Pasar kendaraan listrik di Indonesia dinilai potensial. PT Indika Energy Tbk melakukan ekspansi ke bisnis kendaraan listrik.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Indika Energy Tbk mengumumkan ekspansi bisnis ke sektor usaha kendaraan listrik. Pengembangan bisnis dan ekosistem kendaraan listrik digarap melalui kerja sama usaha dengan beberapa mitra strategis dari dalam dan luar negeri.
Perseroan telah mendirikan anak perusahaan, PT Ilectra Mogor Group (IMG), sebagai perusahaan ventura dan induk usaha bisnis kendaraan listrik roda dua.
Wakil Direktur Utama Indika Energy Azis Armand, dalam paparan publik, Jumat (20/5/2022), di Jakarta, mengemukakan, perseroan tengah melakukan sejumlah langkah diversifikasi bisnis. Diversifikasi bisnis baru, antara lain pengembangan sepeda motor listrik dan ekosistem kendaraan listrik.
Direktur Indika Energy Purbaja Pantja menambahkan, investasi yang disiapkan perseroan tahun ini untuk proyek kendaraan listrik sebesar 12 juta dollar AS. Dana tersebut belum termasuk investasi dari partner strategis. Di antaranya, perjanjian pinjaman senilai 7,5 juta dollar AS dari Alpha JWC Ventures dan Horizons Ventures kepada IMG pada 19 Mei 2022. Pinjaman itu dapat dikonversi menjadi kepemilikan saham oleh Alpha JWC dan Horizon Ventures sebesar 22,4 persen.
Selain itu, Indika tengah menjajaki kerja sama pengembangan ekosistem kendaraan listrik dengan PT Industri Baterai Indonesia (IBC), serta Hon Hai Precision Co.Ltd (Foxconn) dan Gogoro Inc asal Taiwan. Kolaborasi itu diharapkan mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia tumbuh lebih cepat.
”Investasi kendaraan roda dua atau sepeda motor listrik, serta ekosistemnya akan kami bangun mulai tahun ini,” ujar Purbaja.
Ia menambahkan, pihaknya tidak hanya ingin menyediakan sepeda motor listrik, tetapi juga membangun ekosistem kendaraan listrik sebagai solusi mobilitas masyarakat. Melalui basis teknologi, ekosistem yang dibangun juga mencakup layanan pencarian, pembelian hingga penjualan sepeda motor listrik.
”Dengan basis teknologi, kami ingin memberikan sesuatu yang lebih kepada konsumen,” lanjutnya.
Adapun diversifikasi lain yang tengah dikembangkan perseroan, antara lain di bidang perdagangan nikel, melalui akuisisi PT Rockgeo Energi Nusantara pada tahun 2021. Selain itu, pengembangan tambang emas Awakmas melalui penambahan saham Nusantara Resources dari 72 persen menjadi 100 persen, serta akuisisi empat konsesi hutan tanaman industri seluas 170.000 hektar di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah untuk produksi biomass dan potensi perdagangan kredit karbon.
Sementara itu, hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa menyetujui rencana perseroan terkait divestasi saham untuk bisnis batubara. Di antaranya, penjualan 51 persen saham PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk senilai 41,31 juta dollar AS. Ada pula divestasi saham PT Petrosea Tbk sebesar 69,8 persen atau 146,58 juta dollar AS yang diperkirakan selesai akhir Juni 2022.
Purbaja menilai, potensi kendaraan sepeda motor listrik ke depan sangat besar. Produk sepeda motor listrik yang dihasilkan diharapkan memiliki konteks kekinian. Ini juga sejalan dengan pengembangan lini bisnis perusahaan di bidang teknologi.
Kementerian Perindustrian telah menargetkan produksi kendaraan listrik pada 2025 mencapai 1,8 juta unit atau senilai 2,4 miliar dollar AS dan terus meningkat sebanyak 3,2 juta unit pada tahun 2035 atau senilai 4,4 miliar dollar AS.
”Ini tren yang baik sehingga kami ingin mejajaki pasar sepeda motor listrik di Indonesia,” tuturnya.
Direktur Indika Energy Retina Rosabai mengemukakan, Indika Energy menjajaki kerja sama dengan perbankan di dalam dan luar negeri terkait permodalan kendaraan listrik. Selama ini, perseroan mengeluarkan surat utang (bond) dengan pendanaan didominasi oleh perusahaan di luar negeri. Namun, dalam 3-4 tahun terakhir, perseroan juga berhubungan dengan perbankan lokal.
Selama triwulan I-2022, Indika Energy membukukan lonjakan pendapatan 58,2 persen secara tahunan, yakni dari 525,2 juta dollar AS menjadi 830,8 juta dollar AS. Peningkatan itu terutama didorong oleh lini binis batubara dengan kontribusi 88,6 persen terhadap total pendapatan Indika Energy.
”Kenaikan ini terutama didorong oleh kenaikan harga jual batubara,” kata Retina.
Adapun laba usaha pada triwulan I-2022 tercatat 220,7 juta dollar AS atau naik 178,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 79,3 juta dollar AS.