Wapres Amin: Digitalisasi Jadi Kunci agar UMKM Naik Kelas
Wapres Amin membuka pameran KKI yang diikuti 200 UMKM yang merupakan binaan dan mitra BI dari 46 wilayah dan binaan 5 kementerian/lembaga. Produk yang dipamerkan terdiri dari warisan budaya daerah dan produk ekspor.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia memegang peran vital sebagai tumpuan perekonomian nasional. Agar bisa naik kelas, UMKM harus memperluas akses pasar dan memperkuat akselerasi berbagai inovasi di bidang teknologi dan digital. Di era digital, pelaku UMKM diharapkan dapat beradaptasi dengan memanfaatkan platform digital, baik dalam proses produksi maupun pemasaran produk.
”Perluasan akses pasar dan akselerasi berbagai inovasi di bidang teknologi dan digital harus terus diperkuat, karena keduanya adalah tuas bagi UMKM agar naik kelas, tidak terkena penyakit stunting (gagal tumbuh),” ujar Wakil Presiden Ma’ruf Amin ketika membuka secara virtual acara Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2022, Jumat (27/5/2022).
Pada acara yang mengangkat tema ”UMKM Indonesia Bangkit Melalui Digitalisasi dan Globalisasi Menuju Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan”, Wapres Amin didampingi Ny Wury Ma’ruf Amin yang merupakan Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas). KKI diselenggarakan secara hibrida di Hall A Jakarta Convention Center dan melalui www.karyakreatifindonesia.co.idpada 26-29 Mei 2022.
Acara pembukaan KKI 2022 juga dihadiri, antara lain, para duta besar negara sahabat, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir.
Wapres Amin berharap pelaku UMKM di seluruh Indonesia semakin termotivasi agar secara berkelanjutan menghasilkan terobosan, meningkatkan kualitas produk untuk memenuhi kebutuhan pasar, sekaligus menyesuaikan dengan perkembangan selera konsumen. ”Berorientasi ekspor serta memanfaatkan beragam platform digital agar berhasil menembus pasar internasional,” tambah Wapres.
Dalam sambutannya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo juga menekankan bahwa digitalisasi adalah cara yang efektif dan efisien untuk membangkitkan UMKM tidak hanya secara nasional, tetapi juga secara global. BI juga berupaya mengintegrasikan UMKM dalam ekonomi keuangan digital nasional.
Agar proses transaksi ekonomi UMKM bisa berjalan secara cepat, BI terus melakukan digitalisasi sistem pembayaran yang menggunakan Quick Response Indonesian Standard (QRIS) dan BI Fast. ”Sebanyak 17, 2 juta merchant sudah tersambung platform digital. Saya yakin tepuk tangan kita akan lebih meriah karena 90 persen dari 17,2 (juta) adalah UMKM,” ujar Perry.
Agar proses transaksi ekonomi UMKM bisa berjalan secara cepat, BI terus melakukan digitalisasi sistem pembayaran yang menggunakan Quick Response Indonesian Standard (QRIS) dan BI Fast.
BI Fast diluncurkan Desember tahun lalu dan telah diikuti 52 bank dan penyelenggara jasa pembayaran. BI Fast yang merupakan layanan transfer uang antarbank secara daring dengan biaya maksimum Rp 2.500 ini disebut mudah, cepat, aman, dan murah.
”Agar lebih cepat proses pembayaran untuk UMKM dari pembeli sampai kemudian penjual harus tanpa menunggu berhari-hari akan meningkatkan kebangkitan Indonesia,” tambah Perry.
Gelaran KKI 2022 juga mengedepankan penggunaan digitalisasi, antara lain dalam proses merancang desain produk hingga digital fitting room. Selain itu, seluruh transaksi dalam pameran KKI 2022 dilakukan secara digital. Proses pembiayaan digital juga menyambungkan pelaku UMKM dengan para pembeli dari pasar global.
