Kenaikan harga batubara dan sejumlah komoditas tambang lain di pasar global mendorong kinerja emiten pertambangan. Mereka mendapatkan laba berlipat dan sebagian di antaranya dibagikan ke investor dalam bentuk dividen.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para investor yang memiliki saham emiten-emiten pertambangan batubara tersenyum lebar. Mereka mendapatkan dividen besar tahun ini. Kenaikan harga batubara di pasar global mendorong kinerja emiten sehingga laba yang didapatkan berlipat. Sebagian laba tersebut dikembalikan kepada para investor melalui dividen.
Emiten pengelola tambang batubara PT Bayan Resources Tbk, misalnya, akan memberikan dividen senilai Rp 14,6 triliun. Setiap saham akan mendapatkan dividen Rp 4.350. Nominal dividen Bayan lebih besar dari dividen yang diberikan PT Adaro Energy Tbk yang totalnya Rp 9,49 triliun untuk tahun buku 2021.
Dalam keterangannya awal pekan ini, Bayan menyebutkan, sepanjang tahun 2021 laba bersihnya naik 73 persen menjadi 1,21 miliar dollar AS dari 328,7 juta dollar AS pada 2020. Cum date (tanggal terakhir bagi investor mendaftarkan diri ke suatu perusahaan untuk mendapatkan dividen dari kepemilikan sahamnya) di pasar reguler jatuh pada Jumat (27/5/2022). Sementara pembayaran dividen akan dilakukan pada 16 Juni 2022.
Pada penutupan perdagangan Rabu (25/5/2022), harga saham Bayan berada pada Rp 52.100. ”Pengendalian kualitas batubara, mekanisme produksi yang efektif dan efisien serta fokus pada kebutuhan para pelanggan merupakan strategi Bayan Group untuk meningkatkan kinerja,” demikian keterangan manajemen Bayan.
Emiten pertambangan batubara lain yang royal memberikan dividen adalah PT Adaro Energy Tbk. Adaro memberikan dividen total Rp 9,49 triliun. Sekitar setengahnya sudah dibagikan pada Januari 2022. Sisanya akan dibagikan pada 8 Juni mendatang.
”Memberikan pengembalian kepada pemegang saham merupakan salah satu komitmen kami,” kata Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir dalam keterangan tertulisnya mengenai dividen beberapa waktu lalu.
Emiten tambang BUMN
Emiten pertambangan milik negara juga royal memberikan dividennya, seperti PT Bukit Asam Tbk yang memutuskan memberikan 100 persen laba bersih yang diperoleh sepanjang 2021 untuk dividen. Nilainya mencapai Rp 7,9 triliun.
Walaupun seluruh laba dibagikan, arus kas Bukit Asam terbilang masih gemuk, yang mencapai Rp 13 triliun. Kalau dihitung, nilai dividen yang dibagikan pada tahun ini naik 10 kali lipat. Sebab, pada tahun 2020, dividen yang diberikan senilai Rp 835 miliar.
Emiten lain, yakni PT Indotambangraya Megah Tbk, juga memberikan dividen senilai total Rp 4,8 triliun. Dividen yang diterima investor mencapai 70 persen dari laba bersih 2021.
Selain emiten batubara, emiten tambang lain juga memberikan dividen dalam jumlah yang cukup besar. Kemarin, PT Timah Tbk memutuskan memberikan dividen 35 persen dari laba bersih yang setara dengan Rp 1,3 triliun. Para pemegang saham PT Aneka Tambang Tbk juga menyepakati pembagian dividen sebesar Rp 930 miliar atau setara dengan setengah dari laba bersih sepanjang 2021.