Nilai dan volume transaksi perbankan digital terus meningkat, sejalan dengan makin maraknya digitalisasi.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dalam beberapa tahun terakhir, nilai transaksi perbankan melalui layanan digital tumbuh dengan pesat. Kontribusi layanan digital dalam bisnis perbankan pun makin mendominasi.
Data Bank Indonesia (BI), selama triwulan pertama tahun ini nilai transaksi digital mencapai Rp 11.100 triliun, bertumbuh 34,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan yang pesat itu juga mendorong BI merevisi proyeksi nilai transaksi perbankan digital tahun ini, dari sebelumnya Rp 49.733 triliun menjadi Rp 51.729 triliun.
Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Alexandra Askandar, Rabu (4/5/2022), di Jakarta menjelaskan, layanan perbankan digital telah menjadi salah satu pilihan nasabah dalam bertransaksi sehingga nilainya terus bertumbuh. Nilai transaksi perbankan digital dari aplikasi Livin’ By Mandiri pada triwulan pertama tahun ini mencapai Rp 508 triliun atau bertumbuh 49 persen secara tahunan.
Nilai transaksi itu berasal dari volume transaksi yang mencapai 417 juta kali transaksi atau meningkat 71 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun aplikasi ini telah diunduh sebanyak 12 juta kali sejak diluncurkan Oktober 2021.
Nilai transaksi perbankan digital melalui aplikasi Livin’ by Mandiri ini telah mengalahkan transaksi menggunakan ATM. Sampai dengan triwulan pertama tahun ini, nilai transaksi dari ATM Bank Mandiri mencapai Rp 193 triliun. Nilai transaksi perbankan digital Bank Mandiri telah menyalip transaksi ATM Bank Mandiri sejak triwulan kedua 2020.
Hal serupa juga terjadi pada volume transaksi perbankan digital yang telah mengalahkan volume transaksi dari ATM. Volume transaksi tiga bulan pertama tahun ini dari ATM Bank Mandiri sebesar 253 juta kali.
”Kemudahan teknologi mengakses layanan perbankan cukup dari aplikasi ponsel ini juga membuktikan bahwa perbankan digital Bank Mandiri makin dipilih nasabah,” ujar Alexandra, Rabu (4/5/2022).
Pertumbuhan nilai dan volume transaksi perbankan digital juga dicatat oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Sampai dengan triwulan pertama tahun ini, saluran perbankan digital yang berasal dari aplikasi mobile dan internet telah mencatat nilai transaksi Rp 5.357 triliun atau bertumbuh 25,57 persen secara tahunan.
Adapun volume transaksi perbankan digital dari BCA sampai dengan triwulan pertama tahun ini mencapai 4.503 juta kali, meningkat 48,46 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Porsi saluran perbankan digital, baik secara nilai maupun volume, telah mendominasi dibandingkan transaksi ATM dan cabang. Kontribusi saluran perbankan digital terhadap total nilai transaksi mencapai 58,1 persen, sementara secara volume berkontribusi 89,3 persen dari total volume transaksi BCA.
”BCA juga senantiasa memperkuat ekspansi ekosistem digital dan basis nasabah melalui kolaborasi dengan berbagai mitra strategis,” ujar Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja.
Sementara itu, Direktur Informasi Teknologi dan Operasi PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) YB Hariantono mengatakan, kinerja layanan perbankan digital BNI juga terus bertumbuh. BNI proaktif meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan dalam mendorong dan mengembangkan solusi digital bagi para nasabah.
”Semakin banyaknya fitur dan layanan yang bisa dimanfaatkan nasabah lewat Super App Ecosystem BNI Mobile Banking, membuat layanan ini semakin menjadi favorit para nasabah. BNI Mobile Banking juga menempati peringkat 1 Mobile Banking Application di Google Play Store,” katanya.
YB Hariantono memaparkan, perseroan mencatat jumlah pengguna aplikasi BNI Mobile Banking tersebut sudah mencapai 11,47 juta nasabah pada triwulan pertama 2022, meningkat 34 persen secara tahunan. Jumlah transaksi meningkat signifikan 34,7 persen secara tahunan mencapai 128 juta transaksi dengan nilai transaksi mencapai Rp 175 triliun, tumbuh 26,8 persen secara tahunan.
”Tentunya pencapaian yang sangat baik ini akan terus kami jaga dan tingkatkan. BNI terus memperkuat eksistensi untuk menjadi channel layanan perbankan utama bagi nasabah perbankan Indonesia,” ujar Hariantono.
Bank digital
Selain itu, BNI juga akan mengoperasikan anak usaha bank digital. BNI telah merampungkan akuisisi dengan nilai transaksi Rp 3,5 triliun. Dengan demikian, saat ini BNI memiliki 63,92 persen saham Bank Mayora, sementara sisa sahamnya dimiliki oleh Mayora Inti Utama.
”Menurut rencana, kami akan mengoperasikan anak usaha bank digital yang akan fokus pada segmen kredit UMKM,” ujar Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam paparan kinerja triwulan pertama 2022 BNI pada akhir April lalu.
Ia menjelaskan, menurut rencana, pihaknya akan menggandeng SEA Ltd, sebagai partner mereka dalam pengembangan teknologi. Adapun SEA Ltd dikenal sebagai salah satu pemilik perusahaan e-dagang Shopee.
Royke menjelaskan, kolaborasi BNI dengan grup Mayora yang sudah ahli di sektor barang konsumsi dan SEA Ltd yang sudah ahli dalam bidang teknologi merupakan rencana strategis untuk pengembangan bisnis BNI ke depannya.