GIC Private Limited, pengelola dana negara Singapura, menjual 2.075.000 sahamnya di Bank Jago.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — GIC Private Limited, pengelola dana negara Singapura, menjual sebagian sahamnya di Bank Jago. GIC menjual 2.075.000 saham Bank Jago pada 24 Mei 2022.
Berdasarkan keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, Jumat (27/5/2022), sebelum transaksi penjualan, GIC Private memiliki 1.278.260.418 saham Bank Jago. Kepemilikan itu setara dengan 9,23 persen. Setelah penjualan tersebut, kepemilikan GIC menurun menjadi 9,21 persen.
Saham Bank Jago sejak awal tahun sudah turun 45,16 persen. Pada penutupan perdagangan Jumat, berada pada harga Rp 8.775 per saham.
Sementara itu, Bursa Efek Indonesia menghentikan sementara perdagangan saham PT Tunas Ridean Tbk. Emiten tersebut sudah menyampaikan rencana untuk keluar dari pencatatan di bursa secara sukarela atau go private.
”Sehubungan dengan hal tersebut, bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan efek perseroan di seluruh pasar terhitung sejak sesi I perdagangan efek hari Jumat (27 Mei 2022) hingga pengumuman lebih lanjut,” demikian keterbukaan informasi dari BEI.
Pada perdagangan Rabu (25/5/2022), harga saham Tunas menjadi Rp 1.560 per saham. Dalam satu tahun ini, harga saham Tunas naik 30 persen.
Emiten lain, PT Harum Energy Tbk, akan memecah nilai nominal sahamnya dengan rasio 1:5. Setiap satu saham yang saat ini memiliki nilai nominal Rp 100 dipecah menjadi lima saham dengan nilai nominal Rp 20 per saham.
Sektor kesehatan
Sementara itu, emiten-emiten sektor kesehatan membukukan kinerja positif. Selain itu, masih banyak ekspansi yang dilakukan oleh emiten-emiten sektor tersebut. PT Kimia Farma Tbk, misalnya, melepaskan ekspor perdana, yaitu produk multivitamin dan antiseptik ke Nigeria. Sementara dua emiten lainnya membagikan dividen juga menyediakan belanja modal.
Kimia Farma bekerja sama dengan perusahaan farmasi dari Nigeria. Ekspor ini merupakan tahap pertama dari rangkaian kerja sama yang bertujuan membentuk pasar reguler di Nigeria.
”Ekspor perdana ini merupakan pengiriman tahap pertama dari kerja sama yang telah disepakati dalam Indonesia Africa Infrastructure Dialogue yang juga disaksikan Presiden Joko Widodo,” kata Direktur Pemasaran, Riset, dan Pengembangan PT Kimia Farma Tbk Jasmine Karsono dalam keterangan tertulis, Kamis (26/5/2022). Ekspor ini merupakan strategi penetrasi produk Kimia Farma.
Sementara itu, anak usaha PT Kimia Farma, PT Phapros Tbk, memutuskan membagikan dividen tunai sebesar Rp 6,64 miliar. Para pemegang saham telah menyepakati rencana tersebut.
Menurut Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Phapros David Sidjabat, jumlah dividen tunai tersebut setara dengan 60 persen laba bersih yang didapatkan pada tahun 2021. Phapros membukukan laba bersih sebesar Rp 11,07 miliar. Jumlah ini turun 77,17 persen dibandingkan dengan perolehan pada tahun 2020 yang sebesar Rp 48,49 miliar.
Dividen Merck
Perusahaan lain, PT Merck Tbk, memberikan dividen sebesar Rp 107,5 miliar untuk tahun buku 2021. Satu saham akan mendapatkan dividen sebesar Rp 240.
Dalam jumpa pers secara daring, Direktur Merck Bambang Nurcahyo mengatakan, pembagian dividen tersebut tidak berbeda jauh dari pembagian dividen pada tahun 2020, sekitar 80 persen dari laba bersih 2021.
Ketika pandemi sudah melandai, Merck akan tetap mempertahankan pangsa pasarnya. Presiden Direktur Merck Evie Yulin mengatakan, Merck sudah memperhitungkan situasi pandemi dalam membuat proyeksi ke depan. Salah satunya dengan terus membidik target untuk mempertahankan segmen pada obat-obatan. ”Kalau market saat ini bertumbuh 4,5 persen, kita harus tumbuh di atas itu,” kata Evie.
Perusahaan farmasi, juga perusahaan lain di sektor kesehatan, seperti rumah sakit dan penyedia layanan laboratorium kesehatan, mendapatkan banyak permintaan ketika pandemi berlangsung.