BI Siapkan Rp 175,26 Triliun untuk Penuhi Kebutuhan Ramadhan
Seperti rutinitas sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakat akan uang tunai pada Ramadhan dan Lebaran tahun ini. Kali ini BI menyiapkan uang tunai senilai Rp 175,26 triliun.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS- Bank Indonesia menyiapkan uang tunai senilai Rp 175,26 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri tahun ini. Jumlah uang yang disiapkan bertambah 13,42 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya sejalan dengan pemulihan ekonomi yang berlanjut.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlinson Hakim menyatakan, seperti rutinitas tahun-tahun sebelumnya, kebutuhan uang di bulan Ramadhan selalu meningkat dibandingkan bulan-bulan lainnya. Oleh karena itu, BI rutin mengantisipasi kenaikan permintaan itu dengan menyiapkan uang tunai setiap tahun.
Ia menjelaskan, peningkatan jumlah uang tunai yang disiapkan BI sejalan dengan membaiknya daya beli masyarakat. Seiring dengan makin terkendalinya jumlah kasus Covid-19, pemerintah melonggarkan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) serta mendorong mobilitas masyarakat guna menggairahkan kembali aktivitas ekonomi.
“Peningkatan uang yang kami siapkan tersebut didasarkan pada pertimbangan peningkatan indikator ekonomi dan peningkatan aspek mobilitas,” kata Marlison dalam taklimat media bertajuk “Penyampaian Kesiapan Penukaran Uang Rupiah Baru & Sistem Pembayaran Saat Ramadan & Idul Fitri”, Senin (4/4/2022).
Kebutuhan akan uang kartal itu tersebar di seluruh Indonesia. Adapun bila dirinci berdasarkan wilayahnya, Jawa tak termasuk Jabodebek menjadi wilayah dengan kebutuhan uang terbesar, yakni mencapai Rp 67 triliun atau setara dengan 38 persen dari total uang yang disiapkan BI. Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) menjadi wilayah dengan kebutuhan terbesar kedua, yakni dengan nilai Rp 40,7 triliun atau setara 23 persen dari total kebutuhan.
Sementara kebutuhan uang di Sumatera mencapai Rp 37,8 triliun atau setara 22 persen dari total kebutuhan, di Sulawesi dan Papua mencapai Rp 12,8 triliun (7 persen), sementara di Kalimantan mencapai Rp 11,9 triliun. Wilayah Bali dan Nusa Tenggara mencatat kebutuhan Rp 5 triliun atau 3 persen dari total kebutuhan.
Terkait pemenuhan kebutuhan uang tersebut, BI membaginya menjadi dua jenis, yakni Uang Pecahan Besar (UPB) dan Uang Pecahan Kecil (UPK). UPB terdiri dari uang pecahan Rp 50.000 dan Rp 100.000, sementara UPK terdiri pecahan Rp 1.000 sampai dengan Rp 20.000. Adapun total UPB yang disiapkan adalah Rp 153,02 triliun atau 87,16 persen dari total kebutuhan uang, sedangkan total UPK mencapai Rp 22,24 triliun atau setara dengan 12,84 persen dari total kebutuhan.
Marlinson menjelaskan, selain menyiapkan uang tunai, BI bekerja sama dengan perbankan membuka layanan untuk penukaran uang pada 5.013 lokasi penukaran di bank seluruh Indonesia. Adapun lokasi-lokasinya bisa diakses melalui di situs resmi BI.
Setelah dua tahun terkendala pandemi, layanan penukaran uang ini pun diselenggarakan kembali tahun ini. “Layanan ini untuk menjawab kebutuhan uang pecahan di masyarakat. Selain itu juga mencegah warga dari jasa penukaran uang yang ternyata palsu,” ujar Marlinson.
Non-tunai
Selain menyiapkan kebutuhan uang tunai, BI juga menyiapkan infrastruktur pembayaran non-tunai. Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Filianingsih Hendarta mengatakan, seiring perkembangan layanan keuangan digital, pembayaran non-tunai di periode bulan Ramadhan tahun ini diperkirakan meningkat.
“Peningkatan aktivitas masyarakat saat Ramadhan dan Idul Fitri menyebabkan peningkatan aktivitas ekonomi dan pembayaran sehingga membutuhkan peningkatan layanan sistem pembayaran,” ujar Filianingsih.
Nominal pembayaran BI-Real Time Gross Settlement (RTGS) pada bulan Ramadhan tahun ini diperkirakan mencapai Rp 957,7 triliun atau tumbuh dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang Rp 709 triliun. Volume pembayaran BI-RTGS kali ini diperkirakan mencapai 48.018 transaksi atau tumbuh dibandingkan dengan volume pembayaran di periode yang sama tahun lalu yang 42.108 transaksi.
Kenaikan nilai maupun volume transaksi pada periode Ramadhan kali ini juga diprediksi bakal terjadi di berbagai saluran sistem pembayaran BI yang lain, seperti Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Filianingsih mengatakan, masyarakat bisa menggunakan metode pembayaran non-tunai untuk membayar zakat atau memberikan uang hari raya kepada sanak saudara.