Konsumsi Hari Raya Pacu Ekonomi Kalsel Tumbuh Positif
Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan I-2022 tumbuh positif sebesar 3,49 persen. Peningkatan aktivitas perekonomian serta peningkatan permintaan masyarakat, terutama pada hari raya Idul Fitri, menjadi pemacunya.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan I (Januari-Maret) 2022 tumbuh positif sebesar 3,49 persen. Pandemi Covid-19 yang semakin terkendali dan kebijakan pelonggaran kegiatan masyarakat telah mendorong peningkatan aktivitas perekonomian serta peningkatan permintaan masyarakat, terutama pada hari raya Idul Fitri.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Selatan mencatat, pada April 2022 terjadi inflasi di Kalsel sebesar 1,15 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 112,43. Dari tiga kota IHK di Kalsel, semuanya mengalami inflasi, yaitu Banjarmasin (1,22 persen), Kotabaru (0,90 persen), dan Tanjung (0,68 persen).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalsel Imam Subarkah mengatakan, peningkatan aktivitas ekonomi seiring situasi pandemi Covid-19 yang terkendali dan pelonggaran PPKM membuat tekanan permintaan terhadap barang dan jasa juga meningkat. Kondisi tersebut mendorong kenaikan inflasi di Kalsel.
”Peningkatan permintaan masyarakat serta tren atau pola musiman selama puasa dan hari raya Idul Fitri mendorong kenaikan inflasi Kalimantan Selatan pada April 2022 sebesar 1,15 persen. Inflasi ini lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,93 persen,” kata Imam dalam acara bincang bareng media di Banjarmasin, Jumat (20/5/2022) malam.
Inflasi di Kalsel terutama didorong inflasi angkutan udara sejalan dengan peningkatan permintaan pada periode cuti bersama dan mudik Lebaran di tengah kenaikan harga avtur. Selain itu, inflasi juga bersumber dari kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), harga minyak goreng sebagai dampak dari pencabutan harga eceran tertinggi minyak goreng kemasan, serta kenaikan harga bahan bakar rumah tangga dan bahan bakar minyak nonsubsidi sejalan dengan peningkatan harga minyak dan gas dunia.
”Meskipun ada peningkatan permintaan barang dan jasa, kapasitas produksi yang terpasang saat ini masih dapat memenuhi peningkatan permintaan itu sehingga inflasi masih tetap terkendali,” ujar Imam.
Berdasarkan tahun kalender, inflasi Kalsel sampai dengan April 2022 tercatat sebesar 2,69 persen. Bank Indonesia pun tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah pusat maupun daerah. Hal ini guna menjaga inflasi agar berada dalam kisaran sasaran 3,0 plus minus 1 persen pada 2022.
”Untuk itu, kami juga mengimbau seluruh komponen masyarakat agar berbelanja bijak sesuai kebutuhan dan tidak melakukan penumpukan stok barang karena pasokan barang tetap terjaga,” kata Imam.
Menurut Kepala BPS Provinsi Kalsel Yos Rusdiansyah, inflasi Kalsel pada April 2022 terbilang cukup tinggi karena pada saat itu sudah memasuki bulan puasa atau Ramadhan. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya hampir seluruh indeks kelompok pengeluaran secara signifikan.
Komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi di Kalsel, antara lain, angkutan udara, minyak goreng, bensin, bahan bakar rumah tangga, cumi-cumi, mangga, cabai merah, ikan gabus, mobil, dan bayam. ”Peningkatan kenaikan harga-harga ini menunjukkan bahwa perekonomian di Kalsel sudah kembali menggeliat,” katanya.
Ekonom Ahli BI Kalsel Kelompok Perumusan Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah Wilayah dan Provinsi Muslimin Anwar menambahkan, pihaknya terus mencermati berbagai hal terkait inflasi karena memang ada potensi lebih tinggi. ”Namun, kami tetap menjaga dan berupaya agar inflasi tetap berada dalam rentang sasaran 3,0 plus minus 1 persen,” katanya.