H-7 Lebaran, Pergerakan Penumpang di Surakarta Belum Signifikan
Memasuki H-7 Lebaran, pergerakan penumpang untuk moda transportasi umum jarak jauh, seperti bus dan kereta api, belum cukup signifikan di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Namun, peningkatan penumpang mulai terlihat.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Memasuki H-7 Lebaran, pergerakan penumpang untuk moda transportasi umum jarak jauh, seperti bus dan kereta api, belum cukup signifikan di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Namun, peningkatan penumpang mulai terlihat dibandingkan hari-hari biasa. Protokol kesehatan ketat dijamin pengelola terminal dan stasiun menyambut kedatangan pemudik.
Berdasarkan pantauan Kompas, Selasa (26/4/2022), suasana terminal cukup lengang, di Terminal Tirtonadi, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Riuh rendah kedatangan pemudik tak begitu terasa. Bus-bus yang datang lebih banyak dari daerah-daerah terdekat di Surakarta, seperti Yogyakarta, Wonogiri, dan Purwodadi.
”Kebanyakan yang datang masih penumpang lokal. Dalam artian, ini wilayah aglomerasi sehingga seperti Yogyakarta dan Jawa Tengah itu banyak. Paling jauh dari Surabaya, tetapi itu juga penumpang rutin,” kata Kepala Urusan Lalu Lintas Terminal Tirtonadi Surakarta, Sunardi.
Namun, kata Sunardi, peningkatan jumlah penumpang harian telah merangkak naik dibandingkan hari-hari biasanya. Adapun jumlah rata-rata penumpang bisa mencapai 2.000 orang per harinya. Beberapa hari terakhir, catatan kedatangan penumpang untuk angkutan jarak jauh mampu mencatatkan 2.500–2.800 orang per harinya.
Sunardi menyebutkan, geliat kedatangan pemudik dari daerah-daerah rantau, seperti Jakarta dan Bandung, baru akan terjadi mulai 29 April 2022. Alasannya pada tanggal tersebut bakal datang juga pemudik yang mengikuti program mudik gratis dari pemerintah.
Menurut rencana, ada 120 bus dari program tersebut yang akan datang ke terminal itu. Setiap bus diperkirakan memuat 30 penumpang.
”Kedatangan pemudik itu baru terasa mendekati hari-H. Ya, dimulai dari ada yang mudik gratis itu. Kalau puncaknya, kami memperkirakan akan terjadi pada 30 April 2022 dan 1 Mei 2022, sehari sebelum hari raya,” kata Sunardi.
Sunardi belum bisa memastikan berapa nantinya total pemudik yang datang per hari saat puncak arus kedatangan. Namun, pihaknya menduga, jumlah penumpang yang datang bisa mendekati angka yang dicapai sebelum terjadinya pandemi Covid-19. Sebab, sudah dua tahun lamanya, para perantau tidak bisa pulang kampung akibat wabah yang tak terkendali.
Berdasarkan pantauan, protokol kesehatan juga diterapkan secara ketat di terminal. Penumpang yang baru saja datang diminta untuk cuci tangan terlebih dahulu sebelum memasuki gedung terminal. Mereka juga diperiksa kelengkapan surat vaksinasinya. Apabila belum menerima vaksinasi dosis ketiga atau booster, mereka akan diminta mengikuti vaksinasi di puskesmas pembantu yang terdapat di terminal tersebut.
Kedatangan pemudik itu baru terasa mendekati hari-H. Ya, dimulai dari ada yang mudik gratis itu. (Sunardi)
Menurut data dari PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional 6, kedatangan penumpang juga belum begitu banyak dari daerah asal pemudik, seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Dilihat dari data pemesanan tiket, kenaikan jumlah penumpang baru akan terjadi mulai 28 April 2022.
Jumlah kedatangan penumpang diperkirakan mencapai 13.081 orang dari total delapan stasiun di wilayah operasi, yakni Stasiun Wates, Stasiun Yogyakarta, Stasiun Lempuyangan, Stasiun Klaten, Stasiun Purwosari, Stasiun Solo Balapan, Stasiun Jebres, dan Stasiun Sragen.
”Kalau puncaknya, kami perkirakan akan terjadi pada 29 April 2022. Untuk tanggal itu, kedatangan bisa lebih dari 14.000 orang,” kata Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional 6 Supriyanto.
Supriyanto menambahkan, angka puncak kedatangan itu juga terhitung sedikit apabila dibandingkan dengan kedatangan pemudik pada sebelum pandemi Covid-19. Perkiraan jumlah kedatangan saat puncak arus mudik hanya sekitar 60 persen dari catatan puncak arus mudik sebelum pandemi.
”Bahkan, kedatangan penumpang jarak jauh pada akhir pekan ini juga 13.000–14.000 penumpang per hari. Jumlahnya hampir sama dengan puncak arus mudik ini,” katanya.
Supriyanto menjamin penerapan protokol kesehatan dapat berlangsung ketat di setiap stasiun. Semua penumpang akan dicek kelengkapannya sebelum memasuki ruang tunggu kereta. Untuk itu, dipastikannya, tidak akan ada pelanggaran mengenai kelengkapan surat-surat kesehatan yang diperlukan dalam perjalanan kereta api.
Bagi penumpang yang suhunya lebih dari 37 derajat celsius, mereka juga akan diarahkan untuk mengakses layanan kesehatan terdekat dan memperoleh pengembalian tiket.