Produk dalam negeri
Pameran KKI diikuti 200 UMKM yang merupakan binaan dan mitra BI dari 46 wilayah dan binaan dari lima kementerian/lembaga. Produk yang dipamerkan terdiri dari warisan budaya daerah serta produk berkualitas ekspor yang terdiri dari wastra (batik, tenun, dan songket), kriya, aksesori, kopi, dan kuliner.
Wapres Amin berharap kegiatan Karya Kreatif Indonesia terus diselaraskan dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia. Komitmen pemerintah dalam mendorong peningkatan ekonomi bangsa diwujudkan, antara lain, melalui peluncuran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) pada tahun 2020.
Dalam Gernas BBI, penggunaan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) adalah bagian penting dan tidak terpisahkan. ”Artinya, upaya mengangkat produk dalam negeri menyasar koherensi, mulai dari industri hulu hingga ke hilir,” ujar Wapres Amin yang menyebut Gernas BBI bisa menjadi kendaraan menuju kemandirian ekonomi nasional.
Untuk semakin menggaungkan keutamaan penggunaan komoditas lokal, 40 persen dari anggaran belanja barang dan jasa pemerintah telah wajib dialokasikan untuk pembelian produk UMKM. Hal ini sebagaimana diamanatkan melalui Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 yang mengatur tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah.
”Saya berharap para pelaku UMKM dapat memanfaatkan peluang ini untuk lebih adaptif, kreatif, dan inovatif dalam menciptakan produk-produk yang sesuai dengan selera dan kebutuhan pasar,” tambah Wapres Amin.
Dukungan terhadap UMKM juga bisa dilakukan melalui sinergi dan kolaborasi berbagai pihak guna meningkatkan permintaan terhadap produk UMKM sekaligus mendukung perkembangan UMKM dan industri kreatif yang berdaya saing. Dengan semangat tinggi dan kerja bersama, produk UMKM diyakini mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri, bahkan mengalahkan konsumsi produk impor.
Saya berharap para pelaku UMKM dapat memanfaatkan peluang ini untuk lebih adaptif, kreatif, dan inovatif dalam menciptakan produk-produk yang sesuai dengan selera dan kebutuhan pasar. (Wakil Presiden Ma’ruf Amin).
Wapres juga mengapresiasi upaya Bank Indonesia melaksanakan program pengembangan UMKM melalui tiga pilar kebijakan, yaitu korporatisasi, peningkatan kapasitas, dan perluasan akses pembiayaan. Hal ini guna mewujudkan UMKM yang produktif, inovatif, dan adaptif.
”Ke depan, saya minta agar sinergi dan kolaborasi yang baik antara Bank Indonesia dengan kementerian dan lembaga, asosiasi, dan komunitas dalam upaya pengembangan UMKM di Indonesia dapat terus terjaga, bahkan menjangkau berbagai pihak lainnya,” ucap Wapres Amin.
Selain itu, dukungan esensial yang juga dibutuhkan UMKM adalah dukungan untuk merealisasikan UMKM bersertifikasi halal. Sertifikat halal menjadi jaminan perlindungan bagi umat dalam mengonsumsi produk halal dan untuk kemudahan ekspor ke negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim.
Perry menambahkan, KKI menampilkan kreasi-kreasi UMKM, wastra dari seluruh Nusantara dengan harga produsen, tetapi kualitasnya ekspor. Kegiatan ini merupakan kurasi dari UMKM binaan Bank Indonesia yang berkolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dekranas, Kementerian Perdagangan, Kementerian Peindustrian, dan juga kementerian/lembaga lain.
Menurut Perry, ada tiga hal yang perlu dilakukan untuk mengembangkan UMKM di Indonesia, yaitu sinergi, digitalisasi, dan globalisasi. ”Itulah tiga kata kunci untuk kita membangkitkan UMKM menjadi kekayaan nasional, menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan juga secara global,” kata Perry.