkan strategic buffering untuk mengatasi kendala pengiriman bahan baku impor.