Perbankan Antisipasi Peningkatan Kebutuhan Uang Tunai Selama Lebaran
Kebutuhan uang tunai masyarakat cenderung meningkat selama periode lebaran. Perbankan pun mengantisipasi peningkatan kebutuhan uang tunai tersebut.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seiring tingginya mobilitas masyarakat selama musim libur Lebaran, kebutuhan uang tunai diperkirakan bakal meningkat. Untuk itu, menyambut Lebaran tahun ini, perbankan menyiapkan uang tunai yang lebih besar dibandingkan Lebaran selama dua tahun sebelumnya.
Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan, selama periode Lebaran tahun ini, pihaknya menyiapkan uang tunai Rp 58,12 triliun, meningkat 7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
”Hal ini untuk mengantisipasi kenaikan permintaan masyarakat terhadap uang tunai untuk keperluan Lebaran,” ujar Jahja dalam keterangannya, Rabu (27/4/2022).
Ia menambahkan, bagi nasabah yang ingin melakukan transaksi setoran atau tarikan tunai dapat menggunakan 11.568 unit mesin ATM Setor Tarik BCA yang tersebar di berbagai lokasi. Nasabah juga dapat memanfaatkan fasilitas Tarik Tunai Tanpa Kartu yang dapat diakses melalui BCA mobile dan Sakuku.
Selama masa cuti bersama, BCA memberlakukan jadwal libur operasional kantor cabangnya pada 29 April, 1 – 3 Mei, dan 6-8 Mei. Adapun seluruh cabang beroperasi normal mulai 9 Mei.
Persiapan uang tunai untuk kebutuhan masyarakat juga dilakukan oleh Bank Mandiri. Pada periode 7 April-9 Mei, Bank Mandiri menyiapkan kebutuhan uang tunai sekitar Rp 28,28 triliun. Alokasi ini meningkat sekitar 25,6 persen dari periode yang sama pada tahun lalu.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan, langkah ini merupakan antisipasi perseroan terhadap keputusan pemerintah yang telah mengizinkan masyarakat untuk melakukan aktivitas rutin pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri, termasuk perjalanan mudik, dengan tetap mengacu pada protokol kesehatan.
”Kami memperkirakan puncak kebutuhan uang tunai akan terjadi pada dua pekan menjelang Lebaran yang bertepatan dengan periode pembayaran gaji, THR, dan penyediaan kas untuk pengisian ATM selama akhir pekan dan libur lebaran,” kata Rudi.
Guna mendukung penyaluran uang tunai ke masyarakat, dia mengatakan, Bank Mandiri juga akan mengoptimalkan pengisian 13.035 mesin ATM Bank Mandiri yang terhubung dalam jaringan ATM Link, ATM Bersama, serta ATM Prima dan Visa/Plus di seluruh Indonesia mulai pekan depan hingga saat libur Lebaran.
”Persiapan khusus tentu kami lakukan untuk mesin-mesin ATM yang berlokasi strategis seperti di rest area, bandara, stasiun, terminal, pelabuhan, pusat perbelanjaan, hotel, SPBU, dan tempat wisata,” katanya.
Selama libur bersama Lebaran nanti, Bank Mandiri juga akan mengoperasikan sejumlah cabang secara bergilir di seluruh Indonesia untuk melayani setoran delivery order BBM/non-BBM oleh SPBU.
”Pengoperasian cabang-cabang ini merupakan implementasi komitmen kami agar dapat terus melayani kebutuhan nasabah, termasuk pada hari besar keagamaan,” katanya.
Bank Indonesia (BI) menyiapkan kebutuhan uang kartal selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1443 sebesar Rp 175,26 triliun atau naik 13,42 persen dari tahun sebelumnya.
Pemenuhan uang kartal itu tersebar ke seluruh Indonesia. Wilayah Jawa tak termasuk Jabodebek menjadi daerah dengan kebutuhan uang terbesar sebesar Rp 67 triliun atau setara dengan 38 persen dari total uang yang disiapkan. Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) menjadi wilayah kebutuhan terbesar kedua dengan nilai Rp 40,7 triliun atau setara dengan 23 persen dari total kebutuhan.
Kebutuhan uang di Sumatera sebesar Rp 37,8 triliun atau setara dengan 22 persen dari total kebutuhan. Adapun kebutuhan uang di kawasan Sulawesi dan Papua Rp 12,8 triliun atau 7 persen dari total kebutuhan. Begitu pula dengan kebutuhan di Kalimantan yang mencapai Rp 11,9 triliun. Wilayah Bali & Nusa Tenggara mencatat kebutuhan Rp 5 triliun atau 3 persen dari total kebutuhan.
Dalam pemenuhan kebutuhan uang tunai tersebut, BI membagikannya menjadi dua jenis, yakni uang pecahan besar (UPB) dan uang pecahan kecil (UPK). UPB terdiri dari uang pecahan Rp 50.000 dan Rp 100.000, sedangkan UPK terdiri pecahan Rp 1.000 sampai dengan Rp 20.000. Adapun total UPB yang disiapkan adalah Rp 153,02 triliun atau 87,16 persen dari total kebutuhan uang, sedangkan total UPK mencapai Rp 22,24 triliun atau setara dengan 12,84 persen dari total kebutuhan.